DAERAH  

Mulai ada Sinyal Perdamaian Antara Kedua Kubu Bertikai di Puncak Jaya

Jayapura,Teraspapua.com – Konflik antar kelompok pendukung pasangan calon Bupati Puncak Jaya nomor urut 01 Yuni Wonda  – Mus Kogoya dengan massa pendukung paslon bupati nomor urut 02 Miren Kogoya – Mendi Wonerengga, tampaknya mulai ada sinyal keinginan untuk perdamaian diantara kedua belah pihak.

Upaya pendekatan secara intensif terus dilakukan Pj Bupati Puncak Jaya Yopi Murib, SE, MM bersama jajaran Polri dan TNI serta Ketua Sementara DPRK Puncak Jaya dan sejumlah tokoh gereja, tampaknya membuahkan hasil positif.

Pertikaian kedua belah kubu itu, Senin, 10  Februari 2025, pukul 10.00 WIT, terlihat kubu paslon 01 dengan atribut perang secara adat mereka menyampaikan kepada kubu paslon 02 nama korban dengan melepaskan anak panah di Jalan Raya tepatnya dibawah Alon – Alon Pagaleme, Kota Mulia.

Selanjutnya, kubu paslon 02 menerima nama korban yang disampaikan kubu paslon 01 di sebuah jalan sekitar 200 meter, juga sambil melepaskan anak panah.

Hal itu pun dipantau langsung oleh Pj Bupati Puncak Jaya, Yopi Murib, SE, MM didampingi Kapolres Puncak Jaya, AKBP Kuswara, perwira Kodim Puncak Jaya, Ketua Sementara DPRK Puncak Jaya, Ketua Wilayah GIDI dan Satgas TNI yang mengamankan kegiatan itu.

Namun sebelumnya, Pj Bupati Yopi Murib sempat menemui  keluarga korban pertama dari kubu paslon 01, sekaligus mendengarkan aspirasi mereka.

Menariknya, dari keluarga korban kubu paslon 01 ini, ada sinyal menginginkan untuk perdamaian, hanya saja masih menunggu keluarga korban dari Sinak, Kabupaten Puncak, untuk datang. Begitu juga dari kubu paslon 02 pun menginginkan hal yang sama.

Pj Bupati Puncak Jaya, Yopi Murib mengakui, jika memang pada  Senin, 10 Februari 2025, kubu paslon 01 menyampaikan nama korban kepada kubu paslon 02.

“Setelah itu, menunggu keputusan dari kubu paslon 01. Namun, masih menunggu keluarga dari Sinak, Kabupaten Puncak. Mereka bicaranya seperti apa keputusan terakhir? Nanti kita simpulkan, langsung buat pernyataan,” katanya.

Yang jelas, ujar Yopi Murib, tahapan upaya menuju perdamaian diantara kedua belah pihak yang bertikai tengah berjalan.

Bahkan, Pj Bupati Yopi Murib mengapresiasi keluarga korban dari kubu paslon 01, meski mereka menjadi korban namun tidak berupaya untuk melakukan pembalasan.

“Tadi siang saya pergi menemui mereka dan mereka sampaikan bahwa hanya datang cari makan dan sudah pak Pj atur saja begitu. Jadi, kita tunggu keluarga yang mengambil keputusan ini untuk datang,” ujarnya.

“Jika mereka sudah bicara terutama keluarga korban pertama dia bilang aman, maka keluarga korban kedua dan ketiga, pasti akan mengikuti. Karena korban pertama pertumpahan darah itu merupakan kunci utama untuk selesaikan masalah,” sambungnya.

Begitu juga saat Pj Bupati Yopi Murib menemui kubu paslon 02 juga mereka menginginkan perdamaian. “Kami (kubu paslon 02) yang korbankan mereka, tentu kami tidak bicara banyak. Makanya, saya minta kubu paslon 02 tidak buat gerakan tambahan, sehingga saya pun masuk ke keluarga  korban terlebih dahulu,” jelasnya.

Bahkan, Pj Bupati Yopi Murib terus memantau situasi dan menemui kubu paslon 02 yang berada di kediaman Miren Kogoya.

“Saya menegur mereka bahwa saya yang keluar darah karena yang pertama korban adalah saya sehingga saya mau selesaikan. Ini agar mereka tenang dan tidak membuat gerakan tambahan,” ujarnya.

Dalam kesempatan pertemuan dengan kedua kubu paslon ini, Pj Bupati Yopi Murib dengan bahasa daerah Dani mengingatkan kepada kedua belah pihak untuk tidak berkeliaran membawa senjata tajam baik panah maupun parang.

Dalam konflik kedua kubu itu, Pj Bupati  Yopi juga mengingatkan untuk tidak boleh menganggu aktiftas pasar, bandara, Bank Papua, rumah sakit, perkantoran pemerintah dan fasilitas umum lainnya.

Selain itu, Pj Bupati Yopi Murib secara tegas mengingatkan kepada TPN OPM dari daerah Yambi, Gurage, Sinak, Kuyawage dan lainnya, untuk tidak masuk ke Mulia, Ibu Kota Kabupaten Puncak Jaya. Sebab, ia ingin menyelesaikan masalah tersebut.

“Tolong pihak ketiga yang namanya TPN –  OPM, tolong jauh dari Mulia, karena saya mau selesaikan masalah ini. Jika mereka mau masuk Mulia, silahkan saja. Tapi tanpa senjata. Senjata biar taruh di luar,” pungkasnya.