Jayapura,Teraspapua.com – Organisasi Perusahaan Alat-Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) Provinsi Papua perdana menggelar pelatihan cara distribusi alat kesehatan yang baik (CDAKB) bagi penanggung jawab teknis (PJT) distributor alat kesehatan di Jayapura, Kamis (9/11/2023).
Kegiatan ini dibuka oleh Kadis Kesehatan Papua yang diwakili oleh Kepala Balai Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Papua Dra. Selly Ajawaila, Apt, Ketua Umum Gakeslab Papua, Denny H. Bonai, ST.dan Elsy Palemi Ketua tim kerja pengawasan dan sertifikasi sarana distribusi Kementrian Kesehatan (Kemenkes) di Hotel Horison Ultima Entrop, Distrik Jayapura Selatan.
“Hari ini kita Gakeslab Papua bekerjasama dengan Gakeslab Indonesia dan Kementerian Kesehatan melakukan pelatihan CDAKB,” kata Ketua Gakeslab Provinsi Papua, Denny H. Bonai, ST kepada Teraspapua.com disela-sela kegiatan pelatihan.
Pelatihan ini kata Denny, dikhususkan kepada penanggung jawab teknis atau PJT Perusahaan. Setelah mereka lulus dan mendapatkan sertifikat agar bisa melapor ke perusahaan masing-masing sebagai salah satu syarat untuk CDAKB.
Denny menambahkan, kegiatan ini menjadi agenda nasional Gakeslab Indonesia sementara untuk Papua kegiatan ini baru pertama kali digelar. Dan pelatihan ini akan menjadi kegiatan rutin Gakeslab Papua setiap tahun.
“Pelatihan ini diikuti oleh peserta dari seluruh tanah Papua. Jadi, sekitar 30 peserta dari perusahaan-perusahaan pengadaan alat kesehatan di seluruh Papua,” terangnya.
Ditambahkan, kegiatan ini juga bertujuan agar PJT-PJT di masing-masing perusahaan pengadaan alat kesehatan wajib mempunyai sertifikasi CDAKB.
Jadi, perusahaan-perusahaan di sini PJTnya rata-rata belum mempunyai CDAKB. Sehingga melalui masukan dari teman-teman si daerah, akhirnya pelatihan ini kita laksanakan,” imbuhnya.
Smentara Kepala Balai Labkesda Papua Selly Ajawaila mengatakan, pelatihan bagi petugas distribusi mengenai cara penanganan yang tepat adalah langkah penting. Karena alat kesehatan seringkali bersifat sensitif dan memerlukan penanganan yang benar agar tetap berfungsi baik.
Dijelaskan Ajawaila, ini untuk mencegah kerusakan dan memastikan alkes dalam kondisi yang baik saat tiba di tempat tujuan. Selain itu, tempat penyimpanan yang sesuai dengan persyaratan alkes juga harus diperhatikan agar terhindar dari kerusakan dan kontaminasi.
“Papua yang memiliki luasam daerah dan geografis yang unik, membutuhkan keseriusan dalam penanganan distribusi Alkes. Untuk itu, pihaknya mengapresiasi Gakeslab Papua yang sudah menggelar pelatihan ini,” ujar Selly Ajawaila.
Menurut Selly Ajawaila, pelatihan ini akan sangat membantu mencapai tujuan distribusi alkes yang baik. Hal ini tentu berdampak positif bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan,” tandasnya.
Ditempat yang sama, Elsy Palemi Ketua tim kerja pengawasan dan sertifikasi sarana distribusi (Kemenkes) mengharapkan PJT bisa menjadi tenaga yang profesional. Kapasitas PJT ditingkatkan agar mereka menjadi motor penggerak di perusahaannya agar mampu memahami regulasi.
“Misalnya menangkal alkes palsu atau ilegal masuk ke wilayah Papua. Mereka harus aware terhadap regulasi yang berlaku saat ini apa,” katanya.
Lanjut Elsy, pihaknya ingin PJT membantu manajemen untuk taat aturan yg berlaku dan melakukan pekerjaan sesuai standar. Sebab semua standar harus diterapkan mulai pembelian, penerimaan, penyimpanan sampai pemusnahan.
“Alkes ini tidak seperti komoditi yang lain, bahkan pemusnahannya harus tercatat dan disaksikan dinkes. Ini bagian dari pengawasan juga,” pungkasnya.
(Vhian/Har)