Sarmi, Teraspapua.com – Badan Pengurus Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) di Tanah Papua menggelar Forum Group Diskusi, dengan topik “Problematika Dan Babak Baru Pengembangan YPK di Kabupaten Sarmi dan Mamberamo Raya (Mambra).
FGD yang digelar pada Senin (21/08/2023) itu melibatkan peserta yang terdiri dari guru TK, SD, SMP, SMA dan SMK YPK yang ada di wilayah Kabupaten Sarmi dan Mamberamo Raya di aula BPKAD Pemkab Sarmi.
Penjabat (Pj) Bupati Kabupaten Sarmi Markus Mansnembra melalui Sekertaris Daerah (Sekda) setempat, Agus Festus Moar yang turut dihadiri sejumlah kepala OPD Pemkab Sarmi.
Dalam sambutan Sekda Sarmi Agus Festus Moar menegaskan, untuk yayasan harus kita bekerja, karena ladang ini Tuhan tuntut agar ini harus dikerjakan.
“Kita bicara Yayasan Pendidikan Kristen yang ada di Kabupaten Sarmi, tentu tidak di anak tirikan oleh Pemerintah. Artinya, pemerintah sudah banyak memberikan bantuan program kepada Yayasan Pendidikan Kristen tanpa memandang ini sekolah negeri ataupun swasta,” kata Agus.
Menurut Agus, setiap program yang dibuat oleh pemerintah Kabupaten Sarmi, tidak pernah di anak tirikan. Semua dirangkum menjadi satu untuk kepentingan pendidikan.
Agus menyebutkan, Pemerintah Kabupaten Sarmi, Pak Bupati sangat peduli dengan semua Yayasan Pendidikan, termasuk YPK. Hal ini dikarenakan pendidikan dibangun untuk bekerjasama dengan Pemerintah guna membangun sumber daya manusia orang Sarmi.
“Jadi semua fasilitas disipakan pemerintah untuk anak-anak yang menuntut ilmu di Kabupaten Sarmi. Mulai dari tingkat kecil (TK, SD, SMP) sampai ke SMA/SMK,” terangnya.
Untuk itu pada momen FGD ini, Agus menitipkan beberapa cacatan untuk menjadi bahan untuk dibahas, karena ke depan YPK msu dibawah ke mana hari ini kita tentukan.
“Kita semua adalah anak-anak Tuhan yang hadir di sini, Yayasan Pendidikan Kristen mau dibawa ke mana, ke masa depan yang seperti, apa semuanya harus didiskusikan hari ini,” pintanya.
Untuk itu lewat forum diskusi ini kita akan berbicara banyak terkait masalah YPK di Tanah Papua, terutama di Kabupaten Sarmi. Untuk itu PSW di Kabupaten Sarmi harus dibenahi,” tandasnya.
Lanjut Agus minta aset-aset yang diberikan pemerintah kepada sekolah-sekolah YPK agar harus dicatat, dan kami akan dorong lewat dinas pendidikan supaya segera ada penyerahan aset kepada YPK.
Kembali ditegaskan, jika mau babak baru pengembangan Yayasan Pendidikan Kristen maka harus ada rekomendasi yang lahir dari FGD, ini dan jika rekomendasi lahir kami pemerintah akan melihat, apa yang dibutukan Yayasan,” jelasnya.
Sementrara itu Ketua YPK di tanah Papua Joni Y. Betaubun menegaskan, kehadiran YPK di tanah Papua, tentu banyak lika liku yang dihadapi, namun BP YPK yang mengurus sekolah di tanah Papua kita berusaha dan memulai bangkit dan bergerak.
“Tentu kita memulai dari keluarga YPK di tanah Papua, mulai dari bapak, mama dan anak-anak GKI di tanah Papua. YPK hadir di tanah Papua untuk bebaskan manusia dari ketertinggalan,” cetusnya.
Joni merincikan, BP YPK di Tanah Papua mengelola 856 satuan pendidikan dari tingkat TK hingga SMA/ SMK. Bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat undang-undang Dasar 1945, tapi juga pelayanan dasar dari GKI di bidang pendidikan.
“Kita harus bangkit dan memulai, seraya mengingatkan kepada para kepala sekolah dan dewan guru yang mengabdi di sekolah YPK untuk tidak usah cemas, ketika ditempatkan, karena itu Tuhan pakai dan merupakan panggilan pelayanan pendidikan di sekolah YPK,” papar Betaubun.
Tetap ditambahkan Betaubun, Tuhan pakai kita untuk melayani dan tidak usah khawatir. Ini panggilan pelayanan yang harus kita lakukan, tinggalkan keegoisan kita. Kita mau mendengar orang lain dan merendahkan diri untuk dipakai oleh Tuhan dan mau menerima orang lain.
Untuk itu Betaubun juga mengajak para dewan guru untuk bekerja keras, mengatasi berbagai tantangan untuk mengembalikan kejayaan YPK di tanah Papua untuk mampu bersaing secara nasional maupun internasional,” tukasnya.
Sementara Anggota BP YPK Wilayah Sarmi Mamberamo Raya Ottouw G. Samoa juga menyebutkan, bicara tentang YPK kita berbicara tentang identitas diri kita sebagai orang Papua.
Disebutkan, YPK ini merubah tatanan kehidupan kita dan YPK tidak terlepas dari semua prospek pembangunan yang ada di tanah Papua lebih khusus di Kabupaten Sarmi.
“Hari ini YPK menciptakan sumber daya manusia yang begitu banyak, yang ada di tanah Papua, tetapi hari ini YPK menjadi bagian yang terbelakang yang tidak bisa dipecahkan, susah untuk dilihat dan tidak bisa untuk diangkat padahal dia menciptakan sumber daya yang begitu besar ditanah Papua,”papar Ottouw G. Samoa.
Lanjut ditegaskan Samoa, semua ini kembali kepada kita. Apa yang harus kita buat dan kita lakukan, hari YPK bagian yang terkikis, terkena abrasi yang begitu besar di dalam tatanan pendidikan YPK di tanah Papua.
Disebutkan, hal Ini menjadi sebuah pergumulan dan pertanyaan dalam setiap Insan alumni yang merasa peduli terhadap YPK di tanah Papua.
“YPK merupakan sekolah peradaban bagi kita dan hari ini juga yang meletakkan dasar peradaban kita dan hari ini kita renungkan, berpikir apa yang harus kita lakukan,” ujarnya.
Untuk BP YPK di tanah Papua menjadikan FGD ini sebagai master plan untuk melihat semua persoalan-persoalan yang ada di sekolah-sekolah YPK. Tentu Membutuhkan kerjasama, pergumulan bersama untuk sama-sama melihat YPK ke depan agar kembali bangkit, “ pungkasnya.
(Har)