Promosi Doktor, Soponyono Paparkan Implementasi Sistem Noken Dalam Pemilihan Bupati dan Wabup di Kabupaten Jayawijaya

Jayapura, Teraspapua.com – Program Doktor Ilmu Sosial Pascasarjana Universitas Cenderawasih mempromosikan mahasiswanya dalam Sidang Terbuka (Promosi) Doktor atas nama, Sopoyono yang berlangsung di Hotel Horison Kotaraja, Selasa ( 2/11).

Sidang Terbuka (Promosi) Doktor dipimpin oleh Direktur Program Pascasarjana Universitas Cendrawasih, Prof Dr. Yohanis Rante, MM dengan menghadirkan lima penguji internal. Soponyono lulus terbaik dengan predikat cum laude.

Soponyono memaparkan bidang kajian yang berfokus pada Administrasi Publik, dengan model demokrasi berbasis kearifan lokal yakni studi kasus implementasi sistem noken dalam pemilihan bupati dan wakil bupati di Kabupaten Jayawijaya.

Soponyono dalam keterangan pers mengakui dirinya mengambil disertasi tentang sistem noken karena dari awal dirinya tertarik dengan noken.

“Noken baru pertama kali menjadi pesta elektabilitas dalam pemilihan kepala daerah. Walaupun lama dibicarakan orang tapi secara ilmiah belum ada yang menulis tentang itu,” terang Soponyono.

Mudah-mudahan tulisan saya bermanfaat untuk semua orang tentunya nantinya untuk perbaikan sistem noken dari tahun ke tahun.

Dia juga mengatakan, dari tahun ketahun kalau dari 4 tahun ini kalau evaluasi ada kekurangan sistim noken harus diperbaiki. Agar di tahun depan menjadi satu pesta demokrasi dari rakyat untuk rakyat yang tentu bermanfaat bagi rakyat.

Ditamabhkannya, dari awal saya mengambil S3, kalau dilihat basic keilmuan seharusnya saya tidak tulis judul ini tapi begitu saya masuk saya menganggap ini sangat menarik.

“Sistem noken sangat menarik karena baru pertama ada di Indonesia yaitu di Papua, yang tentu mempunyai nilai filosofi tersendiri. Bukan hanya saja mengikat kotak suara tetapi ada muatan bundanya di dalamnya,” paparnya.

Lanjut dijelaskan Soponyoni, dalam ajang pesta demokrasi kegunaan sistem noken menjadi luar biasa karena kemasannya akan menghasilkan sesuatu yang 4 ata 5 tahun kedepan menentukan arah kebijakan dan pembangunan di kabupaten-kabupaten bahkan di provinsi.

Dia juga mengungkapkan, alasan memilih Kabupaten Jayawijaya sebagai lokus karena merupakan barometer pegunungan Tengah.

“Kiblatnya kalau Jayawijaya kita ambil paling tidak kita teliti baik maka hasil dari tulisan ini bisa diakomodir. Bahkan nanti bisa direplikasi di kabupaten-kabupaten yang homogen dengan Jayawijaya,” ujarnya.

Lebih lanjut Soponyono menegaskan, dalam penulisan ini tentu mengalami kendala karena jarak dimana Pegunungan Jayawijaya ada 40 Distrik lebih.

Yang tentu, memerlukan energi untuk kita bisa melakukan kajian-kajian sambil melihat yang menjadi target sampel dan informan serta reprensi-reprensi agar apa yang kita tulis bisa benar-benar mencerminkan kondisi dilapangan dan kita komitmen dengan teori kita,” tandasnya.

Ditempat yang sama Direktur Program Pascasarjana Universitas Cendrawasih, Prof Dr. Yohanis Rante, SE, M. Si menyebutkan, promosi Doktor oleh Soponyono adalah lulusan terbaik karena masa studinya tidak sampai 3 tahun.

“Itu adalah lulusan tercepat, IPK nya juga 3,88. Itu berarti Soponyono sungguh-sungguh berusaha. Selama kuliah untuk mencapai prestasi yang tertinggi, dan hari ini dia boleh promosi Doktor dan boleh kita yudisium dan wisuda yang direncanakan tanggal 25 November 2021,” ujarnya

Lanjut Yohanis Rante, tadi Soponyono telah diuji oleh tim penguji, baik itu dari Uncen dari Jakarta, pemerintah provinsi dan rektor Usamus Merauke.

“Jadi, untuk menghasilkan lulusan terbaik bukan suatu hal yang mudah. Soponyono sudah melalui ujian sebanyak 8 kali dan hari ini merupakan ujian yang ke-9 yang ini harus betul-betul diuji disertasinya sehingga bisa mencapai gelar Doktor,” jelasnya.

Yohanis Rante juga mengakui, bahwa judul disertasi Soponyono, tentu untuk mengangkat kearifan lokal masyarakat di Jayawijaya yang sudah ada sejak dahulu kala dan dilestarikan oleh masyarakat setempat.

“Noken ini digunakan dalam berbagai hal, untuk kepentingan masyarakat dan juga digunakan untuk pesta-pesta adat dan Demokrasi. Jadi, begitu pentingnya noken dalam budaya masyarakat di Kabupaten Jayawijaya,” tukasnya.

(Let)