Manokwari, Teraspapua.com – Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di lingkunga Sekolah YPK, wilayah VI Manokwari Raya, Papua Barat. Kepengurusan BP YPK baru dibawah pimpinan Joni Y. Betaubun baru bergerak cepat untuk menggali informasi, sekaligus mengatasi sedikit demi sedikit permasalahan yang terjadi.
Tentu dengan harapan, pendidikan dibawah naungan Yayasan Pendidikan Kristen Sinode GKI ini, tidak kala bersaing dengan sekolah pada yayasan lain maupun sekolah negeri.
Untuk mengetahui permasalahan itu, BP YPK mengumpulkan ratusan guru yang ada di wilayah VI, Manokwari Raya. Meliputi Kabupaten Manokwari, Manokwari Selatan (Mansel), kemudian PSW Teluk Wondama dan Bintuni, dalam acara Forum Group Diskusi atau FGD di aula SMA Oikoumene manokwari, Selasa (12/09/2023)
Sebelumnya dilakukan apel bersama di lapangan upacara SMA Oikoumene Manokwari yang turut dihadiri Ketua Dewan Pengawas, Kristhina R. I Luluporo, Direktur Eksekutif, Christina D. Widyastuti, Wakil Sekertaris, Yustus Pondayar dan Bendahara BP YPK, Silas Thom Rumbewas, dan sejumlah anggota DPR Provinsi Papua Barat dan Kabupten Manokwari.
“YPK harus bangkit untuk bersama–sama gereja, pemerintah dan masyarakat untuk membangun dan mencerdaskan SDM di tanah papua,” kata Joni Y. Betaubun dalam sambutannya.
Dikatakan, kehadiran 61 tahun pengabdian Yayasan Pendidikan Kristen di tanah Papua telah berkontribusi nyata mencetak sumber daya manusia, anak asli orang papua, melalui pelayanan pendidikan dasar hingga ke pelosok kampung.
Keberadaan YPK yang mengelola 856 satuan pendidikan dari TK, SD, SMP, SMA dan SMK dengan jumlah siswa sebanyak 84.854 siswa, bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat UUD 1945 dan menata budaya Orang Asli Papua,” urainya.
“Kondisi saat ini, YPK di tanah Papua berada pada posisi determinisme historic dan realisme, dalam artian bahwa satu sisi YPK di tanah Papua berada pada romantisme historis karena mereka bangga pernah memiliki output dari sekolah – sekolah YPK.
Selama ini YPK mempunyai kontribusi yang besar bagi pembangunan, peradaban dan ilmu pengetahuan di tanah papua, serta menjadi transmisi bagi perubahan dan kemajuan dalam segala bidang.
Kendati begitu, ujar Joni, YPK di Tanah Papua tidak berdaya dihadapkan dengan realitas masyarakat industri dan teknologi modern. ditambah dengan manajemen pengelolaan YPK yang mengalami pasang surut, bahkan jauh tertinggal dari pengelolaan persekolahan lainnya di atas tanah papua.
“Gumul yang panjang YPK, bagaikan benang kusut yang tak teruraikan oleh pengurus ke pengurus, kendati pun mereka telah bekerja secara maksimal dalam pengelolaan sekolah akan tetapi, semakin hari semakin YPK terabrasi,” jelasnya.
Dengan demikian, tidak heran jika kemudian banyak dari anak-anak kita yang justru menempuh pendidikan di sekolah –sekolah negeri bahkan di lembaga non kristen.
Untuk itu, Badan Pengurus YPK di tanah Papua memandang penting melakukan Fokus Group Diskusi yang dilakukan per wilayah dengan tujuan untuk menggali dan memetakan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh setiap sekolah.
Betaubun mengatakan, BP YPK di tanah papua periode tahun 2023-2028 secara step by step berupaya dengan cepat dan terukur mengurai setiap permasalahan yang dihadapi oleh setiap sekolah-sekolah YPK di tanah papua.
“YPK di tanah Papua sebagai salah satu lembaga pendidikan kristen tertua di tanah Papua merupakan lembaga pendidikan yang digunakan sebagai wadah untuk menanamkan nilai-nilai iman Kristen, dalam diri sejumlah peserta didik dan mendasarkan segenap kegiatannya atas pandangan dan nilai-nilai alkitab,”papar Betaubun.
Namun, meskipun sebagai lembaga yang bercirikan kekristenan yang bernaung di bawah Sinoge GKI di tanah papua, YPK di tanah papua juga harus memerhatikan pengetahuan umum agar tidak mengalami ketertinggalan dengan lembaga pendidikan pada umumnya.
“Oleh karena itu, lembaga pendidikan kristen yang ideal adalah yang mampu mengintegrasikan antara ilmu pengetahuan umum dan nilai-nilai kekristenan dan spiritualitas serta mampu menyesuaikan dengan kebutuhan stakeholder pendidikan,” jelas Betaubun.
Betaubun mengeaskan, sekolah-sekolah YPK harus dikelola dengan baik agar dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dengan optimal.
Menurutnya, pengelolaan sekolah yang tidak profesional dapat menghambat proses pendidikan yang sedang berlangsung dan dapat menghambat langkah sekolah dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan formal.
Kami akan bekerja keras mengatasi berbagai tantangan untuk mengembalikan kejayaan pendidikan di tanah papua agar mampu berkompetisi secara nasional.
Bagi para siswa Betaubun minta, di tahun ajaran baru ini, perbaharuilah semangat, belajarlah dengan kesungguhan, tuntaskan setiap pelajaran, terlibatlah dalam kegiatan-kegiatan sekolah, berlatihlah untk memimpin dan dipimpin. kalianlah pemilik masa depan negeri ini. izinkan anak-anak kita tumbuh semua potensinya.
“Saya sebagai ketua YPK di tanah papua mengingatkan siswa-siswi untuk memiliki semangat belajar yang tinggi, menghadapi tantangan dengan keberanian, dan menjaga integritas dalam segala aspek kehidupan siswa.,” pungkasnya.
(Har)