Jayapura, Teraspapua.com – Proses pembelajaran yang bermutu melibatkan berbagai input seperti peserta didik, bahan ajar, metode, media, administrasi, dan sarana prasarana serta sumber daya lain seperti suasana belajar yang kondusif.
Mutu dalam konteks hasil pembelajaran mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah berupa hasil tes akademik maupun prestasi di bidang non akademik.
Inilah yang menjadi latar belakang pentingnya pelaksanaan in House Training (IHT) bagi guru dan tenaga kependidikan SMP Negeri1 Jayapura.
Momen ini dengan mengangkat tema “ Peningkatan Kapasitas Guru dan Tenaga Kependidikan “
IHT dibukan secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Dr. Fachruddin Pasolo, Msi berlangsung di ruang audio setempat, Rabu (22/7/2021).
Dalam laporan disebutkan ketua panitia, Anita Simanjuntak, S.Pd, kegiatan ini dengan tujuan meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru maupun tenaga kependidikan, dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan pendidikan.
Kegiatan ini melibatkan partisipasi guru sebanyak 56 orang, dan tenaga kependidikan 14 orang.
“34 guru mengikuti secara virtual (zoom) dan lain ikuti secara tatap muka yang merupakan perwakilan dari setiap mata pelajaran,” urainya.
Hasil yang diharapkan kata Anita, guru memiliki perangkat pembelajaran yang inovatif dan adaptif di masa pamdemi Covid – 19.
Selain itu, sekolah memiliki dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ). Guru dan tenaga kependidikan melakukan serta mevaluasi diri sekolah, sekolah memiliki dokumen RKS / RKAS.
Kemudian tersedia dokumen penilaian akreditasi sekolah. IHT tahun pelajaran 2021 / 2022 dilaksanakan pada tanggal 8 sampai 30 Juli 2021,” sebutnya.
Kepala Dinas , Fachruddin Pasolo, dalam sambutan menekankan, In House Training ini jangan dijadikan semata-mata hanya sebagai kegiatan rutin yang formalistik.
“Hanya mengisi daftar – daftar laporan kita untuk penguatan terhadap pengembangan sekolah ini. Tetapi harus dijadikan sebagai momen strategis dalam rangka merumuskan, mewujudkan substansi IHT itu sendiri,” ujar Pasolo.
Lanjutnya, in house training ini adalah kegiatan para guru dengan kepala sekolah yang dilakukan secara sendiri, dalam rangka meningkatkan kompetensi dan profesionalisme sehingga dapat meningkatkan pelayanan kualitas pendidikan.
Menurutnya, IHT ini perlu kita mempersiapkan pembelajaran, proses belajar mengajar kita lakukan dan menetapkan juga materi materi dengan menggunakan media media yang mutakhir.
“Kita menyadari, situasi saat ini, akan dibuat keluh kesah. Suasana kecewa, terpaksa dan kadang – kadang kita confuse ( bingung ) dalam bagaimana merangkai, membuat menu pembelajaran yang lebih tepat yang bisa efektif pada anak-anak kita,” lugasnya.
Saya juga yakin sambung Pasolo, di antara bapak ibu guru juga mengalami suatu disorientasi terhadap bagaimana bisa menyiapkan strategis dalam menghadapi dinamika, persoalan tantangan yang sangat sulit.
“Untuk itu jadikanlah forum ini sebagai forum evaluasi. Dalam rangka kita mempersiapkan semua sektor komponen yang ada supaya menyiapkan secara administrasi untuk penilaian akreditasi,” harapnya.
Karena tekan Pasolo,di dalam akreditasi sesungguhnya harus lebih banyak mengacu pada standar nasional pendidikan.
Ditegaskan, IHT ini tidak memiliki makna apa – apa kalau kita tidak mampu mengeluarkan potensi potensi pikir, kreativitas – kreativitas, inovasi – inovasi kita dalam rangka membuat sebuah konsep paradigm, strategi, cara untuk memecahkan menjadi solusi terhadap hambatan – hambatan dalam pembelajaran.
“Saya yakin bapak Ibu adalah sebagai guru yang professional,” akuinya.
Jangan, diartikan punya kemampuan saja yang bisa menjadikan jasa. Tapi harus dimaknai bahwa profesionalisme itu adalah seseorang yang memiliki kompetensi, keilmuan, pengetahuan, skill dan memiliki tanggung jawab moral dan kepedulian,” tandasnya.
Ditempat yang sama, Kepala SMP Negeri 1 Jayapura, Purnama Sinaga, S.Pd.M.,M., Pd juga mengatakan, pelaksanaan in house training ini merupakan kegiatan rutin. Namun program yang dilaksanakan merupakan hasil evaluasi dari pembelajaran tahun sebelumnya.
Melalui IHT ini diharapkan ada peningkatan kompetensi dan profesionalisme dalam menyiapkan pembelajaran yang adaptif.
“Mutu itu bisa terwujud karena salah satu indikator adalah perubahan. Dimana paradigma perubahan itu sangat penting bagaimana kita menanggapi situasi saat ini,” terangnya.
Ditegaskan, mutu pembelajaran harus terwujud. Tidak karena pembelajaran secara daring atau online lalu kita hanya sekedar mengajar, memberikan tugas
“Tapi lewat pelatihan ini kami berharap, para guru dan tenaga kependidikan menyesuaikan dengan situasi, sembari tetap memperhatikan kualitas pembelajaran itu sendiri,” ujarnya.
Untuk itu peserta yang mengikuti baik secara virtual dapat mengikuti selama 3 hari kegiatan-kegiatan ini dengan baik.
Sehingga, pada akhir kegiatan kami mengharapkan, dokumen – dokumen yang disusun selama kegiatan dikumpulkan dalam rangka persiapan akreditasi. Pada bulan agustus mendatang, kita akan divisitasi dari badan akreditasi,” pungkasnya.
(trp*)