IHT Program Sekolah Penggerak SMA Gabungan Jayapura

Suasana IHT SMA Gabungan Jayapura secara daring

Jayapura, Teraspapua.com – SMA Gabungan Jayapura menjadi salah satu sekolah yang terpilih untuk melaksanakan Program Sekolah Penggerak.

Hal ini merupakan salah satu Kebijakan Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia.

Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (Kepala Sekolah dan Guru).

Oleh karena itu, untuk menciptakan SDM yang akan menunjang suksesnya Program Sekolah Penggerak ini, SMA Gabungan Jayapura melaksanakan pelatihan kompetensi berupa In House Training ( IHT ) secara daring selama 9 hari ( 27 Juli – 5 Agustus 2021) bagi para guru yang mengajar kelas X.

Pembukan secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah (PPAD) Provinsi Papua Christian Sohilait, ST, M. SI Selasa ( 27/7).

Dengan mengangkat tema “ Implementasi Pembelajaran Kurikulum Sekolah Penggerak Di SMA Gabungan Jayapura”

Kepala SMA Gabungan Jayapura, Sandra Titihalawa,S. Pd, M.Si mengatakan, SMA Gabungan ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Republik Indonesia sebagai sekolah penggerak di tahun 2021.

Dari sekian ribu sekolah yang ada di Indonesia yang mengikuti seleksi untuk masuk dalam sekolah penggerak. Maka SMA Gabungan terpilih sebagai pelaksana program sekolah penggerak angkatan pertama.

Tetapi kita bersyukur, SMA Gabungan mendapat kesempatan pertama untuk mempelajari, memahami program-program sekolah penggerak.

Tentu melalui pendampingan – pendampingan yang langsung diberikan oleh Kementrian melalui P4TK PKN dan IPS yang diberikan langsung kepada pengawas, kepala sekolah dan 10 guru Mapel.

” Untuk itu para guru yang sudah dibimbing selama 10 hari, dari tanggal 13 sampai tanggal 23 Juli kemarin akan memberikan pendampingan bagi 7 guru yang mengajar kelas X,” kata Sandra.

Lanjut Kepsek, IHT akan dilaksanakan secara daring. Setelah itu akan melaksanakan worshop bagi semua guru untuk menyusun perangkat – perangkat yang sudah disiapkan, dalam rangka menjalankan program sekolah penggerak.

” Kita akan diperhadapkan dengan berbagai program perubahan yang arahnya pada peningkatan hasil belajar peserta didik secara holistik, yang mencakup kompetensi literasi dan numerasi dan kemudian karakter,” ujarnya.

Tentunya, diawali dengan SDM yang unggul sehingga terwujud pelajar Pancasila di lingkungan SMA gabungan Jayapura,” sambung Titihalawa.

Dikatakannya, program – program perubahan mengharuskan kita untuk cepat, tepat dan berdaya guna untuk memaksimalkan semua potensi yang kita miliki.

” Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era digital saat ini, SMA Gabungan harus tampil di depan dalam proses kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada peserta didik,” kata Sandra.

Meskipun lanjut dia, di tengah pandemi Covid – 19 yang belum juga berakhir namun saya berharap bahwa kita semua tidak berdiam diri. Tetapi melalui pendampingan pelatihan dan mendapatkan ilmu-ilmu yang dikolaborasikan dengan potensi – potensi yang ada di sekolah maka kita harus menciptakan program-program untuk dilaksanakan

Diapun berharap, pelaksanaan IHT selama 9 hari dapat dimaksimalkan untuk memberikan satu presepsi pemahaman yang sama untuk kita semua selaku pendidik yang mampu menguasai ilmu dan setiap mata pelajaran.

Diharapkan juga, semua elemen, baik kepala sekolah, guru, orang tua, peserta didik dan pengawas bersama-sama melaksanakan semua program yang ada di lingkungan SMA Gabungan, sehingga tercipta visi dan misi SMA gabungan ke depan,” tandasnya.

Dalam laporan, ketua panitia IHT, Maria Goreti, S. Si mengatakan, tujuan kegitatan ini,  agar peserta dapat merefleksikan nilai dan filosofi Ki Hajar Dewantara dengan perannya sebagai guru dan merumuskan strategi pembelajaran yang sesuai dengan nilai dan filosofi Ki Hajar Dewantara.

Selain itu dapat mengidentifikasi kerangka kurikulum dalam menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid,

” Dapat mengidentifikasi rasional tujuan dan elemen capaian pembelajaran pada berbagai mata pelajaran yang diampu,” kata Maria.

Lanjut Maria, peserta juga dapat mengidentifikasi keterkaitan antara profil lulusan dengan visi dan misi sekolah. Program pembelajaran di kelas untuk merancang proyek pembuatan profil pelajar Pancasila.

Yang terpenting, bisa menerapkan prinsip penyusunan alur tujuan pembelajaran dan modul ajar serta sumber belajar yang dibutuhkan untuk mendukung penerapan.

Diharapkannya, dapat menggunakan teknologi ilmu dan teknologi internet dan komunikasi dalam bidang pendidikan dan pembelajaran serta mengetahui cara mengakses platform digital.

Capaian IHT, lanjut dilaporkan Maria Goreti, peserta memahami filosofi pembelajaran yang memerdekakan. Profil pelajar-pelajar Pancasila serta implikasinya dalam pembelajaran.

Dirincikan, peserta IHT sebanyak 7 orang, adalah guru – guru yang mengajar di kelas X yang belum mengikuti pelatihan kurikulum sekolah penggerak 2021 di tingkat nasional.

Sementara fasilitator IHT, adalah pengawas Pembina SMA Gabungan, kepala sekolah dan para guru yang telah mengikuti pelatihan implementasi kurikulum sekolah penggerak,” tukasnya.

(trp*)