Merauke, Teraspapua.com – Muhammad Irsan, S.Farm. Apt. adalah seorang pengusaha muda Merauke yang sukses. Dalam kurun waktu empat tahun, Ia menyulap tiga apotek sekaligus yang diberi nama Shan Farma.
Ketiga apotek Shan Farma berada di titik-titik pangsa pasar di Merauke seperti Jalan Parako, Seringgu, dan Bampel.
Irsan menghabiskan masa kecilnya di Merauke, Papua. Seusai menamatkan sekolah dasar dan SMP di Merauke, Ia melanjutkan sekolah di SMK Farmasi Bandung hingga menjadi seorang Sarjana Farmasi yang juga Apoteker dari Sekolah Tinggi Farmasi Bandung tahun 2012.
Pria berdarah bugis ini memilih kembali ke Merauke memulai kariernya. 2014 diterima sebagai PNS. Dari sinilah ia mencoba berinsiatif untuk berbisnis sendiri, membuka outlet apotek pada 2016.
“Niat Saya kembali untuk membangun kualitas hidup sehat di Papua khususnya Merauke. Saya diberikan jalan membuka satu outlet apotek yang jadi tempat alternatif,” tuturnya kepada Teraspapua.com saat syukuran masuk rumah dan peresmian ke – 3 apotek Shan Farma ,Selasa (29/10/2019).
Menurutnya, apotek menjadi tempat alternatif baik ketika pasien merasakan gejala sakit atau masuk kategori sakit yang harus dilakukan pertolongan lebih.
Ada sebanyak 1.300 item obat yang dilengkapi dari jenis obat yang ditulis dokter. Dimana Merauke butuh sekitar 2.000 item obat.
Guru SMK kesehatan dan dosen kebidanan di Merauke ini mengakui pernah bangkrut diawal usaha apotek. Sehingga mengharuskan mendalami dunia apotek enterprenuer lewat seminar-seminar dan mengubah mindsetnya.
“Modal keberanian, modal percaya diri dan skill komunikasi kepada pasien. Alhamdulillah saya bisa merubah waktu dalam empat tahun membuka tiga apotek,” ucapnya.
Apalagi melihat masyarakat masih membutuhkan informasi tentang obat. Irsan memiliki prinsip siap berada di apotik karena tidak ada pelayanan tanpa apoteker.
Tidak menunggu pasien yang bertanya baru dijawab. Dia menanyakan lebih dulu setiap pembeli untuk siapa obatnya dan gejala apa? Dan memberikan pelayanan informasi obat yang jelas.
Ada keinginan besar meningkatkan layanan dengan membuka apotek yang pyur dilayani dari SDM farmasi guna meminimalisir kesalahan dan informasi yang didapat oleh pasien itu jelas.
“Buat siapa saja, kita harus bijak mengenal obat karena banyak kita temukan obat tidak lazim di luar dari outlet tertentu bukan apotek resmi atau tempat resmi jual obat,” pungkasnya.
. (Hida/Rick)