PAPUA  

FPPD Minta YCA Stop Buat Polemik Soal Sekda Papua

Jayapura,Teraspapua.com – Terkait polemik pengangkatan Sekretaris Daerah (Sekda) Papua yang tidak berhenti-henti sampai saat ini, Forum Peduli Pembangunan Demokrasi (FPPD) Papua mengecam pihak-pihak yang selalu mencari celah untuk mengobok-obok, seakan-akan kursi Sekda Papua adalah kursi politik.

Ketua FPPD, Panji Agung Mangkunegoro, menjelaskan Bapak Ridwan Rumasukun, kini telah dilantik oleh Gubernur Papua Lukas Enembe, sebagai Sekda defenitif berdasarkan salinan keputusan Presiden Nomor 148/TPA tahun 2021, salinan dan keputusan Presiden Nomor 149/TPA tahun 2021 yang ditanda tangani oleh Akmal Malik.

Namun ada pihak yang mengatasnamakan Ketua Pemuda Adat Papua (PAP), Yan Christian Arebo (YCA), yang mengklaim Kepres yang dikeluarkan oleh Menteri Dalam Negeri, itu palsu.

Untuk itu kami FPPD Papua, menegaskan bung Yan Christian Arebo, harus membuktikan stakmen anda ke publik jika Kepres tersebut palsu. “Sangsi publik akan anda rasakan ketika anda tidak bisa membuktikan, keaslian dari pada Kepres tersebut”, tegas Mangkunegoro kepada sejumlah awak media, disalah satu kafe yang ada di Kota Jayapura, Kamis (21/10).

“Pihaknya juga meminta, jangan membuat gaduh dengan stakmen-stakmen lain, seakan-akan Pelantikan Sekda kemarin itu tidak sah”, ujarnya.

Untuk diketahui, lanjut Mangkunegoro, saat Presiden Jokowi datang ke Papua bertepatan dengan kegiatan PON 2021, Presiden sendiri sudah mengetahui masalah yang terjadi yakni polemik dualisme Sekda.

Sehingga Presiden telah mengeluarkan Kepres dengan Nomor yang telah saya sebutkan diatas, dan kemudian telah dilantik Pak Ridwan Rumasukun sebagai Sekda defenitif. “Jadi untuk masalah dualisme Sekda sudah final tidak ada lagi pergunjingan”.

Kami harap kepada masyarakat Papua, untuk masalah Sekda sudah tidak mengunjingkan lagi, kerena pemerintahan sudah harus berjalan secara normal.

Sisa masa jabatan Gubernur tinggal 2 tahun lagi, jadi tolong dihargai. “Jadi jika ada pihak-pihak yang mau maju menjadi pejabat silahkan ikut Pilgub 2024”, tandasnya.

Sementara itu saat yang sama, Benyamin Gurik, selaku perwakilan dari Pemuda Adat Papua (PAP) mengecam pernyataan sepihak yang dibuat oleh seorang yang bernama Yan Christian Arebo yang mengklaim sebagai ketua Pemuda Adat Papua.

Saya perlu tegaskan, orang atas nama Yan Christian Arebo, sudah berulang kali membuat polemik di Papua, untuk itu kami sebagai Pemuda orang asli Papua sendiri mengecam Yan Christian Arebo, untuk menghentikan polemik terkait dengan jalannya pemerintahan pembangunan di tanah Papua.

Sebagai Pemuda Papua, lanjut kata Benyamin kami berikan apresiasi yang tinggi kepada Presiden, yang sudah mengambil langkah dan memberikan jawaban terhadap polemik yang berkepanjangan tentang siapa Sekda di Provinsi Papua.

Dengan dilantiknya Sekda defenitif kami orang Papua senang, akhirnya masalah ini bisa berakhir. Oleh karena itu kami mendukung apapun keputusan yang sudah dibuat oleh Pemerintah, dalam hal ini Presiden sendiri menunjuk Bapak Ridwan Rumasukun, sebagai Sekda defenitif, katanya.

Terkait dengan alasan legalitas dan sebagainya, dirinya menyarankan kalau dirasa kurang, silakan tempuh jalur hukum lain, jangan buat polemik di masyarakat seolah-olah ini salah dan keliru.

Untuk itu, kami minta Yan Christian Arebo untuk tidak membuat polemik ditengah masyarakat, karena hari ini persoalan pembangunan di Papua ini tidak bisa ditunda, masyarakat butuh pemerintahan yang kondusif.

Jangan bermain di tengah jalan untuk merusak citra pemerintah terutama kepemimpinan Gubernur di akhir masa jabatan yang beliau harus menjalankan visi misinya di periode kedua ini, kembali tegas Benyamin.

Kami berharap Sekda Papua Ridwan Rumasukun, agar tetap fokus karena seluruh Pemuda Adat Papua tidak sejalan dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh oknum yang bernama Yan Christian Arebo, tukasnya.

Ditempat terpisah, ketika media ini mengkonfimasi Yan Christian Arebo, melalui via telephon. Arebo, mengatakan saya tidak membuat polemik ditengah masyarakat, tetapi saya memberikan edukasi agar jalannya pemerintahan dengan baik.

SK tersebut memang benar adanya, namun pengangkatan seorang pejabat tinggi madia, harus melalui prosedur, yang mana harus mengikuti seleksi.

Kenapa tidak mengangkat Doren Wakerkwa sebagai Sekda Papua, karena beliau sudah mengikuti tahapan seleksi, namun tiba-tiba muncul Kepres kemudian mengakat Sekda tanpa ada proses seleksi, itu dasarnya bagimna ?.

“Saya tidak membela siapa-siapa, tetapi saya perjuangan simbol negara yang melakat pada Kepres”, tegasnya.

Kembali dirinya menegaskan, jangan jadikan Kepres ini sebagai satu ancaman atau bargening terkait dengan kepentingan-kepentingan politik dipapua.

“Papua ini aman dan kondusif, tidak ada pihak-pihak yang ingin mengacaukan Papua, karena Papua ini adalah bagian dari NKRI” pungkasnya.

(Vmt)