OPINI  

Benhur Tomi Mano Sosok “Sigma Male” cocok Pimpin Papua

Oleh Imam Alfian Kadir (Akademisi/Aktivis Muda Muhammadiyah)

calon gubernur Papua, Benhur Tomi Mano (foto Harley/Teraspapua)

Jayapura, Teraspapua.com – Perhelatan Pilkada Papua pada 2024 kali ini, diikuti oleh sejumlah nama – nama besar, juga tokoh kharismatik papua, diantaranya yang banyak menyita perhatian masyarakat kali ini ialah calon gubernur Dr. Drs. Benhur Tomi Mano, MM seorang birokrat ulung yang meraih gelar Doktor dari Universitas Brawijaya.

BTM sapaan akrab masyarakat ini pernah menjabat selama dua periode sebagai walikota Jayapura. Dengan sejumlah capaian dan Prestasi, beberapa diantaranya ialah dibidang Infrastruktur, beliau menginisiasi dibangunnya jembatan merah ( Hamadi Holtekamp) yang kini menjadi ikon kota Jayapura.

Pembangunan ini dimaksudkan untuk mempercepat dan memudahkan aksesibilitas bagi masyarakat yang tinggal diwilayah perbatasan, distrik Muara Tami secara keseluruhan, sekaligus juga penghubung dengan kabupaten Keerom.

Selain itu, pembangunan infrastruktur dasar seperti kesehatan, pendidikan, maksimalisasi pelayanan publik dan pusat-pusat ekonomi baru, serta berbagai sarana penunjang lainnya tak luput dari perhatian beliau ketika menjabat sebagai walikota.

Kesemuanya itu kemudian menjadi selaras dengan berbagai penghargaan yang diraih dari pemerintah pusat dengan beberapa kali medapatkan Opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK RI, 7 kali berturut – turut. penghargaan Adipura, penghargaan di berbagai pelayanan publik, dan yang terkahir dalam jabatan beliau yakni “Harmoni Award” pada 2022 silam.

Tentu penghargaan ini diperoleh melalui pelayanan yang bekualitas yang dipacu oleh kerakter kepemimpinan yang kuat, sehingga memberi pengaruh terhadap budaya organisasi perangkat daerah serta masyarakat menuju kemajuan, serta tentu komunikasi dan kolaborasi yang canggih dari seluruh dinas dan perangkat pemerintahan lainnya.

Sulit dipungkiri bahwa calon gubernur ini mampu memberi teladan yang baik dalam kepemimpinan serta membawa suasana kerja yang mendukung optimalisasi.

Pak BTM jika berkaca dari pola komunikasi dan karakter kepemimpinannya selama dua periode silam, dapat disebut memiliki karakter “Sigma Male”.

Sigma male dicirikan sebagai orang yang sangat mandiri dan orisinal. Ia juga cenderung dengan tidak terlalu memperhatikan persepsi masyarakat tentangnya. sigma male artinya laki-laki yang memilih untuk menjalani hidupnya di luar hierarki sosial normal masyarakat.

Padahal proses menuju kepemimpinan daerah merupakan proses politik, umumnya pasti banyak intervensi dari partai politik dalam pemerintahan yang berjalan, namun kenyataanya beliau “Full Power” serta “Full Performance” dalam setiap kebijakan yang diambil, keluar dari pakem kelompok, namun tentu tetap merangkul seluruh pihak yang berkepentingan termasuk partai politik. Dalam hal ini dapat di katakan beliau politisi yang canggih.

Mungkin karna memang BTM hidup dalam nuasa multikultural, sebab waktu SMP Tomi Mano merupakan murid teladan dan berprestasi di SMP Muhammadiyah Yapis Abepura, yang saat ini menjadi SMP Muhammadiyah Jayapura.

Kemudian Melanjutkan Ke SMA Negeri 1, dan kemudian studi ke IPDN. Riwayat Pendidikan yang beragam membentuk konsepsi dan pola pikir BTM menjadi Tokoh hebat yang pernah dilahirkan dari kampung tobati, port numbay.

Dalam dinamika kepemimpinan kontemporer, munculnya konsep “Sigma male” telah menjadi fenomena yang menarik perhatian dalam diskursus kepemimpinan organisasi. Berbeda dengan paradigma kepemimpinan tradisional yang sering dikaitkan dengan model Alpha atau Beta, konsep Sigma male menawarkan perspektif unik yang menggabungkan kemandirian, independensi pemikiran, dan pendekatan non-konvensional dalam memimpin.

Sigma male, yang sering digambarkan sebagai pribadi yang memilih jalur sendiri di luar hierarki sosial konvensional, membawa pendekatan kepemimpinan yang menekankan pada otonomi, inovasi, dan kemampuan untuk beroperasi di luar ekspektasi tradisional.

Dalam konteks organisasi kontemporer, pengaruh gaya kepemimpinan Sigma male dapat diamati melalui berbagai manifestasi, mulai dari pengambilan keputusan yang tidak konvensional hingga pendekatan problem-solving yang inovatif. Karakteristik ini membawa dampak signifikan terhadap dinamika tim, budaya organisasi, dan efektivitas pencapaian tujuan.

Beberapa pemimpin yang memiliki kecenderungan sigma male diantaranya para pemimpin revolusioner seperti Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno, Pemimpin Revolusi Afrika Selatan Nelson Mandela, dan Lee Kwan Yew di Singapore, tentu kepemimpinan mereka tidak diragukan.

Dengan memiliki otoritas penuh terhadap kepemimpinannya, dengan kebijaksanaan dan tolerasi yang tinggi namun tetap tidak terpengaruh dengan berbagai terpaan dari luar, pemimpin sigma male betul – betul otonom dengan sikap kepemimpinannya.

Dan menyandingkan Benhur Tomi Mano dengan pemimpin – pemimpin besar tersebut tentu tidak berlebihan, sebab apa yang telah ditorehkan dan yang telah diabdikan selama walikota adalah keaslian watak dan persona pribadinya yang sedikit bicara namun menciptakan keajaiban kemajuan di kota jayapura lewat tangan dinginnya.

Kharisma seorang pemimpin tentu akan mempengaruhi kebijakan yang diambil dalam sebuah kepemimpinan daerah, khususnya di Papua dengan latar heterogenitas, dan kompleksitas dalam berbagai persoalan sosial, serta PR pembangunan Infrastruktur yang harus di genjot pasca DOB, maka dibutuhkan seorang pemimpin berkepribadian “Sigma”.

Pasca DOB banyak persoalam baru yang harus jawab oleh pemimpin papua yang akan datang, terutama persoalan ekonomi baik secara makro maupun Mikro, dengan kebijakan pemberdayaan yang tepat guna, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, Innovasi dan Digitalisasi, serta sumber daya manusia yang harus terus dipersiapkan.

Sehingga vision pembangunan kedepan akan dapat dipadang sebagai sebuah hal yang realistis dan memiliki kepastian. Gambaran masa depan papua tentu dapat kita terawang lewat karakter pemimpin yang berintegritas dan dapat dipertanggung jawabkan setiap omonganya.

Terlihat dari visi misi beliau yakni “terwujudnya Provinsi Papua yang maju, mandiri dan berbudaya”. Serta pemaparan program beliau yang terukur dan realistis. Tentu ini bukan pesan kosong yang keluar dari mulut seorang Doktor Ekonomi dan Bisnis, seorang “sigma male” bukan seorang pemimpi, mereka adalah perwujudan dari segala mimpi – mimpi.