MALUKU  

Politisi PDIP Desak Aparat Keamanan Lakukan Penyisiran Temukan Pelaku Pembunuhan Warga SSA

Jayapura,Teraspapua.com – Kasus kekerasan  kembali terjadi di Kecamatan Saparua Timur, Kabupaten Maluku Tengah, tepatnya di perbatasan Desa (Negeri ) Tuhaha dan Siri Sori Amalatu (SSA), Bpk Yakop Tutuhatunewa (69), salah satu warga SSA, meninggal dunia usai ditembak OTK. Peristiwa naas tersebut terjadi pada, Minggu (18/4/2021) pagi.

“Korban meninggal dunia saat hendak dibawah ke rumah sakit umum Saparua”.

Sebelumnya Kasus penganiayaan dengan menggunakan alat tajam berupa (parang) oleh OTK terhadap seorang warga negeri SSA, Bpk David Sapulette mengakibatkan korban mengalami luka terbuka di beberapa bagian tubuhnya.

Kasus tersebut terjadi di hutan Matahotal Negeri (Desa) Sirisori Amalatu (SSA), Kecematan Saparua Timur, Kabupaten Maluku Tengah, Senin (15/03/2021) bulan lalu, dari kasus pertama ini pihak Kepolisian sektor Saparua belum  berhasil mengungkap para pelakunya.

Menangapi dua kasus yang  terjadi dalam rentang waktu singkat itu, Politisi PDI Perjuangan, Robby Tutuhatunewa pun angkat bicara.

“Kejadian yang terjadi di Saparua tepatnya di Desa Siri Sori Amalatu itu sudah terjadi beberapa kali, dan sampai hari ini aparat keamanan tidak bisa menemukan siapa pelakunya,” ungkap Robby kepada Media ini via telp selulernya, Minggu (18/4/2021) malam.

Dikatakannya, dengan terjadi kasus seperti ini, tentu akan menimbulakan keteganggan diantara negeri tetangga, khususnya antara Desa Siri Sori Amalatu sendiri.

Jadi kalau terus dibiarkan maka masyarakat tidak akan merasa aman dalam beraktivitas, karena sebagaimana kita tahu peristiwa-peristiwa kekerasan yang sering terjadi ini didaerah perbatasan.

Mestinya lanjut Robby, aparat keamanan tidak bole meganggap ini sebagai sesuatu yang biasa. Setidaknya pihak keamanan harus berusaha untuk mendapatkan pelakunya. “Masah tidak bisa si,,?, ” tanya Robby kesal.

“Pihak keamanan harus serius memperlihatkan tangunggung jawabnya untuk menjaga stabilitas keamanan ditengah-tengah masyarakat”, tegasnya.

Apalagi, lanjut Robby. Kejadian yang menimpa Almarhum Yakob Tutuhatunewa, itukan ditembak. Kita tidak tahu apakah pelaku memakai senjata rakitan atau senjata otomatis.

Oleh karena itu, dirinya menegaskan aparat keamanan harus melakukan penyisiran di daerah – daerah perbatasan untuk mendapatkan pelakunya. Kalau dibiarkan, bisa saja senjata yang ada dimasyarakat (pelaku-red) , mereka bisa berani untuk melakukan tindakan kejatahan.

Robby menegaskan, kejadian ini tidak bole dilihat sebagai sesuatu yang biasa terjadi karena kejahatan atau kenakalan masyarakat, itu tidak bisa dibiarkan begitu saja.

Pasalanya, kejadian kekerasan dan penganiaan sudah beberapa kali terjadi. Kalau tidak diantisipasi oleh pihak keamanan, ini bisa saja terjadi perang antar kampung,” ancamnya.

Kalau pun itu terjadi, akan memakan korban yang lebih banyak dan menimbulakan ketegangan dalam waktu yang berkepanjangan. Itu berarti orang-orang yang mempunyai dusun yang berbatasan antar negeri, tidak bisa lagi ke dusunnya untuk mencari nafka. Karena ketergantungan hidup masyarakat yang ada di kampung berasal dari taman-tanaman hasil hutan mereka,” tukasnya.

Sementara itu, kekesalan pun datang dari pihak keluarga Korban, Willem Tutuhatunewa yang merupakan anak dari Almarhum, Bpk Yakop Tutuhatunewa.

Kepada media ini, Willem mengutarakan rasa kekecewaanya terhadap kinerja Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease bahkan Polsek Saparua, yang mana mereka tidak bisa menyelesaikan kasus-kasus yang sudah terjadi.

“Adi Saya Niko Tutuhatunewa (almarhum) , pada tahun 2012 lalu diculik ditempat yang sama, dimana bapak saya ditembak oleh OTK, sampai saat ini kasus dari adik saya ini hilang begitu saja.

Kami keluarga sudah memberikan kepercayaan kepada pihak keamanan untuk menaganinya, namun apa yang terjadi. Kasus itu tidak terungkap bahkan pelakunya sampai saat ini belum ditahan.

Sekarang kasus yang sama terjadi kepada Bapak  saya. Dimanaka tugas keamanan, untuk melakukan penegakkan hukum, dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, ujar Willem dengan suara kecil sambil terdengan isak tangis via telphon selulernya.

(Matu)