7 Tahun Pembangunan Akhirnya Gereja GIDI Jemaat Anugrah Sentani di Resmikan

Jayapura,Teraspapua.com – Setiap kali membangun rumah Tuhan, memang yang jarang terjadi selesai dalam 1 tahun dan gereja ini hampir 7 tahun dibangun, bahkan ada yang putus ditengah jalan. Dan akhirnya pada hari ini Gereja GIDI, Jemaat Anugerah Sentani di resmikan.

Demikian disampaikan Pj Sekda Papua Derek Hegemur, dalam membacakan sambutan Pj Gubernur Papua Dr M Ridwan Rumasukun, Sabtu (25/11/2023).

“Itu mengindikasikan cara Tuhan memberikan kita tantangan, apakah kita mampu untuk melanjutkan pekerjaan ini dan cara Tuhan untuk menyeleksi, sekaligus cara Tuhan memberikan penguatan. Dan Jemaat Anugrah membuktikan kepada kita semua, 7 tahun perjalanan membangun gereja ini, hingga diresmikan dengan suka cita,” katanya.

Dikatakan, dalam sejarah perkembangan pembangunan di Papua, tidak ada cerita pemerintah berjalan sendiri dan sejarah telah membuktikan bahwa gereja selalu berdiri di depan dan pemerintah mengikutinya.

“Tanah ini dibangun diatas gereja, diatas nama Tuhan dan diatas Injil dibangun disini. Oleh karena itu, pemerintah memberikan apresiasi yang tinggi kepada semua gereja yang tumbuh dan berkembang dan pemerintah terus mendukung untuk memperkuat iman supaya kita benar benar memiliki kekuatan kepekaan dan dimasa masa sulit seperti ini kita harus memiliki kepekaan dan membangun kebersamaan untuk bersama sama melihat masa depan yang lebih baik dalam tuntutan tangan Tuhan,” ujarnya.

Dengan peresmian Gereja GIDI Jemaat Anugrah ini, ia berharap akan memperkokoh semangat kebersamaan dan memberi nuansa baru dalam menumbuhkan tekad memotivasi menumbuhkan iman jemaat dan senantiasa bersyukur dan mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah.

“Semoga umat dan iman kita megah, semegah gedung gereja ini. Kita tumbuh bersama menjadi kekuatan baru dalam pembangunan di Papua,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Pembangunan, Yunus Wonda mengatakan atas nama Panitia dan Jemaat GIDI Anugrah mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya pertama kepada Pemprov Papua, yang memberikan perhatian intens kepada kami untuk membantu pembangunan gereja ini.

“Begitu pula kader-kader gereja Bapak Lukas Enembe dan kader-kader gereja lainnya yang memberikan perhatian kepada pembangunan gereja ini. Gereja ini diberikan nama Anugrah oleh para orang tua dulu, kami merasakan bahwa hari ini apa yang semua kami lakukan sehingga pembangunan gereja bisa jadi hari ini,” kata Yunus Wonda.

Menurutnya, karena Anugrah Tuhan pembangunan gereja ini bisa selesai. Ini menghabiskan anggaran Rp 21 miliar 500 juta dengan jangka waktu pembangunan tujuh tahun.

“Saya panitia yang keempat yang diberikan tanggung jawab oleh Jemaat untuk menyelesaikan pembangunan gereja. Kami berharap bahwa gedung okelah, mewah, luar biasa tapi bagaimana kapasitas gereja untuk 4.500 orang itu bisa penuh. 4.500 itu kan butuh kerja keras yang besar oleh gembala, wakil gembala dan jemaat di sini bagaimana agar gedung bisa penuh jemaat,” ucapnya.

Yunus mengaku tidak tahu mengapa ketua Panitia sebelumnya, Alm Sandius Wonda berpikir gereja itu harus besar.

“Mungkin 20 atau 30 tahun ke depan kita tidak tahu. Dengan pesatnya pembangunan daerah itu. Pembangunan wilayah di sini. Mungkin akan terjadi mujizat dan kita berharap ke depan bisa menjadi gereja Utama,” ucapnya.

Ia menjelaskan, hanya ada dua Gereja GIDI pertama di Kabupaten dan Kota Jayapura yakni, Gereja GIDI Anugrah dan Gereja Imanuel.

“Dulu Gereja Kingmi dan Gereja Baptis sebelum pecah jadi Gereja GIDI itu kami ibadahnya semua satu tempat di Pos 7 tahun 1980 setelah itu Gereja mulai pecah, organisasi. Baptis keluar, bikin sendiri. GIDI keluar bikin sendiri Kemah Injil juga keluar,” katanya.

Menurutnya, setelah pecah pihaknya terbagi menjadi dua wilayah. Wilayah Yamo itu langsung ke sini (Anugrah) . Wilayah Tolikara dan Bogo itu langsung di Imanuel.

“Jadi dua Gereja itu adalah Gereja pertama GIDI di Kabupaten Jayapura, Provinsi Induk setelah itu muncul beberapa Gereja setelah itu hari ini jumlahnya makin besar,” imbuh Wonda.

Yunus mengatakan, jadi tantangan terbesar hari ini kepada Gembala dan wakil Gembala bagaimana bisa menghadirkan umat sebanyak-banyaknya. Ini kapasitas Gereja 4.500, sayang kalau hanya jumlah jemaat yang ada hari ini setengah nya pun gak ada.

Selain itu, mungkin bangku pun tidak akan pernah ada orang, sehingga ini menjadi tanggung jawab yang besar. Tantangan terbesar. Pembangunan itu kapanpun pasti akan jadi tapi membangun untuk menghadirkan umat itu yang menjadi tantangan besar.

“Saya diangkat sebagai Ketua Panitia Pembangunan pada 2020 menggantikan Alm. Pak Sandius Wonda. Bantuan Pemprov tahap pertama Rp 7 miliar, tahap kedua Rp 5 miliar dan sekaligus dengan bantuan kegiatan ini. Jadi kita hitung semua itu sekitar Rp 13 miliar,” tandas Yunus Wonda.

Peresmian dihadiri sejumlah tokoh gereja GIDI dari berbagai klasis, Pj sekda Papua dan sejumlah pimpinan OPD, perwakilan Pemkab Jayapura, sejumlah anggota DPR Papua, DPRD Kabupaten Puncak Jaya, DPRD Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura serta tamu undangan lainnya.