Jayapura, Teraspapua.com – Panitia khusus (Pansus) DPRD Kota Jayapura melakukan kunjungan ke Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan Balai laboratorium kesehatan Provinsi Papua, Senin (5/10/2020)
Kunjungan ini tentu untuk menggali permasalahan dan masukan dari Balitbangkes dan Labkesda Papua
Wakil Ketua Pansus, Giovano Pattipawae mengatakan, dengan adanya New Normal maka harus ada penambahan alat untuk pemeriksaan swab.
Begitu juga dengan bahan abis pakai harus ditambahkan dan alat di laboratorium untuk mengolah hasil swab itu.
“Jadi, hasil swab yang tadinya 3 hari, tapi ketika masuk New Normal maka terjadi penumpukan sampel.
Lanjut dikatakan, kendala dari Litbangkes dan Labkesda yaitu alat dan tenaga medis, yang sangat minim dengan permintaan untuk menguji hasil swab itu yang sangat tinggi di era New Normal ini.
Sementara itu Fajar Rizki Wanggai, SH mengatakan, kunjungan ini dalam rangka meluruskan atau mencari informasi terkait apa saja yang dikerjakan Libankes dan Labkesda.
Dimana, tugasnya dalam pengambilan sampel Covid-19 terhadap masyarakat kota Jayapura yang melakukan pemeriksaan swab.
“Sepanjang kami melakukan dialog ini, memang ada kendala terutama pada persoalan ketersediaan alat dan juga kapasitas kerja alat dan tenaga medis yang melakukan pemeriksaan,” terangnya.
Karena dengan banyaknya jumlah sampel yang harus di periksa, sedangkan kemampuan alat dan SDM sangat terbatas.
“Memang, sejak Maret sampai saat ini, pekerjaan extra berat sudah dilakukan, bahkan dari yang sebenarnya mereka hanya bekerja sampai dengan sore,” akuinya.
Tetapi dengan adanya pandemi, dan banyaknya sampel yang harus di periksa maka mereka bisa melakukan pemeriksaan sampai dengan pagi.
Untuk itu, kami Pansus, menghimbau kepada masyarakat kota Jayapura agar mematuhi protokol kesehatan dengan selalu menggunakan masker, jaga jarak dan juga rajin mencuci tangan dan hindari kerumunan.
Sementara Kamla, Pelaksanan teknis penanggungjawab lab menambahkan, sampel yang masuk 1 hari rata-rata 100 sampai 300, dari seluruh Paskes di kota Jayapura dan Kabupaten di provinsi Papua.
“ Jadi kemampuan alat, sekali raning 94 sampel. Kalau kita di sini rata-rata 2 kali raning jadi sekitar 180 sampel dalam satu hari,” terangnya.
Sedangkan kapasitas hanya sampai 2 kali raning, karena jam kerja sudah sampai di atas jam 10 malam.
Bahkan kata dia, antrian sampel saat ini sudah sekitar 600 lebih. Kendati demikian, sampel yang belum di raning tidak rusak, karena penyimpanan tetap di mines 20.
“Sampel akan kami simpan yang antrian di mines 20 dan itu akan kami kerjakan sesuai sampel yang masuk lebih dahulu. Jadi sampel yang dari belakangan tidak kita ambil baru kita kerjakan. Tapi sesuai antrian sampel yang masuk, yang selama ini berjalan masi aman untuk dipertanggung jawabkan,” ujarnya.
Lanjut dikatakan, untuk warga yang melakukan swab di Labkesda satu hari rata-rata 200 orang.
Dia juga mengakui, selama bulan Maret sampai sekarang kendalanya di BHP (Bahan Habis Pakai) untuk pemeriksaan PCR, karena bahan-bahan itu kita harus dapat dari luar Papua, pengirimannya cukup sulit.
“ Ya, mungkin seperti metanol yang pembelian dari Jakarta harus melalui ijin-ijin khusus badan POM baru bisa masuk ke Papua,” tandasnya.
Sementara kepala Balai Litbangkes Papua dr.Antonius Oktavian, M.Kes, mengaku sangat senang karena ada perwakilan masyarakat yang datang kepada kami, untuk menjawab semua pertanyaan-pertanyaan apakah covid itu ada, bagaimana cara mediaknosa covid, kemudian kenapa pemeriksaannya begitu lama.
“Jadi itu kalau di sampaikan ke masyarakat luas juga kami sangat terbuka,” ujarnya.
dr.Antonius Oktavian merincikan, setiap hari sampel yang masuk 350 sampai 400. Sementara kemampuan kami terbatas karena alat kami cuma satu.
Dia juga menambahkan, sampel yang masuk dan masi mengantri sebanyak, 1.353 .
Dikatakan bahwa sampel yang belum diperiksa tidak rusak, karena penyimpanan di lemari es yang mines 20 dan bertahan lama,” pungkasnya.
(Ricko).