Buka Palang SMPN 3 Jayapura, Keluarga Pilipus Affar Kasi Waktu 1 Minggu

Ondoafi Pilipus Affar saat membuka gembok sekolah

Jayapura, Teraspapua.com – Selama hampir tiga minggu sejak tanggal 18 hingga 28 September 2022, SMP Negeri 3 Jayapura di palang oleh keluarga Affar.

Aksi pemalangan dilakukan karena keluarga Affar kekecewa terhadap Pemerintah Kota Jayapura. Pasalnya anak-anak mereka tidak diperhatikan dan tidak diakomudir sebagai pegawai negeri.

banner 325x300banner 325x300

Namun setelah Pemerinha Kota memediasi dan melakukan pertemuan di ruang kerja Wali Kota, Selasa (27/9/2022) yang dipimpin oleh Pj Wali Kota, Frans Pekey, dihadiri oleh Pj Sekda, Kabid Aset BPKAD, Kepala BPN, Kepala Distrik Jayapura Selatan, Kepala Kelurahan Ardipura, Keluarga Affar dan kepala SMPN 3 Jayapura. Sehingga dari adat sepakat untuk membuka palang.

Proses pembukaan palang dilakukan oleh Ondoafi, Pilipus Affar, Rabu (28/9/2022) yang disaksikan langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Jayapura, Debora Rumbino, Kepala SMP Negeri 3 Jayapura, Mudji T. Yusuf, kepala Kelurahan Adipura, Johanis Raprap, Ketua Komite, Jonatan Manobi.

Walau palang sudah dibuka, namun Ondoafi Pilipus Affar memberikan waktu satu minggu untuk pemerintah kota dala hal ini dinas Pendidikan untuk memperlihatkan bukti pelepasan dari adat.

“Kami buka palang, tapi pemerintah Kota Jayapura melalaui dinas Pendidikan dan Kebudayaan harus menunjukan bukti-bukti kepemilikan tanah, seperti pelepasan adat,” tegas Ondoafi Pilipus Affar.

Kadis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Jayapura, Debora Rumbino, saat berjaba tangan dengan Ondoafi, Pilipus Affar

Pihaknya juga memberikan waktu satu minggu untuk bernegosiasi secara kekeluargaan, kalau memang tidak bisa kami akan lanjutkan ke tahap PTUN.

“Kami akan batalkan sertifikat yang tanpa ada alat bukti yang sah untuk menerbitkan sertifikat yaitu pelepasan dari adat. Dari kami punya orang tua, dan kami anak-anak sampai saya yang bungsu tidak ada dan semua nihil,” ungkap Pilipus Affar.

Dia mengaku mempunyai tana ini dari tahun 60-an, yang dipakai dari Kabupaten hinggah peralihan administrasi Pemerintahan ke Kota Jayapura, dari tahun 60-an sampai saat ini, masa peralihan kami tidak pernah diperhatikan.

“Karena sudah cukup lama pihak dinas bagaimana mengambil kebijakan untuk berkomunikasi dengan kami keluarga Affar,” imbuhnya.

Bahkan menurut Pilipus, anak-anaknya lulusan kota Jayapura, tidak ada kompensasi dari dinas untuk dimasukan menjadi pegawai negeri sipil.

“Ada anak saya, satu orang masuk sebagai pegawai negeri di Pemkot Jayapura, itu karena hasil tes murni,” terang dia.

Saya minta, Bapak Walikota Bapak Sekda saya punya anak tiga orang harus masuk jadi pegawai negeri tahun ini, entah mau ditempatkan dimana, tahun ini anak saya harus pegawai di Pemkot Jayapura.

Pilipus mengakui, memiliki tanah yang cukup banyak, bahkan saat ini SMP Negeri 3, SD Inpres Ardipura, Puskesmas Eliuyo dan Kantor Kelurahan Ardipura berdiri di atas tanah saya. Tapi menurut dia, tidak ada apa-apa yang diberikan pemerintah,” tandasnya.

Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Debora Rumbino menjelaskan, jumlah dana yang disampaikan oleh Pilipus Affar untuk uang buka palang, akan dilaporkan ke atasan, dalam hal ini Pj. Wali Kota dan Pj Sekda.

“Memang ini untuk kepentingan anak-anak sekolah, hasil pemebicaraan dengan Keluarga besar Pilipus Affar saya akan sampaikan itu ke pemerintah kota untuk kita dapat selesaikan, demi kepentingan masa depan anak-anak kita,” ujar Debora Rumbino.

Terkait waktu yang diberikan satu minggu oleh Pilipus Affar untuk pemerintah siapkan surat pelepasan adat, Debora mengaku hal itu akan dikomunikasikan dengan kepala bidang aset BPKAD Kota Jayapura, begitu juga dengan Sekda dan akan telusuri ke BPN bersama-sama.

Kepala Dinas Pendidikan ke 4 yang dilantik oleh Benhur Tomi Mano semenjak Wali Kota ini berpesan sekolah, anak-anak belajar seperti biasa, karena sudah hampir 3 minggu mereka tidak belajar.

“Ini keinginan orang tua juga. karena kalau terlambat kita merugikan anak-anak kita. Saya berharap ini semua dapat diselesaikan dengan baik sehingga anak-anak dapat belajar dengan baik,” tukasnya.

Selain itu, Kepala Sekolah SMPN 3 Jayapura, Mudji Taba Yusuf atas nama pimpinan mengucapkan terima kasih atas usaha Ibu Kepala Dinas berkomunikasi dengan pihak Ondoafi, di mana hari ini tela dibuka pintu pagar sehingga anak-anak bisa masuk belajar seperti biasa.

“Kami berharap, anak-anak masuk hari ini, berlangsung terus, kalaupun ada hal-hal yang dibicarakan menyangkut tuntutan nanti dibicarakan di tingkat Pemerintah,” tandasnya.

Siswa Siswi Berkeliaran di depan sekolah karena belum bisa belajar

Masih ditempat yang sama Ketua Komite, Jonatan Manobi mewakili orang tua murid dari 1. 200 siswa menyampaikan terima kasih kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Jayapura dan juga pihak sekolah bersama memediasi pertemuan bersama dengan pihak adat.

Kami juga berterima kasih kepada pihak adat ( Keluarga Pilipus Affar) yang dengan sukacita mau menerima komunikasi baik dari pihak sekolah dan pihak dinas untuk membuka palang, hingga anak-anak bisa kembali sekolah.

“Saya berharap, apa yang nanti menjadi harapan dari pihak sekolah bisa diselesaikan secara bersama-sama, baik pihak sekolah, dinas dan pihak adat sehingga apa yang menjadi hak anak-anak untuk belajar tidak dikorbankan karena kepentingan orang perorangan,” ucap Jonatan Manobi.

(Har)