Hari Raya Nyepi Akan Di Warnai Parade Budaya Dan Ogoh-Ogoh Di Pantai Akarena

Sekertaris Parisada Hindu Dharma Indonesia(PHDI) Sulawesi Selatan, Gede Durahman saat melakukan audiens dengan Pj Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb di rumah jabatan.

Makassar,Teraspapua.com – Ribuan umat Hindu dikota Makassar dalam waktu dekat akan merayakan Hari Raya Suci Nyepi dan Tahun Baru Saka 1942/2020.

Berbagai acara ritual dan hiburan di persiapkan hingga memasuki puncak acara pada tanggal 25 Maret 2020 yang akan di pusatkan di Pura Giri Natha Makassar.

banner 325x300banner 325x300

Sekertaris Parisada Hindu Dharma Indonesia(PHDI) Sulawesi Selatan, Gede Durahman saat melakukan audiens dengan Pj Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb di rumah jabatannya menjelaskan bahwa selain ritual, juga akan dilakukan sejumlah kegiatan sosial seperti donor darah, bakti social.

Kemudian penghijauan, anjangsana ke panti asuhan, jalan sehat sambil membersihkan lingkungan, Dharmadana yaitu kewajiban bagi umat Hindu untuk menyisihkan sebagian harta yang dimiliki untuk berderma kepada yang kurang beruntung.

“Ribuan ummat Hindu di Makassar akan melakukan ritual Melasti di Pantai Akarena pada hari Minggu 22 Maret mendatang “ ungkapnya jumat (6/3/2020).

Maksud ritual ini, untuk membuang kotoran atau hal-hal yang negatif dipikiran dengan melakukan persembahyangan di pantai.

Disini akan dilakukan membersihkan diri baik secara jasmani maupun rohani. Selain itu juga digelar parade budaya dan juga mengarak ogoh-ogoh yang akan dilakukan mulai jam sepuluh  pagi” ujar Gede Durahman.

Menurut Gede, Melasti berasal dari kata Mala yang artinya kotoran  dan Asti artinya membuang atau memusnahkan.

Melasti memiliki makna untuk membersihkan, menghanyutkan segala kekotoran yang ada pada badan dan pikiran manusia melalui  peningkatan Sraddha dan Bhakti (Iman dan Taqwa) kepada Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa .

Sementara itu, pada tanggal 24 Maret, menurut Gede Durahman akan dilakukan Tawur Agung Kesanga di Pura Giri Natha Makassar, hingga kemudian memasuki pukul 00 tanggal  25 Maret sebagai awal dimulainya Catur Brata penyepian selama 24 jam lamanya.

“Selama 24 jam itu kita lakukan penyepian, yakni tidak menyalakan api sebagai simbol meredam kemarahan dan mengendalikan  emosi dan nafsu didalam diri.

Termasuk juga tidak melakukan aktifitas didalam rumah masing-masing, misalnya tidak melaksanakan hiburan, tidak menonto TV, dan juga tidak pergi kemana-mana, cukup di dalam rumah saja” lanjutnya.

Sementara itu, Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb mengatakan bahwa pihaknya berharap kepada seluruh ummat Hindu di kota Makassar untuk ikut berperan serta dalam menciptakan ketentraman dan kedamaian antar ummat beragama di Kota Makassar.

“Alhamdulillah, masyarakat kota Makassar sejak dulu dikenal memiliki jiwa toleransi antar beragama yang begitu tinggi. Kami ingin menyampaikan terima kasih atas sumbangsih saudara-saudara kita ummat Hindu dalam menjaga ketentraman di Kota Makassar.

Semoga saja perayaan Hari Raya Nyepi dan Tahun Baru Saka 1942 menjadi momentum bersama dalam menjaga rasa perdamaian antar sesama warga, apalagi dalam waktu dekat akan digelar pesta demokrasi lokal, yakni Pemilihan Walikota Makassar” ujar Iqbal Suhaeb.

Perayaan Hari Raya tahun ini secara nasional mengambil tema “Keunggulan dan Kerukunan Ummat Beragama menuju Indoensia Maju”. Di Kota Makassar terdapat kurang lebih

7500 jiwa ummat Hindu  yang terdiri dari komunitas Hindu dari Bali, Toraja, India dan juga komunitas Hindu To Lotang. Mereka tersebar di Kota Makassar dengan berbagai profesi, mulai dari TNI, Polri, ASN dan juga swasta.

Rangkaian terakhir dari perayaan Nyepi tahun ini, yakni akan di gelar malam Dharma Santi pada tanggal  4 April 2020, dengan mengundang seluruh pemangku kepentingan .

(Tika).