Jayapura, Teraspapua.com – berlangsung di jemaat GKI Pniel Kotaraja, Sinode GKI di tanah Papua gelar ibadah Natal danpembukaan tahun pelayanan 2025, Rabu (8/1/2024) malam.
Tema Natal “Marilah kita semua pergi ke Betlehem”
Ibadah dihadiri Ketua Sinode GKI di tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu, Wakil Ketua Sinode, Pdt. Hizkiah Rollo, Sekretaris. Pdt Daniel J.Kaigere, Wakil Sekretaris, Pdt. Handry W.D Kakiay, Ketua BP YPK di tanah Papua, Joni Y. Betaubun, Ketua Klasis GKI Port Numbay, Pdt Andris W. Tjoe, Ketua Klasis GKI Muara Tami, Pdt. Abraham Mayor, mantan ketua Sinode GKI di tanah Papua, Pdt Herman Saud, serta para pendeta GKI di tanah Papua.
Ibadah dipimpin oleh Pdt. Diana B Yembise. Dalam khotbanya sebagaimana firman Tuhan dari Yohanes 1:1-14, mengangkat tema, membangun kesehaitan dalam terang Yesus.
“Kita mensyukuri banyak penyertaan Tuhan selama tahun 2024 dan kita memulai pekerjaan sebagai lembaga gereja, kita mendasarinya dengan ibadah perayaan Natal dan memulai tahun pelayanan 2025 yang meminta kehadiran Tuhan dalam pekerjaan pelayanan di dalam Gereja Kristen Injil di tanah Papua,” ujarnya.
Ditegasksan, untuk memulai suatu pekerjaan dalam gereja kita tidak bisa memulainya dengan kekuatan, kepintaran, namun pentingnya kesehatian bersama, memahami makna panggilan kita sebagai gereja di atas tanah Papua, Indonesia maupun dunia.
Kenapa, karena dunia modern ini tentu diselimuti dengan kesombongan, perpecahan, persaingan yang kuat. Siapa yang kuat di tahun 2025 akan bertahan, tetapi yang tidak, maka dia akan tersingkir dengan sendirinya.
“Hari ini kita berkumpul dalam memulai segala pelayanan, untuk itu, kita berdiri kepada landasan Yesus Kristus, tanpa Yesus Kristus apapun yang kita rencanakan, sehebat apapun dan seindah apapun tidak akan berhasil,” ujar Yembise.
Tapi kalau meletakkan Yesus nomor satu, maka perjalanan kita akan berjalan bukan menurut kehendak manusia, tetapi menurut kehendak Kristus Yesus,” imbuhnya.
Lanjut dikatakan Yembise, dalam perjalanan ini pasti ada kesalahpahaman walaupun kita merencanakan hal yang besar dalam perjalanan gereja Kristen Injili di tanah Papua sebagai lembaga sinode sampai di Klasis bahkan jemaat-jemaat.
Tetapi menurutnya, kalau belajar dari tema kita bahwa membangun kesehatian dalam terang Yesus sang Firman, maka semua perjalanan kita akan berjalan dengan baik, karena terang dari Kristus itu yang adalah Yesus Kristus itu sendiri. Dia akan mampu mengalahkan kegelapan.
“Sebab dengan kesehatian, maka kita bisa berjalan bersama-sama, seraya mengundang Tuhan Yesus hadir sebagai terang Firman untuk membangun kesehatian dalam Gereja Kristen injili di tanah Papua,”tandasnya.
Sementara Ketua Sinode GKI di tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu dalam sambutan mengatakan, peristiwa Betlehem dan kematian Yesus Kristus mendasari pemberitaannya dari awal sampai akhiri, GKI terus hadir untuk mewartakan dan memberitakan karya Allah Yesus Kristus.
“Berita ini tidak pernah berkesudahan sampai kapanpun, dan ini menjadi tugas penting bagi kita GKI di tanah Papua dalam kepelbagaian tugas dan tanggung jawab, apapun yang kita lakukan dalam lingkup tugas kita, Injil keselamatan itu terus harus kita beritakan,” papar Andrikus Mofu.
Terpenting lanjut Mofu, untuk mengawali perjalanan kita di tahun 2025, setiap kita pribadi juga dalam tanggung jawab sebagai lembaga dalam berbagai fungsi dan kepemimpinan, kita mengevaluasi apa yang harus kita lakukan di tahun 2025 ini.
“Refleksi firman Tuhan mengantarkan kita, dan mengingatkan kita bahwa di tahun ini kita akan berjalan bersama dalam tema Sentral tahun 2025 yaitu “Tahun Kesehatian”.
Yaitu keselarasan, sinergitas pikiran hati dan tindakan di dalam melaksanakan berbagai keputusan-keputusan gereja.
“Keputusan-keputusan dalam gereja secara khusus, pada sidang sinode 18 di waropen menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama untuk melaksanakannya,” pesannya.
Yang kedua, kita bersama membangun budaya baru dalam berbagai hal yang berkaitan dengan kesehatian, kepatuhan dan ketaatan iman.
“Saya berharap dalam bagian tahun kesehatian ini, kiranya menginspirasi kita semua supaya kita berjalan bersama-sama sepanjang tahun ini,” lugasnya.
Ditambahkan, dalam kesehatian kita harus bertanggung jawab bersama, berupaya bersama untuk memulai dengan menyingkirkan berbagai hal yang dapat mempengaruhi kita dan menyebabkan ketegangan-ketegangan diantara kita, dan membuat kita menjadi tidak sehati,” pungkasnya.
(arc/rck)