Jayapura, Teraspapua.com – Jaringan internet untuk wilayah Kota Jayapura sejak jumat, (30/4/2021) malam hinggah saat ini mati total. Masyarakat, terutama pengguna layanan Telkomsel ikut merasakan dampak, bahkan pelayanan publik pemerintah kota Jayapura juga ikut terhambat, bisninis online oleh sebagai warga kota juga mengalami hal yang sama.
Menyikapi hal tersebut, Panitia Khusus (Pansus) Covid – 19 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Jayapura memanggil PT. Telkom dan Telkomsel untuk memintah.
Pada rapat yang berlangsung di ruang rapat lantai tiga setempat, Rabu (5/5 /2021) baik PT. Telkom maupun Telkomsel memberikan penjelasan alasan terkait hal tersebut.
Rapat di pimpin Ketua Pansus Yuli Rahman, di dampingi wakil ketua, Fajar Wanggai dan dihadiri sejumlah anggota. Sekwan, Martinus Asmuruf.
Wakil Ketua Pansus, Fajar Wanggai Mengakui, hari ini pihaknya melakukan dialog dengan PT. Telkom dan Telkomsel atas insiden terputusnya jaringan internet di ibukota Provinsi Papua ini.
“Jadi beberapa kebijakan pemerintah telah dikeluarkan, khususnya dunia pendidikan yang saat ini pembelajaranya berbasis online,” ujarnya.
Dikatakannya, dengan terputusnya jaringan internet ini maka beberapa sekolah di Kota Jayapura yang dengan terpaksa harus melakukan tetap muka.
Menurut dia, hal ini tentu berseberangan dengan kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Tapi kata dia, apabila kegiatan belajar mengajar ini terputus maka tentu akan berdampak kepada kualitas pendidikan siswa.
Kemudian dijelaskan, setelah pandemi covid – 19 melanda wilayah ini, maka beberapa sektor usaha sempat terjun bebas. Padahal mereka turut mendukung perekonomian di Kota Jayapura, sehingga memang kita perlu sama-sama menyikapi hal ini secara bijak.
Bukan itu saja, namun kata dia, pelayanan vaksinasi Covid -19 kepada masyarakat pun ikut terganggu, karena integrasi data menggunakan jaringan internet.
“Sampai saat ini, vaksinasi sempat terhenti, sehinggah kami mengharapkan dari Telkom maupun Telkomsel dapat menangani hal ini secara cepat,” katanya.
Lebih lanjut diungkapkannya, setelah melakukan diskusi dengar pendapat, salah satu yang ditekankan Pansus adalah harus dipersiapkan langkah-langkah antisipasi ke depan jika terjadi insiden seperti ini.
Kendati insiden ini sudah sering terjadi, namun legislator milenial ini mendorong agar sudah harus ada langkah-langkah untuk mengantisipasi jika terputus jaringan internet.
Bahkan setelah terputus nya jaringan internet pada jumat pekan kemarin banyak isu-isu hoax yang beredar, sehingga hal ini tidak diharapkan.
“Jadi, ketika kami mendapatkan penjelasa tentu ini karena faktor alam. Dimana kabel optik kemungkinan besar melintang di atas wilayah gempa,” jelasnya.
Ditempat yang sama, GM Telkom Papua Sugeng Widodo menjelaskan, pada jumat tanggal 30 April 2021, sekitar pukul 21.40 Wit akses internet di wilayah Kota Jayapura mati total, baik Telkom maupun Telkomsel.
“Setela melakukan pengukuran di perangkat kami dan dideteksi pada jarak 360 KM dari Jayapura, kabel SMPCS terputus. Jika kita mapping di peta lokasinya antara Biak dan Sarmi,” ungkapnya.
Saat itu, pihaknya melakukan kontigensi plan untuk merecovery layanan, sehingga kami menggunakan link PRG Jayapura – Merauke sebesar 500 MPPS ditambah dengan link satelit sebesar 90 MPPS.
Jadi, pada tanggal 1 Mei 2021, pukul 00.45 Wit layanan voice dan sms sudah berfungsi normal. Secara bertahap ujar dia, pihaknya menambahkan bandwidth melalui satelit. Total hingga saat ini sudah 1 GB link satelit yang dipergunakan.
“Untuk merecovery, Telkom mengupayakan secepat mungkin untuk normalisasi layanan,” katanya.
Lebih lanjut dia menambahkan, dengan penambahan bandwidth di satelit ini, maka kita menyiapkan media corner. Sehinggah media bisa mengakses berita di kantor base,g.
Dia juga mengakui dari corporate menyampaikan akan segera mungkin melakukan normalisasi layanan. Saat ini sedang diupayakan penyewaan kapal untuk melakukan perbaikan dan mengurus izin izin.
Pihaknya juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat yang mengalami terganggunya akses internet ini. Diungkapkannya, kejadian ini adalah murni force mayor tidak ada unsur rekayasa.
Sementara manajer corporation Telkomsel Ahmad menambahkan, Telkom dan Telkomsel adalah suatu grup. Jadi kami menggunakan jaringan sebagai aksesnya.
Jadi terkait dengan gangguan ini kami memang sangat memiliki ketergantungan dari jaringan Telkom.
Sehinggah bersama-sama dengan tim Telkom kita melakukan melakukan recovery untuk mitigasi, sehinggah mudah-mudahan insiden ini bisa segera selesai,” pungkasnya.
(Let)