Jayapura,Teraspapua.com – Panitia khusus (Pansus) Covid-19 DPRD kota Jayapura selama dua hari, Rabu (23/9/2020) dan Kamis (24/9/2020 ) mendatangi semua Puskesmas yang ada di Kota Jayapura.
Kedatangan tim yang di ketua oleh, Yuli Rahman,SH ini tentu untuk memastikan pelayanan kepada pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah.
“Jadi kegiatan Pansus selama 2 hari kami turun untuk melihat dan memastikan pelayanan di setiap Puskesmas kepada pasien isolasi mandiri. Untuk pengawasan dan perawatannya seperti apa dan juga pelayanan kesehatan lain,” terang Yuli Rahman, Jumat ( 25/9/2020).
Yuli Rahman mengakui, banyak pasien isoman yang sembuh, yang diawasi setiap Puskesmas. Karena ada kerja sama baik dengan kelurahan, Distrik dan juga Danramil .
Kendati demikian, Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota ini mengaku ada kekurangan dari pasien isoman yang tetap keluar rumah dan bertemu dengan masyarakat secara langsung, bahkan tidak menjaga protokol kesehatan.
“ ini yang memicu tren naiknya Covid saat ini. Kalau saya lihat seperti itu, karena sudah hampir seminggu Wali kota membuka fasilitas rumah sakit rujukan di Hotel Sahid dan harus digunakan. Pasien isolasi mandiri harus kita masukkan ke Hotel Sahid,”ujarnya.
Di Hotel Sahid terjaga perawatannya, pengawasannya dan mereka tidak sembarang keluar seperti isolasi mandiri yang ada di rumah.
“Jadi kenapa saya sampaikan seperti itu, karena kita tidak bisa menjaga pasien isolasi mandiri yang di rumah untuk tidak keluar rumah.Tapi kalau pasien yang mengerti pasti dia tidak akan keluar dan tetap di rumah,”ujarnya.
Lanjutnya, Jika mereka tetap isolasi mandiri, terus diberikan obat-obatan dan 7 hari kemudian harus di swab lagi dan pasti mengikuti protokol. Tetapi ada pasien yang setelah isolasi mandiri tapi tidak mau di swab dan ini juga menjadi kendala kita.
Saya minta kepada ketua tim gugus tugas dan semua Pokja, jangan memberikan pilihan kepada pasien isoma dan harus dimasukkan ke Hotel Sahid.
“Kita tidak bisa memberikan penawaran mau di rumah atau di hotel Said ,tidak bisa,”jelasnya.
Selain itu, Politisi Golkar ini minta kepada ketua tim gugus tugas agar sisa-sisa pasien covid yang isolasi mandiri ini dicari, dijemput di rumahnya dan dimasukkan ke Hotel Sahid. Dengan cara seperti itu kata dia kita bisa menekan, memutus mata rantai covid.
Lebih jauh dikatakan, pasien-pasien yang merasa diri bahwa saya sehat. Jadi saya bisa kemana-mana dan saya tidak punya gejala. ini pikiran-pikiran seperti ini yang membuat grafik kita naik sekarang.
“Jadi hilangkan pikiran-pikiran, bahwa memang gejala orang tidak punya gejala (OTG) itu dia memang tidak punya gejala itu tetapi di dalam dirinya ada indikasi virus,”ungkapnya.
Lanjut Yuli Rahman, Dewan menyampaikan terima kasih kepada semua Puskesmas yang melayani pasien isoma dan ada juga banyak yang sembuh tetapi juga ada juga yang kepala batu.
Dikatakan, kami turun di beberapa Puskesmas itu kami melihat di samping Puskesmas ada petugas- petugas pemuda anti corona (PAC) yang merupakan program dari provinsi, kami minta supaya berfungsi.
“Jadi pasien isoma dicari di mana tempatnya dan data medis harus mereka pegang. Waktu terkena virus tanggal berapa? setelah diberikan pengobatan itu hasilnya seperti apa? harus terupdate , harus di terdata setiap hari,”kata Yuli Rahman.
Saya menghimbau kepada pasien dan masyarakat bahwa virus ini sangat berbahaya, dan sekarang tren naik dan hampir tiap hari ada yang meninggal.
“Jadi kami dari Pansus minta kepada pasien isolasi mandiri untuk berkerja sama. Tim gugus tugas, Wali kota dan semua yang ada di Jayapura untuk bagaimana kita bisa berbesar hati untuk bisa menjaga memproteksi diri kita sendiri supaya kita tidak tertular dari orang lain.
Dengan cara, kalau kita memang benar-benar mau isolasi mandiri dan benar-benar harus proteksi diri kita di rumah, mengikuti saran dari tenaga medis untuk minum obat, berjemur, olahraga yang cukup.
Setelah itu, beberapa hari kemudian harus memeriksakan diri dan kembali untuk swab ulang,”pungkasnya.
(Let).