Biak, Teraspapua.com – Ketua Dewan Pengawas (Dewas) BP YPK di tanah Papua, Kristhina Luluporo mengakui walau tiga hari para kepala sekokah berlelalah dalam kegiatan
workshop penguatan kapasitas kepala sekolah, tapi dengan satu tujuan akhir mereka pulang harus lebih baik lagi dari tahun-tahun kemarin.
“YPK melakukan kegiatan di awal tahun, seraya berharap bahwa sepanjang tahun ini harus ada perubahan di sekolah-sekolah,” kata Luluporo saat memberikan arahan kepada
para kepala sekolah SD, SMP, SMA dan SMK YPK di Kabupaten Biak Numfor dan Supiori pada acara penutupan workshop penguatan kepala sekolah, Sabtu (4/1/2025).
Untuk itu Kristhina Luluporo mengajak semua kepala sekolah yang mengikuti kegiatan ini mengucap syukur, karena para pemateri yang datang ini sangat luar biasa yang dipakai di kota Jayapura dan di tanah Papua.
Sehingga pasti materi-materi yang diberikan itu sangat memberikan pengalaman lebih bagi bapa ibu kepala sekolah yang mengikuti kegiatan workshop.
Menurut Luluporo, karena ini kegiatan pertama YPK di tahun 2025, harapan saya sepanjang tahun ini dan tahun depan kalau ada kegiatan yang sama, tentu harus ada evaluasi paling tidak ada perubahan dari tahun kemarin ke ketahuan yang sekarang.
“Jadi, dalam setiap kegiatan dan program yang dilakukan di sekolah harus ada perubahan. Baik itu kepala sekolahnya, guru, peserta didik, juga sarana dan prasarana,” ujarnya.
Untuk itu, atas nama pribadi dan selaku ketua Dewas, Luluporo mengucapkan terima kasih, seraya menyebutkan, bahwa dana pendidikan sampai dengan saat ini belum masuk di rekening YPK.
“Jadi kami dari Dewas belum bisa melakukan pemeriksaan, karena dana belum ada, tetapi tetap tugas dan fungsi sebagai pengawas, tentu ada beberapa batuan yang disampaikan baik itu oleh pemerintah ataupun donatur lain, tetap akan menjadi perhatian kita,” jelasnya.
Dikatakan, Karena Kabupaten Biak Numfor dan Supiori sudah lebih awal melakukan workshop ini, pasti program sudah masuk lebih awal.
Luluporo juga berharap kepada ibu direktur eksekutif dan ketua BP YPK di tanah Papua, agar kegiatan seperti ini, paling tidak satu tahun dua kali di laksanakan.
Mungkin kegiatan diawali tahun, dan pertengahan tahun, saat anak anak libur sekolah dan jangan dilakukan saat jam sekolah.
Istri Gubernur Papua terpilih ini juga mempertanyakan kegiatan ekstrakokurikuler, Pramuka di sekolah- sekolah YPK. Pasalnya, pendidikan karakter, kurikulum merdeka belajar, akan kolaborasi dengan pramuka.
“Jadi saya berharap sekolah yang belum ada Pramuka, harus dibentuk gugus depan di sekolah masing-masing,” pungkasnya.
(Har/Rck)