Jayapura, Teraspapua.com – Selama lima hari, sebanyak 126 peserta pendidikan kesetaraan kejar paket C mengikuti Ujian Pendidikan Kesetaraan (UPK) .
UPK kejar paket C jam pertama mata pelajaran agama dan kedua PPKN tersebut berlangsung di Satuan Pendidikan Non Formal Sanggar Kegiatan Belajar (SPNF-SKB ) Abe Pantai Kota Jayapura, Papua, Selasa (4/4/2022).
Kepala SPNF-SKB Cliford Korwa, M, Pd mengemukakan, hari ini pelaksanaan UPK untuk mata pelajaran Agama dan PPKN di SPNF-SKB kota Jayapura.
“Hari ini dua mata pelajaran yang dimulai dari jam 10.00 – 14.00 Wit dan besok akan dilanjutkan dengan dua mata pelajaran lagi. Selama lima hari pelaksanaan ujian, dimulai dari tanggal 5 hingga 9 April 2022,” ujar Cliford Korwa.
Lanjut dijelaskan Cliford, peserta yang ikut gabung di SKB yaitu PKBM Gunung Sion , PKBM Mentari Awiyo dan PKBM Shema.
Mereka dari 3 PKBM yang sesuai dengan arahan dan juknis dari UPK maka harus bergabung dengan SKB kota Jayapura yang sudah terakreditasi dengan nilai ” B”.
“Total peserta UPK untuk paket C selama lima hari ada 126 peserta yang terdiri dari, SKB 86 orang, PKBM Mentari Awiyo 4, PKBM Gunung Sion 5 dan PKBM Sema 26 orang,” rincinya.
Mereka sambung Cliford, tersebar di kota Jayapura, perbatasan, dari kampung Mosso bahkan beberapa peserta dari kabupaten Jayapura.
Terkait pendidikan non formal ini, Cliford terus menghimbau kepada warga belajar atau anak-anak yang putus sekolah baik paket A B dan C, SKB masih memberikan kesempata untuk mengikuti pembelajaran pendidikan kesetaraan, guna merubah nasib dan masa depan melalui pendidikan non-formal ini.
Clifford juga mengakui. dengan adanya peraturan pemerintah nomor 2 tahun 2018, dimana dalam regulasi Itu diminta ada perhatian dari pemerintah karena selama ini sebelum adanya peraturan ini pemerintah Kurang begitu memperhatikan sekolah non formal .
“Tapi, dengan peraturan pemerintah yang aksennya dimulai pada 1 Januari 2021, maka sekolah non formal maupun pendidikan anak usia dini wajib diperhatikan oleh pemerintah,” tegasnya.
Untuk itu, saya minta kita juga diperhatikan karena selama ini hanya disebu pendidikan formal SD, SMP dan SMA,” tutup Cliford berharap.
Ditempat yang sama, Fajar Sidik Asso peserta ujian kejar paket mengakui ujian paket C ini sangat membantu dirinya untuk melanjutkan ke jenjang lebih atas.
“Jadi ujian paket C ini sangat membantu, seraya mengajak teman-teman yang lain yang tidak bisa sekolah atau tidak mempunyai ijazah SMA, mari ikut paket C di SPNF -SKB Abe Pantai,” ujarnya.
Dia juga mengakui alasan untuk mengikuti pendidikan paket C karena putus sekolah. Dimana SMA Karya Gemilang Holtekamp yang pernah dia ada disana tidak terdaftar, dan sekarang sudah ditutup sehingga nganggur di kelas 3 SMA.
“Dan saya lanjut ke pendidikan kesetaraan. Rencana ke depan saya akan melanjutkan kuliah,” ungkapnya.
Sementara Ivone T. Numberi juga mengaku, tujuan untuk mengikuti pendidikan kesetaraan pakte C, tentu untuk memperoleh ijazah.
“Yang pertama saya sudah gagal dan berikut tidak lagi, sehingga saya memutuskan untuk mengikuti ujian paket C untuk meruba hidup saya,” ungkap Ivone.
Sehingga lanjut Ivone, dirinya mengambil keputusan untuk mengikuti pendidikan kesetaraan paket C ini.
Menurut Ivone, pendidikan ini sangat bermanfaat untuk menolong saya dalam mengubah hidup, tapi juga dalam mencari pekerjaan ke depan.
Kembali ditegaskan, saya mengambil keputusan untuk mengikuti paket C, karena awalnya putus sekolah sehingga untuk melanjutkan itu, maka saya harus bergabung di ujian paket C.
Dia juga mengajak teman-teman yang putus sekolah agar tidak berkecil hati atau merasa berbeda dengan mereka yang sekolahnya normal.
“Saya menjadi contoh dan kita tidak boleh menyerah, tapi tetap harus berjuang karena perjuangan untuk memperoleh masa depan tergantung pada diri kita sendiri,” pungkas Ivone T. Numberi.
(tp-01)