HUT PI ke – 111 di Tanah Tabi, Tabir Kegelapan Mulai Dibuka Proses Perubahan Terjadi

Pdt. Cleopatrizia Ruhulessin saat menyampaikan refleksi pada ibadah syukur HUT PI ke- 111 di Tanah Tabi, Rabu ( 10/03/2021)

Jayapura, Teraspapua.com – Pemerintah kota Jayapura dan masyarakat menggelar ibadah syukur, memperingati Injil masuk di tanah Tabi yang 111 tahun, tepat di tanggal 10 Maret . Ibadah syukur di masa pamdemi covid-19 ini dipusatkan di Gedung Gereja Jemaat GKI Pniel Kotaraja, Diatrik Abepura, Rabu ( 10/03/2021).

Tidak seperti tahun – tahun sebelumnya, dimana momen ini dirayakan di pulau Debi, tepat di depan tugu pendaratan pembawa injil pertama.

banner 325x300banner 325x300

Pdt. Cleopatrizia Ruhulessin dalam refleksi pada momen ini mengatakan, peristiwa 111 tahun lalu dimana sebelum Allah menjamah pulau Metu Deby, yang kala itu masih menjadi sebuah wilayah yang tidak dikenal, masih asing dan belum tersentuh.

“Namun ketika Allah menjamah tanah ini, 55 tahun setelah Injil masuk di Mansinam, tabir kegelapan itu dibuka dan mulailah berlangsung sebuah proses perubahan yang mendasar, yang menghadirkan kehidupan baru bagi tanah ini,” ujarnya.

” Sebuah kehidupan yang sungguh-sungguh membawa perubahan, sejak mengakui Yesus Tuhan sebagai Tuhan bagi tanah ini,” cetusnya

Dikatakannya, pengakuan ini tentu mempengaruhi keberadaan tanah Tabi sebagai milik Allah. Ketika Allah menjamah dan menyentuh realita hidup, maka suatu masa depan baru bagi kampung – kampung, pulau – pulau dan kota di Tanah ini.

Tuhan Letakkan masa depan untuk hidup di dalam damai dan sejahtera, dalam kebebasan untuk menyatakan kemuliaan Allah.

“Masa depan yang bebas dari konflik permusuhan dan saling curiga, masa depan untuk menikmati hidup yang bermartabat, layak yang manusiawi dan hidup yang setara dengan orang lain di negeri lain bahkan dengan bangsa-bangsa yang lain,” tuturnya.

Lanjutnya, masa depan yang diberkati. Di mana tanah ini menjadi wilayah yang terbuka dan majemuk. Keterbukaan dan majemuknya menjadi kekayaan Ilahi bagi orang Tabi, untuk membangun kota dan tanah ini menjadi lebih modern dan humanis.

Lebih lanjut refleksinya, jamahan Allah itulah yang terjadi 111 tahun yang lalu di tahun 1910, ketika injil pertama kali masuk ke tanah Tabi di pulau Metu Deby.

” Yang dibawa oleh Pdt. FDS Van Hassel, seorang misionaris (zending) asal negara Jerman. kedatangannya diterima dengan kegembiraan Sukacita oleh Ondoafi Tobati Enggros, Laurens Mano. Menerima Van Hasel baginya, sama denga menerima Kristus atau Injil itu sendiri dan kedatangan Kristus di Tanah ini,” tuturnya lagi.

Dan karena itu, sukacita Ondiafi atas kedatangan misionaris itu sama dengan menghadirkan sukacita di atas tanah dan negeri ini. Mulai saat itu masyarakat asli yang bermukim di seluruh teluk Youtefa mengalami transformasi hidup yang asasi.

Injil yang dibawa di Pulau Metu Deby, sebuah pulau yang kecil dan cantik dan menawan yang menjadi pertanda bahwa Tuhan memilih tanah ini dan menjadi titik pertemuan dan berjumpa dengan Allah.” Imbuhnya.

Pulau Metu Deby bisa menjadi titik keselamatan bagi semua orang yang hidup di atas tanah Tabi, dimana keselamatan itu terjadi dan dipancarkan di sini serta menjadi tanggung jawab semua orang yang tinggal di tanah ini,” tutupnya.

Ibadah syukur ini turut hadir, Walikota Jayapura, Benhur Tommi Mano, Sekda Provinsi Papua, Dance Y. Flassy, Ketua DPRD Kota Jayapura, Abisai Rollo, Wakil Ketua DPRD, Jhon Y. Betaubun, Kapolres Jayapura Kota, AKBP. Gustaf Urbinas. Kemudian Sekda Kota, Frans Pekey, para pimpinan OPD dan masyarakat, serta jemaat- jemat dari berbagai denominasi Gereja.

(Let/ricko)