BTM: Merangkul Semua Golongan, Membuktikan Dengan Kerja Nyata”

Oleh: Rani Yanti Ngabalin (Mahasiswa Magister Komunikasi Politik Universitas Paramadina Jakarta)

Rani Yanti Ngabalin (Mahasiswa Magister Komunikasi Politik Universitas Paramadina Jakarta)

Jayapura, Teraspapua.com – Di tengah dinamika politik Papua yang semakin hangat, beredar isu yang menggiring opini publik bahwa Benhur Tomi Mano (BTM) mengabaikan kalangan Muslim dalam menentukan calon wakil gubernur.

Isu ini muncul seiring pencalonan Velix Wanggai yang berlatar belakang Islam. Narasi tersebut sangat disayangkan, karena tidak hanya tidak berdasar, tetapi juga berpotensi menciptakan polarisasi identitas yang merugikan semangat kebersamaan di Papua.

Padahal, jika menilik perjalanan panjang BTM dalam memimpin Jayapura, kita akan menemukan bahwa ia bukanlah sosok yang memimpin dengan pendekatan sektarian. Sebaliknya, BTM sejak awal menegaskan bahwa kepemimpinannya dibangun di atas fondasi inklusivitas, kebersamaan, dan komitmen untuk merangkul semua golongan tanpa kecuali.

Kepemimpinan untuk Semua, Bukan Segelintir

BTM adalah pemimpin yang lahir dari rakyat dan bekerja untuk rakyat tanpa membeda-bedakan suku, agama, atau latar belakang. Filosofi kepemimpinannya selalu menempatkan kesejahteraan bersama di atas kepentingan kelompok. Bagi BTM, setiap warga Papua adalah bagian dari perjuangan besar menuju tanah yang damai, sejahtera, dan bermartabat.

Jejak Nyata: Ayi dan Kedekatan Tulus dengan Umat Islam

Julukan “Ayi” yang begitu akrab di telinga masyarakat Jayapura bukan sekadar sapaan. Itu adalah cermin dari hubungan yang hangat dan penuh penghargaan antara BTM dan masyarakat, termasuk kalangan Muslim. Selama menjabat Wali Kota Jayapura dua periode, sederet langkah nyata telah diambil Ayi untuk membuktikan keberpihakannya:

– Mendirikan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gratis khusus bagi umat Muslim di kawasan Buper Waena, sebuah kebutuhan mendesak yang sudah lama diperjuangkan masyarakat.

– Membangun Mushola “BTM” (Baitul Magdis) di kompleks Kantor Wali Kota Jayapura, agar ASN Muslim dapat menjalankan ibadah dengan nyaman tanpa harus keluar area kantor.

– Program Umroh Gratis Setiap Tahun bagi tokoh-tokoh agama, imam masjid, dan warga berprestasi sebagai bentuk penghargaan spiritual dan sosial.

– Menyediakan Seragam Resmi Jamaah Haji Papua dan menanggung biaya transportasi jamaah ke embarkasi keberangkatan, sebuah bentuk empati dan pelayanan yang jarang dilakukan oleh kepala daerah lainnya.

Semua program ini dilakukan bukan karena pencitraan, tapi karena keyakinan bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan hambatan.

Komitmen untuk Umat Islam dalam Program Gubernur mendatang

Komitmen itu tidak berhenti di masa lalu. Jika terpilih sebagai Gubernur Papua, BTM telah menyiapkan program-program lanjutan untuk mendukung umat Islam secara struktural dan berkelanjutan:

– Mendorong Penambahan Kuota Haji Khusus untuk Papua melalui Kementerian Agama RI agar umat Islam di Papua tidak terus-menerus terpinggirkan dalam daftar tunggu haji nasional.

– Memperjuangkan Embarkasi Haji Khusus Papua agar jamaah haji tidak harus lagi melalui kota-kota besar di luar Papua, seperti Makassar atau Surabaya. Selain demi efisiensi dan kenyamanan, keberadaan embarkasi ini juga menjadi simbol kemandirian spiritual Papua.

Lebih dari itu, embarkasi ini akan dirancang sebagai pusat pelayanan haji bagi lima provinsi di Tanah Papua, yakni: Provinsi Papua, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Selatan dan Papua Tengah. Dengan begitu, Papua tidak

hanya melayani warganya sendiri, tetapi juga menjadi poros ibadah haji bagi kawasan timur Indonesia, memperkuat peran strategisnya dalam pelayanan umat secara regional.

– Bekerja Sama dengan Pemerintah Kota Jayapura untuk menyediakan lahan pembangunan Asrama Haji dan Tempat Manasik Haji, sehingga proses bimbingan dan persiapan haji lebih terarah, terpusat, dan terfasilitasi dengan baik.

Kepemimpinan yang Membumi: “Hen Tecahi Yo Onomi, T’mar Ni Hanased” Satu Hati Membangun Kota untuk Kemuliaan Tuhan

Sebagai Wali Kota Jayapura dua periode, Benhur Tomi Mano (BTM) tidak hanya fokus pada pembangunan fisik kota, tetapi juga membangun nilai kebersamaan, toleransi, dan emanusiaan. Ia mencetuskan motto kepemimpinan yang menjadi napas dari setiap kebijakannya: “Hen Tecahi Yo Onomi, T’mar Ni Hanased” Satu Hati Membangun Kota untuk Kemuliaan Tuhan (Satu Hati, Satu Tujuan, Demi Kebaikan Bersama), yang mencerminkan prinsip ukhuwah (persaudaraan) dalam Islam baik ukhuwah Islamiyah (sesama Muslim), ukhuwah wathaniyah (sebanga dan setanah air), maupun ukhuwah insaniyah (sesama manusia).

Semangat ini nyata dalam kepemimpinan BTM membangun tanpa membeda-bedakan, melayani tanpa memihak, dan merangkul semua umat beragama. Ia menghadirkan wajah pemerintahan yang adil, ramah, dan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi sebagaimana diajarkan dalam Islam dan agama-agama lainnya.

Tumbuh dalam Toleransi: “Kader Krismuha”

BTM bukan hanya dekat secara sosial, tapi juga kultural dengan umat Islam. Ia adalah alumni SMP Muhammadiyah, sebuah pengalaman yang membentuk nilai-nilai toleransi dalam dirinya sejak dini. Tak heran jika dalam kesehariannya, ia kerap melafalkan “Astagfirullah”, “InsyaAllah”, dan “Alhamdulillah” bukan sebagai basa-basi, tapi sebagai bentuk pergaulan lintas iman yang tumbuh secara alami.

Sebutan “Kader Krismuha” (Kristen Muhammadiyah) yang melekat padanya, menjadi bukti hidup bagaimana keberagaman bukanlah batas melainkan jembatan kepemimpinan.

Jangan Terjebak Isu Sektarian: Mari Jaga Persatuan

Isu bahwa BTM anti-Muslim hanyalah bagian dari upaya segelintir pihak untuk memecah belah masyarakat. Narasi sektarian seperti ini sangat berbahaya dan tidak mencerminkan realitas sejarah kepemimpinan BTM. Papua bukan milik satu golongan, tetapi rumah bersama bagi semua. Dan rumah ini hanya akan kokoh jika dibangun di atas pondasi saling menghargai, bukan prasangka.

Momentum Ramadhan: Merajut Kebersamaan, Membangun Masa Depan

Di bulan suci Ramadhan ini bulan penuh kasih, pengampunan, dan penguatan iman mari kita kembali pada nilai-nilai yang menyatukan kita. BTM hadir bukan hanya sebagai
pemimpin administratif, tapi sebagai pengayom dan sahabat dalam kehidupan sosial dan spiritual masyarakat. Kepemimpinannya mencerminkan semangat gotong royong,
kebersamaan, dan keadilan sosial. Ia tidak sekadar menjanjikan perubahan, tetapi telah membuktikannya melalui program-program nyata.

Papua Butuh Pemimpin Pemersatu, Bukan Pemecah Belah

Sudah saatnya kita menilai pemimpin bukan dari identitas sempit, tapi dari rekam jejak, komitmen, dan bukti nyata keberpihakan pada rakyat. Benhur Tomi Mano telah membuktikan itu selama dua periode memimpin Jayapura, dan ia akan terus membawa semangat yang sama untuk seluruh Papua.

Mari jaga persaudaraan. Mari kita lawan isu-isu sektarian dengan fakta dan semangat kebersamaan. Mari bersama membangun Papua yang lebih kuat, lebih damai, dan lebih sejahtera untuk semua.