Jayapura,Teraspapua.com – Sekretaris Komisi I DPR Papua, Feryana Wakerkwa mengatakan rektor Uncen mestinya berperan sebagai orang tua mahasiswa. Bukan menyuruh aparat keamanan menghadang demo mahasiswa seperti dalam video yang beredar.
Ia mengatakan, secara pribadi dan lembaga sangat menyesal kalau memang ada keterlibatan pihak Uncen membungkan demokrasi yang ada.
“Hak adik-adik mahasiswa ini menyampaikan pendapat. Mestinya rektor berperan sebagai ortu yang bisa mengayomi dan melindungi adik adik ini karena mereka ada di lembaga itu seperti anak dan beliau sebagai bapa,” kata Feryana, Kamis (29/10/2020).
Menurutnya, kalau perlu ketika ada aparat yang menghadang beliau maju di depan sebagai tameng mahasiswa. Dengan begitu mahasiswa merasa bangga dan ada rasa memiliki.
“Selama ini adik-adik ini merasa seperti anak ayam yang kehilangan induknya untuk melindungi mereka. Kami harap kalau memang tidak terlibat katakan tidak, itu saja,” ucapnya.
Sementara anggota DPR Papua lainnya, Alfred Anouw mengatakan, secara logika bisa dilihat rektor dalam pernyataannya di media online mengatakan demo penolakan Otsus. Tapi yang ditolak mahasiswa adalah kajian Uncen. Mereka minta itu dikembalikan ke Uncen.
“Sehingga kami nilai rektor ini tidak tahu persoalan persis. Ini bisa dilihat dari sisi klarifikasinya. Kami lihat rektor, dosen dan mahsiswa ini komunikasi kembali karena sejak dulu kami lihat komunikasi mahasiswa dengan rektor tidak bagus,” kata Alfred.
Ia meminta rektor tidak justru keluarkan pernyataan seakan pihak DPR Papua tidak paham situasi di lapangan. Seakan tidak tahu apa apa.
“Kami turun ke lapangan dan bicara dengan para demonstran. Kami bicara atas nama lembaga DPRP. Kami bukan menyebarkan berita bohong. Jadi kami minta rektor segera untuk selesaikan persoalan internalnya,” ucapnya.
Ia juga mengkritik mengenai pernyataan kapolda mengenai aparat keamanan membubarkan mahasiswa karena membawa dopis.
Katanya, yang demo saat itu mayoritas merupakan mahasiswa anak gunung yang tidak tahu buat dopis, bukan anak pesisir.
Menurutnya, kalau memang ada dopis saat itu, kenapa saat pihaknya di lapangan itu tidak ditunjukkan.
“Jangan menggiring hal hal ini ke masalah tidak benar. Artinya saat demo itu kami DPRP turun kenapa tidak tunjukkan bukti bukti. Kepolisian jangan seenaknya bicara di luar dan membungkam demokrasi yang ada,” tandasnya.
Sementara itu, anggota DPRP lainnya Megawati Nikijuluw menambahkan, sebagai seorang rektor atau orang tua yang mengayomi mestinya rektor Uncen benar-benar menjadi bapak yang baik.
“Harus menjadi tameng, perisai untuk anak anaknya suoaya afa perlibdungan. Selama ini memang terlihat ada gap dan ini mesti jadi oelajaran bagi kita agar ke depan itu tidak terjadi lagi”, pungkasnya.
(Matu)