Jayapura, Teraspapua.com – Kepala Sekolah SMA gabungan Jayapura, Sandra Titihalawa mensosialisasikan 7 kebiasaan baik Anak Indonesia Hebat, bully berbasis sosmed dan
pola membaca cepat guna peningkatan literasi kepada ratusan peserta didik.
7 kebiasaan anak Indonesia Hebat yaitu bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi gemar, belajar, bermasyarakat dan istirahat cepat.
Sosialisasi berlangsung di aula Pandora setempat, Jumat (24/1/2025). Peserta didik begitu antusis untuk mengikuti sosialsiasi, bahkan untuk mencairkan sauasana, kepsek Sandra Titihalawa melakukan ice breaking untuk mengembalikan fokus peserta didik.
Selain sosialisasikan 7 kebiasaan baik anak Indonesia hebat, kepsek juga sosialisasikan 10 tips melakukan teknik membaca cepat diantaranya, fokus menjaga jarak mata serta cari Ide pokok, jangan mengulang yang sudah dibaca, mengerti apa yang akan dibaca, terus berlatih
“Pelaksanaan sosialisasi tentang 7 baik kebiasaan Anak indonesia hebat, Bully berbasis Sosmed dan Pola membaca cepat guna peningkatan literasi merupakan salah satu program dalam upaya pembentukan karakter peserta didik,” kata Sandra Titihalawa kepada Teraspapua.com.
Dikatakan, pembentukan karakter positif akan lahir melalui kebiasaan kebiasaan positif yang di terapkan kepada peserta didik secara terus menerus dan berkesinambungan.
“Kebiasaan positif ini tentunya akan terbentuk jika semua lingkungan memberi dukungan positif seperti, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan
masyarakat,” ujarnya.
Ketika peserta didik sudah memiliki karakter yang kuat, maka akan mampu mengambil keputusan yang bijak dalam kehidupannya.
“Menjadi pribadi yang berakhlak, pribadi yang bijak, tentu akan membawa peserta didik pada sebuah kedewasaan dalam mengelola kehidupannya sendiri tanpa bergantung
pada orang lain,” jelasnya.
Lanjut Titihalawa, hal yang tidak kalah penting juga adalah pemanfaatan media sosial, dengan maraknya cyberbullyng yang marak terjadi dikalangan remaja, yang akhirnya menimbulkan perselisihan, pelecehan, bahkan intimidasi bagi korban.
Ditambahkan, menjadi perhatian sendiri bagi SMA Gabungan. Peserta didik perlu di beri edukasi terhadap dampak bullyng melalui sosmed akan menganggu mental korban sehingga peserta didik harus paham apa yang harus dilakukan ketika menjadi korban bullyng dan dampak yang terjadi ketika mereka sebagian pelaku. Kaitan tips membaca cepat dan memahami bacaan ini merupakan upaya peningkatan lietrasi,
“SMA Gabungan sudah melaksanakan penguatan literasi melalui program Noken Literasi, namun belum maksimal karena banyak peserta didik belum memahami bagaimana cara membaca cepat yang efektif, sehingga mampu memahami bacaan dan menginterpretasikan bacaan tersebut, mengatasi hal tersebut maka sekolah melalui bagian kesiswaan melaksanakan sosialisasi tips membaca cepat sebagai jembatan untuk keefektifan program literasi,” papar Titihalawa.
Harapan saya sebagai pemimpin SMA Gabungan kiranya kegiatan ini memberi dampak bagi pembentukan karakter peserta didik melalui sikap dan perilaku yang positif, terlebih khusus mampu membuat keputusan dan berkuasa bagi kehidupannya sendiri tanpa perlu bergantung pada orang lain,” pungkasnya.
(Rck)