Jayapura,Teraspapua.com – Bertempat di aula SMK Negeri 1 Jayapura, The Japan Foundation Jakarta menggelar workshop pembelajaran mengasah keterampilan abad 21
Kegiatan ini dibuka secara remsi oleh Kepala Dinas Pendidikan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Papua Christian Sohilait,Kamis (20/2/2020).
Kegiatan yang akan berlangsung selama tiga hari ini, merupakan kerjasama antara Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Jepang Provinsi Papua dengan The Japan Foundation Jakarta.
“ Kita berterima kasih kepada teman-teman dari The Japan Foundation Jakarta yang memasuki tahun ketiga melakukan kegiatan ini walaupun frekuensinya kecil “ kata Christian.
Untuk itu kegiatan yang sama ,rencana dilakukan juga pada November mendatang dan kita akan menghadirkan guru bahasa Jepang dalam jumlah besar.
“ Semua guru yang ada di kabupaten yang mempunyai guru bahasa Jepang akan kita kumpulkan tapi kita juga rekrutmen guru guru Jepang yang baru “janjinya.
Menurutnya setelah guru –guru baru kita rekrut maka mereka akan menularkan kepada siswa-siswi di mana saja SMK pariwisata yang berbahasa Jepang paling tidak SMA ,karena semua itu paling penting.
Untuk itu menurut Christian SMA Pariwisata juga sangat penting tapi juga bagian tata boga, karena ada yang melayani orang saat jamuan makan tentu dengan menggunakan bahasa Jepang “jelasnya.
“ Ketika kita siap menghadapi kecepatan transformasi teman-teman Jepang ke seluruh dunia, maka akan mendorong kita dalam berbagai hal “terang Kadis.
Untuk itu atas nama pemerintah provinsi Papua saya menghaturkan terima kasih kepada The Japan Foundation ,yang melakukan Workshop selama tiga hari untuk penguatan kapasitas guru bahasa Jepang di Papua.
Mantan Sekda Lanny Jaya ini juga merincikan ,data guru bahasa Jepang di kota Jayapura ada 16 orang kemudian di kabupaten – kabupaten ada 12 orang, rencananya kegiatan yang sama maka kita akan mengumpulkan mereka.
Karena lanjut Kadis tugas mereka saat ini ada dua yaitu peningkatan kapasitas dan mau membantu kami untuk merekrut guru baru ,karena mereka lebih tahu siapa guru bahasa Jepang yang bisa direkrut.
Menurutnya orang tidak punya selera untuk bahasa tertentu hanya karena nilai jual saja, tapi ketika kita sosialisasi nilai jualnya baik bahwa kecepatan industri terbesar Jepang dan jika kita sosialisasi dengan baik maka banyak orang bersedia untuk masuk “tandasnya.
Aditio Pranoto,Chip administration officer untuk The Japan Foundation Jakarta yang juga merupakan penanggung jawab kegiatan ini mengatakan,workshop bahasa Jepang di Provinsi Papua ini baru awal
“ Kami sangat bersyukur karena semua pihak terkait sangat mendukung khsusnya Kepala Dinas Pendidikan perpustakaan dan kearsipan Provinsi Papua yang mewakili Pemerintah provinsi Papua “ungkapnya.
Semoga dengan workshop ini maka guru guru bahasa Jepang di Provinsi Papua bisa termotifasi,karena wilayah Papua yang besar dan luas ini namun sampai saat ini yang ikut hanya 10 orang.
Kami harapkan di bulan November sudah bisa bertambah jumlahnya dan bisa lebih dari 10 orang tapi kami lebih senang lagi jika peserta bisa sampai 20 orang .
“ Kami melihat murid-murid SMA dan SMK di papua punya antusias untuk berbahasa Jepang dan pronounciationnya sudah bagus, yang pastinya kemampuan menyerap pelajaran tidak kalah dengan siswa lain di Indonesia “akuinya.
Dijelaskan dari dulu Kami selalu mensupport untuk guru bahasa Jepang di Papua bisa bertambah, terbukti saat ini ada program program bantuan untuk asisten tenaga guru bahasa Jepang yaitu orang Jepang asli.
Di mana setiap tahun Japan Foundation mengirim 150 asisten guru bahasa Jepang yang tersebar di 13 provinsi ,namun sayangnya untuk provinsi Papua dan Aceh belum mendapat bagian itu.
Untuk itu sebagai solusinya kami melaksanakan workshop selama 3 hari “pungkasnya.
(Arc).