Wamena, Teraspapua.com – Masalah stunting di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan ada di 40 distrik dan 328 kampung.
Hal ini tentu menjadi tugas Pemerintah dan stakeholder untuk sama-sama bersinergi menurunkan angka stunting dengan megejar periode emas 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak.
Untuk itu BKKBN gandeng mitra kerja Komisi IX DPR RI untuk sama-sama melakukan sosialisasi pencegahan stunting di wilayah itu.
Efalina Gultom selaku Tenaga Ahli Wakil Ketua komisi IX DPR RI Charles Honoris turun langsung untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.
Dalam keterangan Pers Efalina Gultom mengemukakan, Pemerintah Indonesia telah berkomitmen dan bekerja keras mempercepat perbaikan gizi untuk kehidupan anak-anak generasi penerus bangsa.Terutama di Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan.
“Komitmen Pemerintah Indonesia telah dinyatakan melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi, fokus utama adalah pemenuhan kebutuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),” kata Efalina Gultom di Hotel Baliem Pilamo Wamena, Jumat (12/5/2023).
Lanjut Efalina Gultom menyebutkan, upaya pencegahan stunting pada anak menjadi tanggung jawab bersama seluruh lapisan warga masyarakat Jayawijaya.
“Stunting sendiri adalah kondisi gagal tumbuh kembang anak balita akibat kekurangan gizi anak masih dalam kandungan hingga dilahirkan kedunia,” pungkasnya,
Sementara itu kepala perwakilan Bkkbn Provinsi Papua, Narius Auparai, M.Si menyebutkan, masalah stunting bukanlah hal yang sepele karena mengancam kualitas generasi emas Papua Pegunungan.
“1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) sangat penting dalam tumbuh kembang manusia. Sekitar 80% perkembangan otak dan organ tubuh terjadi di masa emas anak,” terangnya.
Menurut dia, kehilangan kesempatan untuk tumbuh optimal di masa ini bisa menyebabkan stunting yang dampaknya berkepanjangan.
Ditempat yang sama Ramlia Salim S.E M.AP selaku narasumber dari DPA3KB Provinsi Papua Pegunungan dalam materinya menjelaskan bahwa 1000 Hari Pertama Kehidupan merupakan periode kritis emas.
“Karena itu sebaiknya ibu mempersiapkan kualitas ASI sejak masa kehamilan. Ini bisa dilakukan dengan mencukupi asupan gizi harian demi kualitas ASI terbaik setelah anak lahir,” kata Ramlia.
Lanjut sambung Ramlia, makanan yang baik, menciptakan situasi yang baik, dan menjaga anak tetap berada di lingkungan yang baik adalah faktor penting.
“Dalam 1000 hari pertama kehidupan anak. Inilah awal tumbuh kembangnya yang kemudian akan berdampak terhadap kecerdasan dan kesehatannya pada masa mendatang,” pungkasnya.
(red)