Jambore Posyandu, Kristhina Luluporo Paparkan Peran TP PKK Dalam Pencegahan Stunting

Ketua TP PKK kota Jayapura, Ny. Kristhina R. I. Luluporo, S, IP., M. AP

Jayapura, Teraspapua.com – Pemerintah Kota Jayapura melalui Dinas Kesehatan setempat menggelar Jambore Kader Posyandu kota Jayapura di GOR Cendrawasih, Rabu (16/3/2022).

Ketua Tim Penggerak (TP) PKK kota Jayapura, Ny. Kristhina R. I. Luluporo, S, IP., M. AP secara jelas memaparkan peran TP PKK dalam pencegahan stunting di wilayah itu.

“Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan stimulasi psikososial, serta paparan infeksi berulang terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan, biasa disebut pendek,” terang Kristhina saat memberikan materi kepada para Kader Posyandu se-Kota Jayapura.

Olehnya itu Lanjut Kristhina, Kader Posyandu adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh, dari masyarakat dan bertugas untuk memajukan pembangunan kesehatan di garda terdepan masyarakat di kota Jayapura.

Bekerja bukan untuk diri sendiri, tapi merelakan tenaga untuk melayani bayi dan balita, ibu hamil dan melahirkan. Menurut data Dinas Kesehatan Kota Jayapura angka stunting turun 10,5%.

“Ini merupakan kerja keras dari kader Posyandu yang dibantu dengan tenaga medis dari Puskesmas-Puskesmas setempat,” ujar Kristhina.

Menurutnya, upaya pencegahan stunting, sasaran utama adalah ibu hamil karena dia akan melahirkan seorang bayi yang merupakan sumber daya manusia yang akan kita siapkan.

Ibu hamil harus diberikan makanan tambahan, mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat, kekurangan iodium, kecacingan dan melindungi ibu hamil dari malaria.

Kemudian, sasaran juga untuk ibu menyusui dan anak hingga usia 6 bulan sampai 2 tahun, mendorong inisiasi menyusui dini, pemberian ASI eksklusif.

“Selain itu emberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh pemberian MP-ASI, obat cacing, suplementasi zinc, melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan, memberikan perlindungan terhadap malaria, imunisasi lengkap serta melakukan pencegahan dan pengobatan diare,” ujar Kristhina.

Kembali ditegaskan sosok yang juga anggota DPR Papua itu, ini merupakan tugas dari para kader posyandu, bayi, balita, ibu hamil dan menyusui.

Lanjut Kristhina Luluporo memaparkan, upaya pencegahan stunting dengan 12 intervensi gizi sensitif. Menyediakan dan memastikan akses pada air bersih, sanitasi, melakukan fortifikasi bahan pangan, menyediakan akses kepada yankes dan KB, JKN, Jampersal.

Kemudian memberikan pendidikan pengasuhan pada orang tua anak usia dini universal, masyarakat, edukasi Kespro serta gizi pada remaja,” tambah Kristhina.

“Menyediakan bantuan dan jaminan sosial bagi keluarga miskin, serta meningkatkan ketahanan pangan dan gizi, meningkatkan ketahanan pangan dan gizi sangat penting. Makanan lokal dan harus dikelola dengan baik, serta dipastikan bermutu dan bergizi walaupun itu keladi, petatas, bete dan pisang,” ujarnya lagi.

Dikatakannya, gerakan masyarakat hidup sehat untuk mencegah stunting dalam masa kehamilan sampai anak berusia 2 tahun, tentu kita harus mendukung ketika ibu hamil mengkonsumsi makanan yang sehat dan seimbang dalam jumlah cukup.

“Semua orang yang tinggal di rumah wajib memberikan motivasi kepada ibu hamil dalam keluarga,” cetusnya.

Ditekankan Kristhina Luluporo, kalau kita mau keluarga, anak ibu dan semua sehat itu berarti kita harus menjaga lingkungan agar tetap bersih.

Untuk itu, kata Kristhina, peran tim penggerak PKK dalam pembangunan kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Sosok yang juga anggota DPR Papua ini mengatakan peran PKK dalam bidang kesehatan yaitu sebagai agen perubahan. Ada 10 program pokok PKK, untuk kader PKK maupun kader Posyandu kita diharapkan untuk menjadi agen perubahan bagi stunting yang masih ada di kota.

“Tapi, semua pemberdayaan masyarakat, para kader PKK dan Posyandu adalah agen perubahan. Kalau kita mau menjadi agen perubahan, harus dimulai dari diri kita sendiri, hidup kita bersih dan sehat,” jelasnya.

Sementara itu menurut Kristina, peran PKK dalam pencegahan stunting adalah meningkatkan kesadaran masyarakat melalui pergerakan peran kader.

Peran kader sangat luar biasa, walaupun tidak digaji, tapi kalau kita melayani sesama dengan ketulusan dengan hati penuh cinta kasih dan dengan tidak menuntut apapun tentu Tuhan akan membalasnya.

Diapun menambahkan, harapan untuk peningkatan peran TP PKK dalam pencegahan kematian ibu dan stunting tentu perlu komitmen bersama, harmonisasi dan kemitraan.

“Karena, kader sebagai agen perubahan yang berperan mendorong meningkatkan kualitas hidup individu keluarga dan masyarakat,” tutup Kristhina Luluporo.

(Har)