Jayapura,Teraspapua.com – Polda Papua diback-up TNI terus melakukan upaya tindakan tegas terhadap Kelompok Kriminal Bersentaja (KKB) yang mengganggu stabilitas keamanan negara.
Pasca serangkaian penembakan dilakukan KKB yang terjadi di Kantor Office Building Kuala Kencana Kabupaten Mimika mengakibatkan 1 WNA meninggal dunia dan dua WNI mengalami luka.
Kapolda Papua, Irjen Pol. Paulus Waterpauw, mengatakan saat ini termonitor KKB wilayah Timika sedang konsolidasi mencari logistik bahan pangan dan amunisi.
“Jadi, kita monitor KKB mereka sudah bakar batu yang menandakan siap berjuang habis – habisan melawan NKRI,” ungkapnya di Mapolda Papua, Selasa (5/5/2020).
Menurut Kapolda, kekuatan pasukan TNI – Polri di Timika tetap masih cukup signifikan dan juga beberapa kali bagi tugas untuk melakukan langkah – langkah tindakan tegas terhadap kelompok ini.
“Prinsipnya kami tidak biarkan mereka (KKB) melakukan aksi mengganggu keamanan begitu saja. Jika ada aksi maka ada upaya yang signifikan dari kita untuk lakukan penindakan,” tegasnya.
Dikatakan, TNI – Polri merupakan alat negara yang siap membela negara dari gangguan keamanan KKB di wilayah Papua.
“Kita ini adalah alat negara dan negara tidak boleh lemah dengan kepentingan satu atau dua pihak. Jadi, aparat keamanan TNI – Polri akan melakukan upaya sedemikian rupa untuk melakukan upaya penegakan hukum di negara ini,” cetusnya.
Untuk pengembangan tersangka IS yang diduga ikut serta dan merancang atau menjadi aktor dibalik kejadian pada 30 Maret 2020 lalu , berujung tewasnya WNA atas nama Graeme Thomas Weal, warga negara New Zeland dan 2 WNI terluka itu telah ditangkap dan saat ini sedang di proses.
“Kita cukup terkejut, nampaknya dia bukan orang yang biasa, dia merupakan pengatur beberapa kejadian yang ada di Timika, termasuk diduga juga melakukan penembakan yang terjadi di Kabupaten Mimika,” jelas Kapolda.
Dikatakan, penyidik sedang menggali terus, mudah-mudahan akan terkuak semua dengan pihak-pihak yang melatar belakangi mereka ini.
“ Statusnya adalah mereka sebagai sekuriti tapi aktivitasnya itu diluar dari itu, yang jauh bersinergi dengan kelompok-kelompok ini,” jelasnya.
Dari hasil penyidikan, pelaku yang jadi sekuriti di PT.Freeport Indonesia mengaku sudah lama bergabungan dengan KKB di wilayah Timika.
“Jadi sejak2004 menjadi karyawan di PT. Freeport dan pada tahun 2009 dia bergabung bersama kelompok ini kemudian pada tahun 2014 dilantik menjadi koordinator,” pungkasnya.
(Novi).