Jayapura, Teraspapua.com – Kurikulum merdeka akan menjadi sesuatu yang baru. Makanya, sebelum implementasi kurikulum merdeka, kepala sekolah dengan para guru perlu memahami roh kurikulum merdeka.
Hal tersebut disampaikan Juwita Roboth, usai membawahkan materi. Roh Kurikulum Merdeka dan Struktur Kurikulum Merdeka pada kegiatan workshop implementasi kurikulum merdeka, bagi guru SMK YPK se-kota Jayapura, di Hotel Horison Padang Bulan, Selasa (05/09/2023).
Juwita Roboth menyebutkan, kurikulum merdeka yang sekarang memang belum wajib bagi sekolah-sekolah. Tapi, tahu tahun 2024 nanti, kurikulum merdeka akan menjadi kurikulum nasional, otomatis sekolah-sekolah harus mengimplementasi kurikulum merdeka.
“Para kepala sekolah maupu guru tidak salah konsep. Kurikulum merdeka sangat penting, karena ini harus dijiwai oleh kepala sekolah dengan guru-guru agar supaya bisa paham,” ujarnya.
Juwita menginginkan juga para guru, dengan kepala sekolah paham bahwa ada perbedaan sedikit antara K13 dengan kurikulum merdeka.
Untuk struktur kurikulum merdeka, ada Interakurikuler dan kokurikuler, yang paling baru, kata Juwita, adalah kokurikuler yang disebut dengan implementasi proyek penguatan profil pelajat pancasila.
“Sepertinya pemerintah sangat merasa urgen untuk implementasi atau pengembangan karakter peserta didik. Menurutnya, kalau dulu disebut denga penguatan pendidikan karakter, tetapi terintegrasi dalam pelajaran,” tandasnya.
Tetapi dengan kurikulum merdeka, karakter ini langsung dialokasikan di jam khusus, ini menunjukkan betapa pentingnya perhatian pemerintah tentang karakter bangsa, karena untuk apa seorang anak itu pintar kalau dia tidak berkaraker,” imbuhnya.
Sehingga sebut Juwita, P5 ini adalah merupakan satu kokurikuler yang menjadi khusus, diimplementasi di kurikulum merdekatan, ini juga berhubungan dengan tujuan pendidikan nasional.
Sementara Devlin Lolowang selaku nara sumber juga menyebutkan, hal penting harus dipahami oleh kepala sekolah dan guru-guru SMK YPK tentang kurikulum merdeka.
“Jami, kami menginformasikan kepada peserta tentang fungsi dari kurikulum merdeka, kemudian mengapa kurikulum berubah, sehingga mereka memperoleh pemahaman tentang fungsi kurikulum yang tidak beda dengan fungsi kurikulum-kurikulum sebelumnya,” ujarnya.
Menurut dia, yang terakhir adalah kurikulum 2013 atau K13, maka fungsi dari pada kurikulum merdeka juga sama sebagai pedoman dalam pelaksanaan program-program yang ada di setiap jenjang pendidikan. Mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA dan SMK.
Kemudian apa perbedaan kurikulum merdeka dengan kurikulum sebelumnya. Dijeaskan, dengan kurikulum merdeka, guru-guru dapat memahami bahwa kurikulum merdeka berpusat pada peserta didik,” sambungnya.
Namun sekarang lebih ditekankan pada karakter. Selain mengakomodir kebutuhan peserta didik, maka di kurikulum merdeka ini diharapkan akan menghasilkan peserta didik yang memiliki profil pelajar Pancasila.
“Tadi, kami sudah memberikan materi tentang struktur kurikulum, sehingga bapak ibu guru akan memahami tentang pengorganisasian pembelajaran yang ada di satuan pendidikan, khususnya di SMK yang dibagi dua yaitu intrakurikuler dan kokurikuler,” paparnya.
Inrakurikuler sambung Devlin, adalah proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas dan juga kokurikuler Ini yang lebih ditekankan P5-nya yaitu project penguatan profil pelajar pancasila. khususnya di SMK dia include dengan program sekolah yaitu praktek kerja lapangan atau PKL.
Sehingga untuk SMK karena berbicara kejuruan, maka P5, juga dia sudah ada di kegiatan intrakurikuler berkolaborasi dengan kokurikuler, karena mereka akan melaksanakan praktek di lapangan maka P5, pilih sudah termasuk di dalamnya seperti
Ditempat yang sama, Direktur Eksekutif, Christina D. Widyastuti yang juga selaku Ketua Panitia menyebutkan, materi yang kita berikan saling kait mengkait.
“Karena ini adalah guru-guru yang berada di naungan Yayasan Pendidikan Kristen. Kita ingin ada satu dogma kepada teman-teman guru yang mengabdi di Yayasannya Kristen, untuk pertama kali memahami bagaimana menjadi seorang guru Kristen untuk mendidik anak-anak Kristen,” sebut Widyastuti.
Kemudian, materi-materi saling kait mengkait, sehingga dengan mudahnya guru-guru bisa memahami tentang implementasi kurikulum merdeka. Walaupun kami rasa sesuai dengan amatan kami bahwa SMK yang ada di Jayapura ini belum memahami dengan baik tentang kurikulum merdeka.
“Kami sengaja melakukan giat ini agar teman-teman guru yang ada di SMK bisa memahami dengan baik, dengan harapan ketika mereka selesai menerima materi kurikulum merdeka bisa diimplementasikan di sekolah mereka masing-masing,” ujarnya.
(Har/Ricko)