Jayapura, Teraspapua.com – Selama tiga hari BP YPK di Tanah Papua melaksanakan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) kepada Kepala sekolah dan guru SMK YPK di Kota Jayapura.
BP YPK melalui Panitia penyelenggara menghadirkan dua nara sumber yakni, Juwita Roboth dan Devlin Lolowang yang merupakan pengawas pada dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura.
Para guru dan kepala sekolah diberikan materi seperti. Struktur Kurikulum Merdeka, Analisa CP, TP dan ATP, Pembelajaran Berdiferensiasi, Penyususuan Modul Ajar, Kriteria Ketercapaian TP, Tehnik Pengelompokan, Assesmen Dalam Pembelajaran dan Projeck Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P5.
Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) akhirnya ditutup oleh Ketua Dewan Pengawas BP YPK di Tanah Papua, Kristina R.I Luluporo Mano. Kamis (07/09/2023) sore di Hotel Horison Padang Bulan.
Dalam sambutan Luluporo menegaskan, Kurikulum Merdeka mau tidak mau ,suka tidak suka kepala sekolah dan guru harus mampu untuk mengimplementasikannya di sekolah masing-masing. Baik itu SMA maupun SMK YPK yang ada di kota Jayapura kota Jayapura.
“Kurikulum Merdeka Belajar ini juga menuntut bahwa seorang pendidik harus mempunyai nilai plus lebih. Seraya berharap BP YPK melaksanakan kegiatan seperti ini, mungkin satu tahun dua kali,” ujarnya.
Menurutnya, kota Jayapura menjadi barometer pendidikan di tanah Papua. Sehingga sekolah YPK tidak boleh kalah dengan Yayasan yang lain, tetapi juga sekolah-sekolah negeri.
“Tidak boleh kalah, guru-gurunya harus profesional dan luar biasa,” cetusnya.
Oleh sebab itu, dengan kegiatan Workshop ini tentu bapak ibu guru punya pengalaman baru dan pengalaman tambahan. Menjadikan satu motivasi atau dorongan bagi bapak ibu guru,
Luluporo berharap, kurikulum merdeka lebih banyak condong kepada watak dan karakter siswa. Terlebih dalam mengajar guru harus menjadi sahabat dan teman bagi murid-murid.
Dikatakan, sampai saat ini banyak anak-anak yang putus sekolah, karena mereka tidak merasa aman dan nyaman ketika ada di sekolah. Kadang, gurunya marah karena tidak mengerjakan PR dan tidak ikut kegiatan sekolah.
“Tidak semua anak bisa mengikuti apa yang kita perintah, tetapi guru pasti tahu bagaimana caranya anak itu bisa ikut apa yang kita perintahkan,” tandasnya.
Guru harus tulus ikhlas untuk melayani anak-anak, apalagi kita di Yayasan Pendidikan Kristen. Kasih itu diajarkan untuk ada di setiap hati orang Kristen.
Sementara Ketua Panitia, Christina D. Widyastuti yang juga selaku Direktur Eksekutif BP YPK di Tanah Papua dalam Laporan mengatakan, Tujuan Workshop IKM. Agar para pendidik dan tenaga kependidikan lebih memahami dari awal ketika akan melaksanakan itu dan yang akhirnya. Kami mengharapkan peran guru semakin diperkuat di dalam melaksanakan tugas selaku pendidik menuju ke era pendidikan yang transformative.
Sementara ditempat yang sama, Guru SMK YPK Lahairoi Kotaraja Ampuni Hia selaku peserta mengaku Workshop IKM ini merupakan pengalaman pertama bagi kami para guru yang tidak bisa kami lupakan.
“Sebagai guru selama ini kami hanya mengenal kurikulum merdeka belajar, melalui YouTube dan melalui teman-teman sekerja di sekolah,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, melalui Workshop ini, kami semakin percaya diri untuk berdiri di depan kelas menjadi guru yang professional.
Dikatakan, selama mengikuti Worksop IKM , kami sangat terkesan, karena bukan hanya ilmu mengajar yang diajarkan kepada kami, tetapi pihak Yayasan juga mengajarkan kami bagaimana karakter dan kepribadian Kristen serta pentingnya teamwork dalam dunia kerja.
Terlebih lagi kami diajar, bagaimana sistem manajemen konflik dalam dunia pekerjaan, sehingga itu bisa menjadi modal utama kami, para guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.
“Selama kami mengikuti workshop IKM ini, kami sangat terkesan kepada para pemateri yang luar biasa. Mereka selalu handal, intelektual, ramah, murah senyum, bersahabat, bersahaja,” jelasnya.
Bahkan kata dia, selama mengikuti Workshop ini ada banyak hal, pengetahuan baru yang kami dapat, ada istilah-istilah baru yang baru kami kenal.
Untuk itu, kami mohon para pemateri terus mendampingi kami bukan hanya pada saat Workshop ini berlangsung, tetapi di lain waktu juga selalu tidak bosan-bosannya untuk mendampingi kami,” pungkasnya.
(Har/Ricko)