Jayapura,Teraspapua.com – H – 1 jelang pendaftaran Calon Walikota dan Wakil Walikota Jayapura DPD Partai Gerindra Provinsi Papua mencabut dukungan dari Pasangan Calon (Paslon) Jhony Banua Rouw + H Darwis Massi (JBR – HADIR).
Terkait hal tersebut, Calon Walikota Jayapura, Jhony Banua Rouw menegaskan dari awal saya memang tidak mendaftar di Gerindra Papua. Tetapi saya diminta oleh Ketua DPD Gerindra Papua Ibu Yanni, untuk mendaftar di Jakarta dan itu saya lakukan.
“Kami sering komunikasi sampai dengan sudah tanda tangan di Koalisi kami, mereka mereka ikut hadir dan tanda tangan untuk mendukung kami pasangan JBR – HADIR. Tetapi di h-1 Gerindra mencabut dukungan dari kami, bagi kami tidak ada masalah kalau Gerindra mencabut dukungannya tanpa Gerindra koalisi kami cukup,” terang Banua Rouw kepada awak media di Kota Jayapura, Rabu (28/8/2024).
Yang kita sayangkan, lanjut kata Banua Rouw adalah bahwa seseorang yang mau menjadi pemimpin di Kabupaten Sarmi, tetapi tidak bisa berpegang pada komitmennya lalu bagaimana mau jadi pemimpin.
“Artinya pemimpin itu harus komitmen dengan pembicaraan awal, kalau dengan hal kecil ini sudah tidak komitmen bagaimana mau memimpin rakyatnya,” terang Banua Rouw ditepis dengan senyuman.
Menurutnya, alam berpolitik itu ada etika politiknya. Tetapi tidak ada masalah bagi kami.
“Terima kasih untuk kerjasamanya selama ini, tanpa Gerindra koalisi kami cukup untuk maju sebagai calon walikota dan wakil walikota Jayapura,” tandasnya.
Ketua Koalisi Perubahan, Otniel Deda menambahkan keputusan yang diambil DPD Partai Gerindra kami menghargai itu, tetapi bagi kami komitmen dari pada pimpinan DPD Gerindra Papua agar pertimbangkan baik, sebelum pendaftaran tanggal 29 Agustus besok.
“Tetapi jika menarik diri, Koalisi kami sudah sangat cukup untuk mengusung Paslon JBR – HADIR,” tegas Otniel.
Ini menjadi satu pelajaran ke depan masalah komitmen dan juga secara etika perlu dibicarakan secara bersama-sama, sehingga organisasi untuk kita mengurus rakyat cikal bakalnya ada di partai.
“Sehingga pemimpin harus menjadi teladan, apa yang dibicarakan apa yang kita kata, itu harus sekata,” pungkas Otniel.