Jayapura.Teraspapua.com Pertumbuhan ekonomi Papua selama triwulan III 2019 jika dibandingkan dengan triwulan III 2018 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -15,11 persen ungkap Eko Mardiana Kepala bidang Nerwilis BPS Papua Selasa (05/11/2019).
Menurutnya besar kontraksi ini terutama disebabkan oleh lapangan usaha pertambangan dan pengalian (B) yang mengalami penurunan produksi yang cukup dalam hingga mencapai -38,31 persen.Serta penurunan ini disebabkan karena turunnya produksi biji logam PT Freeport di Papua.
Berkurangnya produksi tersebut sudah terjadi sejak triwulan I 2019 hingga triwulan III 2019 ini “jelas Mardiana.
Lanjut dikatakan Mardiana hal ini terjadi sebagai akibat adanya masa transisi penambangan dari tambang terbuka (open pit) ke lokasi penambangan bawah tanah Grasbreg Block Cave (GBC).
Selama tahun 2019 diperkirakan produksi biji logam PT Freeport akan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2018”ungkapnya.
Selain pertambangan dan penggalian,kategori yang mengalami pertumbuhan negatif lainnya adalah kategori Pertanian,Kehutanan dan Perikanan.(A) industri pengolahan,(C) dan kategori pengadaan air,pengelolaan sampah limbah dan daur ulang (E) ucapnya.
Kontraksi pada kategori Pertanian,Kehutanan dan Perikanan ini disebabkan menurunnya produksi beberapa komuditi tanaman bahan makanan serta turunnya produksi Kehutanan dan penebangan kayu sebagai dampak dari moratorium tentang pembatasan penebangan kayu.
Sedangkan pada industri lanjut Mardiana pengolahan,penurunan terjadi pada industri kayu,dan barang kayu serta industri makanan dan minuman.
Selain itu terjadinya kerusuhan dibeberapa daerah di Papua juga cukup mempengaruhi pada kontraksi pertumbuhan kategori ini “pungkasnya.
(Matu/Rick).