Komisi V DPR Papua Gelar Rapat Dengar Pendapat Bersama Pilot Asal Papua

Jayapura,Teraspapua.com – Komisi V DPR Papua lakukan rapat dengar pendapat bersama para pilot asal Papua, rapat tersebut membahas bagaimana nasib dari para pilot asal Papua ini telah lama lulus namun mereka belum mendapatkan lapangan pekerjaan.

Dalam rapat tadi, kami mendengar keluhan mereka terkait mereka sudah sekian lama lulus sekolah dan mereka sudah siap untuk bekerja menjadi seorang pilot, namun sampai saat ini mereka belum mendapatkan pekerjaan, ungkap ketua Komisi V DPR Papua Timeles Yikwa kepada sejumlah awak media di Hotel Horizon Jayapura, Rabu (05/05/2021).

Dikatakannya, setelah mereka lulus anak-anak ini sudah mencoba untuk mendaftar ke perusahaan maskapai penerbangan yang beroperasi di papua, namun tidak diterimah. Bahkan pihak perusahaan pun tidak memberika alasan yang jelas kenapa sampai mereka tidak bisa diterimah untuk bekerja menjadi seorang pilot.

Oleh karena itu, terkait keluhan mereka ini, dalam waktu dekat kami dari Komisi V akan mengundang pihak-pihak terkait yakni BPSDM Papua, dinas Perhubungan dan pimpinan-pimpinan maskapai yang beroperasi di Papua, untuk bersama-sama mencari solusi sehingga mereka bisa brkerja, ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan Timiles, sekarang ini ada 50 anak Papua yang telah lulus sekolah penerbangan, dan mereka sudah siap untuk bekerja sebagai seorang pilot. Oleh karena itu kami dari Komisi V DPR Papua menegaskan kepada BPSDM Papua, jangan dulu membuka pendaftaran sekolah penerbangan.

Prioritaskan dulu anak-anak yang telah selesai sekolah penerbangan untuk mendapatkan lapangan pekerjaan, barulah membuka pendaftaran kepada siswa baru, tukasnya.

Sementara itu ditambahkan anggota Komisi V DPR Papua Deki Nawipa, kami DPR Papua dengan sikap politik menegaskan dalam waktu satu tahun ini, 50 anak yang telah lulus sekolah pilot harus diterimah.

Mereka ini rakyat Indonesia tidak hanya mereka berharap untuk beroperasi di Papua saja, tetapi di bagian Indonesia lain harus bisa merekrut mereka.

Kalau meragukan SDM, saya rasa itu bagian dari stikma saja. Karena dari lembaga pendidikan mereka sudah dipercayakan kalau sudah diwisudakan berarti sudah diukur kemampuan mereka, pungkas Deki.

(Matu)