Jayapura, Teraspapua.com – Bertempat di Jemaat GKI I. S. Kijne Sborhoinyi, Distrik Abepura, Kota Jayapura digelar Rapat Kerja (Raker) II Klasis GKI Port Numbay
Raker II dibuk secara resmi oleh Ketua Sinode GKI di tanah Papua yang ditandai dengan Penabuhan tifa dan penyamatan tanda peserta. Jumat, (6/12/2024).
Raker di hadiri sekitar 450 peserta dari 51 Jemaat. Yaitu para ketua jemaat, sekretaris dan bendahara dan ketua Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Jemaat.
Pembukaan Raker di awali dengan ibadah yang dipimpin oleh Ibu Pdt. Frits Soparue. Dalam renungan singkat Soparue mengatakan dalam konteks pelayanan gereja injili di tanah Papua, Klasis GKI Port Numbay, Saparuane mengajak peserta Raker untuk melihat 4 hal penting
Yang pertama aspek koinonia harus diperhatikan dari dua demensi sekaligus yaitu dimensi eksklusif dan inklusif. Yang menegaskan gereja yang memiliki identitas atau jati diri yang jelas gereja yang lahir dan bertumbuh dalam sebuah konteks yang unik.
“Gereja yang terus membangun persaudaraan dengan gereja-gereja atau denominasi lain, gereja yang menjadi mitra pemerintah dengan membawa perubahan di segala bidang
kehidupan,” kata Soparue.
Hari ini kita memulai sebuah pesta iman, yakni Rapat Kerja II, Klasis GKI Port Numbay. Yang mengusung sub tema “Sehati, sepikir dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan mewujudkan Klasis GKI Por Numbay dan jemaat – Jemaat yang dewasa, mandiri dan misioner.
Dikatakan, sebuah perhelatan iman yang bertujuan untuk pelayanan, dari pemberdayaan pos menuju kesehatian.
“Rapat Kerja II ini tidak saja menjadi ajang reuni atau temu akrap para pelayan jemaat, tetapi menjadi momen perenungan atau refleksi bahwa kita ada sampai saat ini
itu karena Tuhan,” lugasnya.
Dikatakan, panggilan kita selaku para pelayan Tuhan yang datang dari berbagai Jemaat, adalah secara sungguh-sungguh berkumpul mencari kehendak Allah bagi Gerejanya di
ruang Klasis GKI Port Numbay,” tandasnya.
Ketua Sinode GKI di tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu mengatakan yang harus diperhatikan; pertama dalam rangka untuk melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan
program tahunan yang telah kita tetapkan secara khusus ditahun 2024.
“Pada Raker sebelumnya dimana pencapaiannya, tantangan dan ketidakberhasilan yang mungkin saja kita alami, untuk itu Mofu menegaskan, kita tidak hanya mengevaluasi
capaian dari sisi pelaksanaan apa yang sudah kita tetapkan,” katanya.
Tetapi yang sangat penting, kita mengevaluasi inpek dan dampak dari program-prpgram pelayanan yang kita tetapkan.
Saya kembali mengingatkan bahwa mendahului Raker ini, telah dilaksanakan sidang-sidang jemaat, secara keseluruhan kita evaluasi dampak yang sesungggunya, apakah
dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pelayanan kita yang telah ditetapkan membawah dampak pertumbuhan kepada jemaat.
Ingat, pertumbuhan Jemaat menjadi alasan dan menjadi tujuan dalam mengevaluasi capaian untuk pertumbuhan Jemaat atau tingkat persekutuan Jemaat.
“Misalnya dalam pertemuan-pertemuan ibadah itu semakin baik progresnya, atau semakin berkurang. Apakah dampak dari kehidupan Jemaat kita, itu baik atau kurang baik.
Secara keseluruhan harus dievaluasi,” jelasnya.
Yang kedua, melalui Raker ini juga akan dievaluasi capaian belanja keuangan gereja, dilingkup Klasis, tetapi juga terikut didalamnya dari jemaat-jemaat.
Mofu berharap bagian ini harus diberikan perhatian secara serius, karena uang gereja atau uang derma, dari sumber-sumber baik konsunal maupun inkonsunal, dalam rangka
untuk menopang, mendukung pelayanan gereja.
Sehingga dampak, apakah uang gereja yang kita belanjakan itu, berdampak bagi pertumbuhan jemaat. Dalam Rapat Kerja ini, akan dipresentasikan, dibicarakan, dibahas
program-program kegiatan pelayanan dan anggaran untuk tahun 2025.
Mofu kembali mengingatkan kepada peserta Raker untuk dalam merencanakan, membahas dan menetapkan program-program kegiatan pelayanan, yang berbasis pada lingkup klasis,
dan juga jemaat,” ucapnya..
Sementara Pj Walikota dalam sambutan yang diwakili staf ahli mengatakan, peran gereja sebagai mitra pemerintah sangat penting dalam membangun jemaat dan masyarakat yang amak, damai dan beriman.
Diatakan kehadiran GKI khususnya, Klasis Port Numbay telah menjadi bagian penting dalam membangun kehdupan berjemaat dan bermasyarakat di kota Jayapura.
“Peran gereja sebagai lembaga yang memenangkan Iman rohani, dalam bergereja. Oleh sebab itu rapat kerja II, Klasis Port Numbay ini, menjadi kesempatan untuk merefleksikan perjalanan yang sudah dilalui,” ujarnya.
Mengevaluasi program yang ada dan menentukan prioritas pelayanan yang selaras dengan visi GKI di tanah Papua, serta kebijakan pelayanan Klasis GKI Port Numbay.
Rapat kerja II, Klasis GKI Port Numbay adalah untuk membahas, merumuskan dan menetapkan rencana strategis pelayanan gereja pada tingkat Klasis,” tukasnya.
(zon/rck)