Jayapura,Teraspapua.com – Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM), Sebby Sambom mengungkapkan keprihatinannya atas sakit yang dialami Gubernur Papua Lukas Enembe, diduga akibat racun yang diberikan pihak tertentu berasal dari Jakarta.
Sebby menduga, Lukas Enembe diberikan racun pasca menolak pemberlakuan Otonomi Khusus dan Pemekaran wilayah di Papua.
“Lukas Enembe, yang jelas diracuni oleh Indonesia. Lukas pertama menolak Otonomi Khusus (Otsus), pemekaran, Propinsi Propinsi Baru, Daerah Otonomi Baru (DOB), tapi kemudian dia lihat itu [dan menerimanya]. Saya bilang, dia akan mati sebelum Papua Merdeka, karena dia menghianatinya, dia bilang, dia menolak, mendukung rakyat, tapi kemudian takut, [akibat] korupsi akan ditangkap, [akhirnya mendukungnya],” kata Sebby Sambon dalam rilisnya Jumat (7/10/2022).
Sebby menuding pihak tertentu memberikan racun untuk melemahkan tubuh Gubernur Papua Lukas Enembe, seperti juga dilakukan terhadap banyak orang Papua lainnya.
“Indonesia kasih racun dia, kami tahu, orang Papua banyak mati di rumah sakit, poison, racun [lewat] makanan, minuman, suntik, Indonesia bunuh kami, dan ada banyak cara, sistematik. Jadi Lukas Enembe sakit itu, itu bukan [karena] adat, itu Jakarta sendiri yang kasih racun, mungkin dia di hotel, makan minum di hotel Indonesia, siapa tahu mereka kasih racun disitu, Munir saja di racun di dalam pesawat,” ungkap Sebby Sambom.
Meski menuding Jakarta sebagai pihak paling bertanggungjawab atas sakit Gubernur Papua Lukas Enembe, Sebby juga mengungkap bahwa terdapat sejumlah oknum Orang Papua sementara menyerang Lukas Enembe.
Gratifikasi
Mengenai dugaan gratifikasi Rp 1 miliar yang disangkakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada Lukas Enembe, kata Sebby Sambom, sangat tidak masuk akal.
Sebab, Lukas Enembe adalah seorang gubernur dan punya biaya operasional. Selain itu, sebelum diperiksa, Lukas Enembe langsung ditetapkan sebagai tersangka.
Ia berpendapat, tidak ada aturan hukum seperti itu. KPK belum memeriksa Lukas Enembe namun sudah tetapkan tersangka. Apalagi yang mengumumkan penetapan tersangka terhadap Gubernur Papua adalah menteri, bukan KPK.
“Itu jelas-jelas intervensi politik. Politisasi, pembunuhan karakter orang Papua. Orang Papua pikir, Lukas betul-betul korupsi, tidaklah. Rp 1 miliar itu kecil. Rekeningnya Rp 60-70 miliar, baru mau korupsi hanya Rp 1 miliar, itu tidak masuk akal,” terang Sebby Sambom.
(tp-02)