Invstigasi Penembakan di Intan Jaya, Pansus Kemanusian Paparkan Hasilnya

Jayapura,Teraspapua.com – Panitia Khusus (Pansus) Kemanusiaan DPR Papua memaparkan hasil investigasi mereka terkait, kasus penembakan Pendeta Yeremias Zanambani di Intan Jaya beberapa waktu lalu.

Wakil Ketua Pansus DPR Papua, Namantus Gwijangge mengatakan Pansus Kemanusiaan dibentuk Februari lalu karena masalah di Nduga dan Intan Jaya memanas. Semua fraksi di DPRP sepakat pembentukan Pansus karena masalah kemanusiaan hari ini harus dikawal.

“Fokus kami pada kemanusiaan dan warga sipil di Papua bagaimana kami memberikan jaminan hukum kepada mereka, dan memberikan mereka jaminan,” ungkap Namantus dalam keterangan persnya, Jumat (09/10/2020).

Dikatakan Namantus, pihaknya terus bekerja dalam setiap masalah dan turun melakukan investigasi dalam kasus penembakan Pdt Yeremias di Intan Jaya.

Sementara itu, Ketua Pansus Kemanusiaan, Feriana Wakerwa mengatakan pihaknya ke Intan Jaya pada 5 Oktober lalu dan melihat sendiri situasi di sana.

Menurutnya, situasi di Intan Jaya memang tak aman bagi masyatakat di sana. Pemerintahan dan perekonomian terganggu. Banyak rumah yang sepirti tidak dihuni. Mobilitas masyarakat pun tidak seperti biasanya.

“Situasi di sana tidak seperti sebelumnya. Aktivitas pendidikan juga terganggung. Beberapa siswa yang kami temui menyatakan tidak ke sekolah karena tak ada aktivitas,” jelas Feriana.

Di Hitadipa, kanjut Kata Feriana lokasi penembakan pendeta, pihaknya juga bertemu istri almarhum dan masyarakat.
Masyarakat di wilayah itu mengungsi, karena khawatir.

Warga beranggapan jika pendeta yang selama ini menjadi pagar mereka telah roboh, apalagi mereka yang hanya warga biasa beber Feriana.

Disaat yang sama, anggota Pansus Kemanusiaan, Deky Nawipa mengatakan pihaknya melakukan investigasi atas nama Pemprov Papua dan negara. Saat investigasi Pansus mengumpulkan berbagai informasi dari bupati, Dandim, Kapolres, tokoh agama, tokoh masyarakat dan warga yang menjadi saksi.

Pihaknya pun merekomendasikan beberapa hal kepada Pemda Intan Jaya. Rekomendasi itu di antaranya, selama kondisi Intan Jaya belum kondusif, jangan ada penambahan pasukan ke sana. Kalau dipaksakan rakyat tidak akan terima meski niat baik negara adalah melakukan pengamanan.

Rekomendasi lainnya, selama masalah Otsus belum selesai jangan ada penambahan pasukan dulu, dan pelaku mesti diungkap karena pihak korban dan saksi telah menyebutkan siapa pelaku terangnya.

Anggota Pansus lainnya, Paskalis Letsoin harap kasus ini berporses dan tembak menembak dihentikan.

Mesti ada langkah tepat menangani masalah ini. Agar tak ada lagi ketakutan dan Intan Jaya tak jadi kota mati pungkasnya.

(Matu)