Jayapura,Teraspapua.com – Terkait pernyataan dari Calon Gubernur Papua, Benhur Tomi Mano yang viral di media sosial sewaktu melakukan kampanye terbatas di kompleks Organda, Kota Jayapura, Papua pada Sabtu (12/10/2024) ada kata kata yang dinilai menyinggung marga Sroyer. BTM sapaan akrab telah meminta maaf terkait hal itu.
Kendati demikian permohonan maaf dari BTM nampaknya tidak di gubris oleh marga yang disebutkan, Bahakan masalah tersebut telah dilaporkan ke Bawaslu Provinsi Papua.
“Saya mau klarifikasi terkait vidio yang beredar di publik, bahwa saya melarang salah satu Paslon Gubernur Papua yakni BTM masuk untuk kampanye di komplek Organ. Saya sebagai marga Sroyer yang disebut – sebut dalam vidio yang beredar, BTM mengatakan kamu Sroyer bicara apa disini, kamu siapa ?.
Saya marga Sroyer dan Suku Biak, saya tidak pernah melarang BTM untuk datang berkampanye di Organda.
“Terkait masalah ini, saya pribadi sudah menyerahkan kepada kelapa suku besar Sroyer di Biak dan kepada Kepala Suku Biak setanah Tabi kota Jayapura,” Wilem Sroyer kepada awak media di Jayapura, Senin (21/10/2024) malam.
Dijelaskan Welem Sroyer, saya mau klarifikasi terkait vidio yang beredar di publik, bahwa saya melarang salah satu Paslon Gubernur Papua yakni BTM masuk untuk kampanye di komplek Organ.
“Saya sebagai marga Sroyer yang disebut – sebut dalam vidio yang beredar, BTM mengatakan kamu Sroyer bicara apa disini, kamu siapa ?. Saya marga Sroyer dan Suku Biak, saya tidak pernah melarang BTM untuk datang berkampanye di Organda,” tegas Welem.
Kata Welem, apa yang di tuding BTM terhadap saya, itu tidak ada bukti. “Saya minta kepada BTM untuk menghadirkan orang yang mengadu domba saya dengan BTM,” kembali tegas Welem.
Terkait dengan permohonan maaf BTM kepada saya. Lanjut kata Welem, BTM tidak pernah datang ke rumah saya untuk minta maaf kepada saya dan keluarga.
Jadi menurutnya masalah ini belum selesai. Masalah ini saya sudah serahkan ke kepala suku besar marga Sroyer. Maka tadi beliau sudah laporkan masalah tersebut ke Bawaslu.
Sementara itu, Semual Sroyer selaku Manawir Keret Sroyer Biak mengetakan, saya datang dari Biak ke Jayapura untuk mengklarifikasi sekaligus meminta adik saya Welem Sroyer untuk dapat menyampaikan hal yang terjadi di Organda.
Kata Manawir Sroyer, kami paham betul bahwa apabila kami melangar berarti kami yang dinyatakan salah.
Lebih lanjut Manawir Sroyer menjelaskan, soal pernyataan permohonan maaf bapak BTM ke Marga Sroyer, yang kami ikuti di media masa. Setelah saya tiba di Jayapura ternyata permohonan maaf yang disampaikan oleh bapak BTM tidak tatap muka secara lansung dengan adik saya Welem Sroyer.
“Oleh karena itu kami menganggap masalah ini belum selesai, langka awal tadi kami sudah laporkan masalah tersebut ke Bawaslu Provinsi Papua sekitar Jam 14.00 WIT. Selanjut akan kami laporkan masalah ini ke Polda Papua terkait nama baik adik kami Wilem Sroyer,” tegas Manawir Sroyer.
Manawir Sroyer menyebut, tahapan – tahapan lain akan berkembang, setelah tahapan hukum selesai kami akan kembali ke versi Adatnya.
Kalau permohonan maaf orang Biak disertai dengan ada sesuatu transaksi Adatnya. Berarti simbol orang Biak piring, tidak melihat berapa besar tapi gelar tikar Adat dan nyatakan itu. Tetapi itu kalau kami yang dinilai salah.
“Selanjutnya kalau bagaimana Adat di Jayapura untuk meminta maaf. Yang pasti permintaan maaf pak BTM tidak tatap muka dengan adik kami Welem Sroyer, maka kami anggap belum selesai,” pungkasnya.