Wamena, Teraspapua.com – BKKBN bersama mitra kerja Komisi IX DPR RI gencar mensosialisasikan uapaya pencegahan stunting di Wamena Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Kali ini sosialisasi digelar di Distrik Pisugi Wantury, dengan peserta dari perwakilan masyarakat dari kampung-kampung sekitar pada Kamis (11/5/2023).
Hadir pada kegiatan itu Wakil Ketua komisi IX DPR RI Bapak Charles Honoris yang diwakili Tenaga Ahli Efalina Gultom, Kepala Dinas DPA3KB Provinsi Papua Pegunungan, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi, Kepala Distrik Pisugi.
Sosialisasi ini dilakukan agar penurunan angka stunting senantiasa dapat dicapai sesuai dengan yang ditargetkan dan peserta sosialisasi juga bukan hanya memiliki pemahaman baru terkait stunting,
“Stunting adalah gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi, tentu dalam jangka pendek dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolisme, dan pertumbuhan fisik pada anak,” ujar Efalina Gultom mewakili Charles Honoris.
Sementara, dalam jangka panjang, dampak stunting adalah sebagai berikut: Kesulitan belajar. Penyakit jantung dan pembuluh darah,” lanjut Efalina Gultom.
Dia juga mengharapkan agar masyarakat dapat membantu pemerintah daerah, berkolaborasi untuk menurunkan angka stunting yang menjadi harapan kita bersama.
“Kita terus melakukan pencegahan dengan melakukan pendampingan sebelum menikah, sedang hamil, dan saat bayi lahir hingga menginjak usia 2 tahun.” Papar Efa,
Efa menambahkan, penyebab utama dari stunting adalah kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak. Banyak yang tidak menyadari bahwa tinggi pendeknya anak bisa menjadi tanda adanya masalah gizi kronis,” tandasnya.
Sementara itu Ramlia Salim S.E M.AP dari DPA3KB Provinsi Papua Pegunungan menjelaskan masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) atau dua tahun pertama kehidupan buah hati. Dampak pada masa periode emas akan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang buah hati hingga dewasanya.
Bahkan organ-organ tubuh dan otak membutuhkan asupan gizi yang cukup dan berkualitas, bila janin kurangan gizi dalam kandungan dan berlanjut pada usia selanjutnya maka akan terjadi gangguan pertumbuhan organ -organ tubuh janin.
“Hari pertama kehidupan berkaitan erat dengan pemenuhan gizi di awal kehidupan anak. Pada gilirannya, ini sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang sekaligus berpengaruh terhadap kesehatannya,” kata Ramlia.
Pasalnya lanjut Ramlia, akibat kekurangan gizi ukuran organ lebih kecil, anak lebih pendek, kecerdasan anak terganggu dan saat dewasa akan berisiko mengalami penyakit kronis seperti, jantung, diabetes melitus, hipertensi.
Ditempat yang sama kepala perwakilan BKKBN Papua, Narius Auparai, M.Si. menambahkan, masyarakat lebih berhati-hati dengan makanan yang membahayakan pertumbuhan anak.
Narius menyebutkan, Papua tanah yang kaya dan subur, hasil-hasil kebun, ikan segar tentu kita harus siapkan sebagai makanan tambahan yang tentu bisa memacu proses pertumbuhan anak.
“Masa 1000 HPK sangat penting bagi tumbuh kembang anak dan dapat menentukan perkembangan kecerdasan secara jangka panjang,’ terang Narius.
Dia pun menambahkan, tidak optimalnya perkembangan otak pada masa ini juga akan berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa depan,” pungkasnya
(red)