Sorong, Teraspapua.com – Ratusan Guru, kepala sekolah, operator sekolah, pada jenjang TK, PAUD, SD, SMP, SMA/SMK Yayasan Pendidikan Kristen (YPK), Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Sorong Selatan dan Kabupaten Maybrat , Provinsi Papua Barat Daya mengikuti forum group diskusi (FGD)
FGD yang digagas oleh BP YPK di tanah Papua itu berlangsung di Aimas Hotel and Convention Center, Aimas, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Sabtu (14/10/2023).
Walau baru empat belum BP YPK di lantik oleh Ketua Sinode GKI di Tanah Papua. Namun yayasan di bawah pimpinan Joni Y. Betaubun, SH, MH, bersama pengurus mendatangi satu persatu kota/kabupaten yang ada di Provinsi Papua, Papua Selatan, Papua Tengah dan Papua Barat Daya, untuk menggelar FGD.
Tentu BP YPK ingin mendengar langsung isi hati dari para guru maupun kepala sekolah YPK, terhadap berbagai persoalan yang terjadi pada masing-masing satuan pendidikan yang selama ini mereka rasakan.
FGD dengan tema problematika dan babak baru pengembangan Yayasan Pendidikan Kristen di tanah Papua ini dibuka secara resmi oleh Penjabat Gubernur Papua Barat Daya Muhammad Musa’ad yang diwakili kepala dinas kesehatan setempat, Dr. Naomi Netty Howay, S, KM.,M. Kes yang juga wakil ketua III BP AM sinode GKI di tanah Papua.
“YPK dalam perkembangannya dari waktu ke waktu diperhadapkan dengan berbagai permasalahan sehingga membutuhkan penanganan yang serius,”kata Netty Howay.
Untuk menghindari merosotnya YPK di tanah Papua maka BP YPK, memandang penting melakukan forum grup diskusi untuk mengidentifikasikan dan memetakan setiap permasalahan yang dihadapi oleh satuan pendidikan.
Dikatakan, tujuan forum group diskusi, yaitu mengidentifikasikan dan memetakan permasalahan pada satuan pendidikan yayasan pendidikan kristen di tanah Papua, terkhusus di wilayah se-seorang Raya Provinsi Papua Barat Daya.
“BP YPK di tanah Papua berinisiatif untuk melaksanakan FGD, sebagai satu cara dan metode guna mengidentifikasikan masalah sehingga program yang disusun diharapkan tepat guna dan tepat sasaran,” ujarnya.
Dikatakan, YPK harus mengambil peran penting dalam mengimplementasikan kurikulum pada satua- satuan pendidikan, baik di tingkat PAUD, SD, SMP, SMA dan SMK yang dimiliki oleh YPK. Khususnya di wilayah Provinsi Papua Barat Daya.
Pj Gubernur mengajak semua peserta FGD , yang terdiri dari perwakilan para kepala, sekolah dewan guru, komite sekolah dan operator sekolah untuk lebih fokus pada pengembangan yayasan pendidikan Kristen, khususnya pendidikan anak-anak sekolah. Diharapkan pula sekolah-sekolah YPK tidak hanya bertugas sebagai penyelenggara pendidikan bagi anak-anak, akan tetapi juga berfungsi sebagai tempat membentuk nilai hidup, pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari anak-anak.
“Atas nama pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya dan mengucapkan terima kasih kepada BP YPK di tanah Papua khususnya wilayah Papua Barat Daya yang telah menyelenggarakan FGD ini,” tandansya.
Sementara ketua BP YPK di tanah Papua Dalam sambutan mengatakan, kehadiran 61 tahun pengabdian Yayasan Pendidikan Kristen di tanah Papua telah berkontribusi nyata mencetak sumber daya manusia anak asli orang Papua (OAP) melalui pelayanan pendidikan dasar hingga ke pelosok kampung.
“Yayasan pendidikan Kristen di tanah Papua sebagai salah satu Yayasan yang menyelenggarakan pendidikan di tanah Papua sejak misi pekabaran Injil. Dimulai juga sebagai peletak awal bagi landasan pembangunan manusia Papua serta menjadi transmisi bagi perubahan dan kemajuan dalam segala bidang di tanah Papua terus aktif dalam berkomitmen dalam kemajuan pendidikan,” ujar Joni Betaubun.
Keberadaan YPK yang mengelola 856 satuan pendidikan dari TK hingga SMA /SMK dengan jumlah siswa sebanyak 84.854 siswa bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sesuai dengan amanat undang-undang Dasar 1945 dan menata budaya orang asli Papua
Dikatakan, kuantitas lembaga pendidikan yang ada seharusnya diimbangi dengan kualitas. Bagi YPK di tanah Papua, pendidikan adalah suatu keniscayaan dan harus bersifat holistic yaitu menyeimbangkan antara pendidikan agama dan umum sebagaimana konsep awal pendidikan yang digagas oleh pendirinya.
Menurut Betaubun, kondisi saat ini, YPK di tanah Papua berada pada posisi determinisme historic dan realism.
“Dalam artian bahwa satu sisi YPK di tanah Papua berada pada romantisme historis, karena mereka bangga pernah memiliki output dari sekolah-sekolah YPK di tanah Papua yang selama ini mempunyai kontribusi yang besar bagi pembangunan peradaban dan ilmu pengetahuan di tanah Papua serta menjadi transmisi bagi perubahan dan kemajuan dalam segala bidang di tanah Papua,” papar JB sapaan akrabnya.
Untuk itu gumul yang panjang yang dialami oleh YPK bagaikan benang kusut yang tak teruraikan oleh pengurus ke pengurus. Kendatipun mereka telah bekerja secara maksimal dalam pengelolaan sekolah YPK.
Akan tetapi, semakin hari semakin YPK terabrasi, maka itu untuk menolong YPK supaya tidak terus-menerus tergerus akibat abrasi maka dibutuhkan penanganan serius dan komprehensif untuk mencegah abrasi.
Betaubun pun menambahkan, sejauh ini BP YPK di tanah Papua sudah bergerak cepat dan melaksanakan beberapa kali FGD di beberapa wilayah pelayanan dan sudah memiliki hasil diagnosis berbasis data,” jelasnya.
Ditempat yang sama, Kordinator wilayah VII dan XII YPK di Tanah Papua, Dr. Bernard Sagrim, MM mengatakan, hari ini kita akan bicara untuk dikeroyok sama-sama guna menjadikan beberapa sekolah sebagai sekolah percontohan yang unggul.
“Untuk Sorong Raya kita plot 1 SMA atau SMK, 1 SD, 1 SMP mungkin SMP di kabupaten Maybrat, SMK di Kabupaten Sorong dan SMA di Kota Sorong,’ jelasnya.
Nantinya kami bersama para ketua PSW, pimpinan-pimpinan klasis, DPR untuk duduk sama-sama berdiskusi, setiap provinsi ada 3 sekolah unggulan dari YPK di 6 provinsi yang ada di tanah Papua.
“Sehingga setiap melaksanakan FGD, ada sebuah kesepakatan yang harus kita lakukan,” jelas Sagrim.
Sebagai Korwil VII dan XI, saya memberikan apresiasi kepada semua kepala sekolah, ketua-ketua klasis atas kehadiran. Jadi kita Jangan menoleh ke belakang lagi tapi kita melihat ke depan bahwa tidak ada sesuatu yang mustahil bagi Tuhan.
“Jadi kita semua yakin dan optimis bahwa YPK ke depan akan lebih baik,” ujarnya.
Sagim juga menghaturkan terima kasih kepada Pj Gubernur Papua Barat Daya yang diwakili oleh Ibu Kepala Dinas Kesehatan sekaligus sebagai wakil ketua sinode GKI di tanah Papua. Ketua BP YPK di Tanah Papua, anggota BPS Wilayah VII.
Masih ditempat yang sama, Anggota BPS wilayah VII Sinode GKI di Tanah Papua. Penatua Nimbrod Sesa, S.IP., M.M mengaku bersyukur bahwa kita boleh mengalami masa Anugerah. Karena hari ini kita baru duduk bersama-sama, berdiskusi terkait dengan bagaimana memajukan sekolah-sekolah YPK.
“Badan pekerja Sinode GKI di tanah Papua,dalam kepengurusan periode sebelumnya maupun sekarang bersama-sama memikirkan untuk bagaimana sekolah-sekolah YPK bisa maju.
Dikatakan, sekolah-sekolah YPK didirikan tugas pertama adalah memberitakan Injil, mengajarkan anak-anak untuk bagaimana berdoa, menyanyikan lagu rohani. Bagaimana mengajarkan anak-anak hidup dalam kasih Tuhan.
Sehingga sekolah YPK menghasilkan generasi-generasi gereja yang punya kualitas kerohanian di atas yang lain,” pungkasnya.
(Har/Ricko)