Jayapura,Teraspapua.com – Pasca bentrok antara dua kubu pasangan calon Bupati Puncak Jaya pada 12 Februari 2025, Kapolda Papua Tengah Brigjen Pol Alfred Papare kembali mengunjungi Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Jumat (14/2/2025).
Didampingi Pj Bupati Puncak Jaya, Yopi Murib, SE, MM, Ketua Sementara DPRK Puncak Jaya, Kapolres Puncak Jaya, Dandim 1417 Puncak Jaya, Presiden GIDI Pdt Usman Kobak, Ketua Wilayah GIDI dan tokoh gereja lainnya, Kapolda Alfred Papare kembali menemui kedua belah kubu yang bertikai.
Awalnya, Kapolda Alfred Papare bersama Pj Bupati Yopi Murib menemui kubu paslon nomor urut 01 di Muliambut, Distrik Mulia.
Dihadapan ratusan pendukung paslon nomor urut 01, Kapolda Alfred Papare meminta kedua belah yang bertikai untuk menghentikan perang dan tidak boleh ada korban lagi.
“Sebagai Kapolda dan anak Papua, saya minta tidak boleh ada korban lagi. Tidak boleh ada yang mati lagi karena dibunuh. Tuhan mengasihi kita dan sesama kita juga harus saling mengasihi,” kata Kapolda.
Kapolda meminta kerjasamanya, apalagi keluarga korban meminta waktu untuk musyawarah, sehingga pihaknya menghormati dan memberikan kesempatan dengan baik.
“Kami dari pihak keamanan bersama bapak Pj Bupati bersama hamba Tuhan dari pihak gereja, kita menunggu jika pihak keluarga sudah bicara, mari datang sama kita, apa yang keluarga sampaikan kita akan mendengar,” sambungnya.
Yang jelas, kehadiran Kapolda bersama dengan pemerintah dan gereja dengan harapan bisa bersama-sama dalam menyelesaikan masalah ini.
Kapolda mengingatkan jika kesepakatan dari kedua belah pihak yang telah dibuat pada 6 Februari 2025 lalu, agar dilaksanakan.
“Tidak boleh lagi yang jalan pegang anak panah, karena pasti kita akan sita. Jika masih tidak dengar, kita akan sita di honai – honai semua anak panah itu dan kita jaga kota ini. Nanti kita akan sampaikan hal yang sama ke kubu 02,” imbuhnya.
Dalam kesempatan ini, Kapolda Alfred Papare menyerahkan bantuan bahan makanan untuk kubu paslon nomor urut 01.
Salah satu tokoh dari kubu paslon 01 yang diterjemahkan oleh Ketua Wilayah GIDI Puncak Jaya, Pdt Lenis Kogoya bahwa kubu paslon 01 minta diberi waktu untuk berbicara keluarga yang dibawah.
“Karena kami yang sebabkan begitu, padahal kami datang dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah. Kami ingin damai, kami tidak ingin ada masalah dan pak Pj Bupati ada hari ini bagian dari kami dan beliau tahu persis jika kejadian seperti ini penyelesaiannya seperti apa,” katanya.
Dijelaskan, kehadiran keluarga dari Sinak ke Mulia bertujuan untuk menyelesaikan masalah. “Kami datang dengan tujuannya untuk menyelesaikan masalah. Kami keluarga korban pertama, tapi ingin selesaikan masalah, namun ternyata kemarin sempat terjadi insiden, yang tidak kami duga. Untuk itu, kami ingin duduk bersama untuk selesaikan masalah dan kami menunggu keluarga korban,” imbuhnya.
Selanjutnya, Kapolda Alfred Papare bersama rombongan menemui kubu paslon nomor urut 02 di Lapangan Kampung Pagaleme, Distrik Mulia.
Dihadapan ratusan massa pendukung paslon 02, Kapolda Alfred Papare juga menyampaikan hal yang serupa, yakni meminta untuk menghentikan perang.
“Saya kedua kali berdiri disini. Waktu itu, keluarga disini sudah janji untuk tidak melakukan gerakan tambahan atau menyerang kubu 01, hanya menunggu saja. Tapi, dengan kejadian kemarin, akhirnya terjadi perang dan ada korban lagi,” katanya.
Untuk itu, Kapolda menyampaikan jika kubu 01 sudah menyatakan ingin damai. Mereka sudah menyatakan tidak mau perang lagi.
“Jika sudah bicara baik-baik dan sudah sepakat, kita akan undang kubu 02. Karena kubu 02 hanya menunggu. Jadi, kita akan bicara dengan mereka disana. Sambil menunggu itu, seperti kesepakatan kita kemarin, tidak boleh ada yang jalan pegang panah lagi. Jika masih ada lagi, kami tidak akan menyita di jalan, tapi masuk ke honai-honai untuk mengambil semua panah baik di kubu 01 dan kubu 02,” tegasnya.
Sebab, kata Kapolda, pihaknya tidak menginginkan terjadi perang lagi diantara kedua belah kubu. “Saya tidak mau ada yang mati lagi. Memang disini tidak ada korban, tapi kita sudah sepakat cukup. Jangan ada nyawa yang melayang lagi di tanah ini,” tandasnya.
Apalagi, Kapolda mengaku sudah berbicara dengan Calon Bupati Miren Kogoya untuk menyampaikan kepada keluarga di Mulia untuk menunggu kubu 01 untuk damai, sehingga nanti akan duduk bersama-sama.
Dalam kesempatan ini, Kapolda Alfred Papare juga memberikan bantuan berupa bahan makanan kepada kubu 02.
Tidak hanya itu, Kapolda Alfred Papare juga mengunjungi keluarga korban yang meninggal akibat bentrok alias perang pada 12 Februari 2025 di Kampung Kulirik, Distrik Muara. Sekaligus memberikan bantuan bahan makanan.
Keluarga korban ini juga menyatakan tidak ingin ada masalah lagi atau ingin berdamai. “Kami tinggal menunggu keluarga korban untuk memutuskan. Mudah-mudahan dalam malam ini atau besok, sudah ada titik terangnya,” kata perwakilan keluarga korban.
Usai pertemuan, Kapolda mengakui memang sudah melakukan pertemuan di kubu 01 maupun kubu 02. “Apa yang disampaikan disana kepada kita, karena prinsipnya kita mendengar kedua belah pihak maunya seperti apa? Keinginan dan harapan mereka mengarah ke perdamaian,” katanya.
Diungkapkan, kubu 01 ada 4 korban meninggal dunia, sedangkan kubu 02 hanya korban luka saja, sehingga yang punya hak menyampaikan persoalan mereka ada pada pihak korban atau kubu 01.
“Kita sudah membagi tugas, bapak Pj Bupati, ibu Ketua DPR, Plh Sekda dibantu pihak gereja, mereka akan komunikasi dengan pihak korban. Kalau memang sudah ada jawaban, maka kemungkinan besar, besok kita akan duduk mendengar langsung apa keinginan mereka,” ujarnya.
Pihak keamanan TNI dan Polri, untuk menjaga kamtibmas yang kondusif untuk mendukung rencana perdamaian kedua belah kubu ini, ada beberapa langkah yang digelar, termasuk membuka beberapa pos pengamanan yang ditempatkan di lokasi yang menjadi lokasi perang sebelumnya.
“Kita akan lakukan patroli pada jam rawan dan melakukan razia bagi yang masih membawa alat perlengkapan perang baik panah dan parang. Kedua kubu sudah sepakat pada 6 Februari 2025, jika alat perang ditemukan dijalan atau fasilitas umum akan disita atau dimusnahkan,” imbuhnya.
Sementara itu, Pj Bupati Puncak Jaya, Yopi Murib, SE, MM mengklarifikasi dan membantah dengan keras bahwa pemerintah daerah bersama TNI dan Polri menfasilitasi kubu 01 untuk membalas pada 12 Februari 2025.
“Keluarga korban pertama minta fasilitasi truk untuk datang menyelesaikan masalah. Saya senang hati menjemput mereka sebagai pemerintah, sehingga saya minta Dandim dan Kapolres untuk menjemput keluarga mereka,” jelasnya.
Namun, awalnnya langsung mau diarahkan ke Lapangan Amanah, tetapi mereka meminta ke keluarga korban di Muliambut, sehingga terjadi hal yang tidak diinginkan.
“Jadi, pemerintah bersama TNI dan Polri, tidak ada tujuan untuk jemput mobilisasi massa untuk perang lagi, itu tidak benar,” pungkasnya.