Pulau Metu Debi Jadi Saksi Sejarah Masuknya Injil Di Tanah Tabi

Prosesi masuknya pelayan Firman

Jayapura,Teraspapua.com – Pulau Metu Debi menjadi saksi sejarah injil masuk di tanah Tabi,tabir kegelapan dibuka.terang injil itu memancarkan cahaya kekudusannya ke seluruh pelosok tanah Tabi negeri matahari terbit ,sejak 110 tahun yang lalu.

Olehnya itu setiap tanggal 10 Maret 2020, masyarakat se-tanah Tabi melakukan ibadah syukur guna merayakan peristiwa masuknya Injil di atas daratan tersebut.

banner 325x300banner 325x300

Ibadah berlangsung di kampung Enggros tepat di depan tugu pendaratan pembawa injil pertama yang dibangun di Pulau Metu Debi .

Tugu ini tentu sebagai prasasti untuk mengenangkan sebuah peradaban baru yang masuk melalui teluk Youtefa. Pada 7 Maret 1910 Injil pertama kali masuk ke Tanah Tabi, dibawa oleh Pdt. FDS Van Hassel, seorang misionaris (zending) asal negara Jerman.

Untuk itu HUT PI ke – 110 ,tema yang diusung ” Dengan persahabatan kita wujudkan pelayanan excellent bagi masyarakat kota Jayapura”

Pantauan media ini sejak pukul  07.00 WIT warga masyarakat dari berbagai denominasi Gereja mulai berdatangan ke pulau Metu Deby,melalui pantai Bebek Hamadi dan Cibery.

Selain Wali Kota Jayapura,Dr.Benhur Tomi Mano.MM dan ketua TP PKK ,Ny.Cristhina Luluporo Mano,turut hadir juga ketua BP Am Sinode GKI di tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu, M.Th Wakil Ketua I DPRD kota Jayapura,Jhony Betaubun,SH,MH,dan Wakil ketua II,Silas Youwe.

Kemudian Ketua Klasis Port Numbay, Pdt Hein Carlos Mano,M.Si,Sekda ,Frans Pekey dan para pimpinan Gereja dari berbagai denominasi,para Ondoafi,para kepala OPD dan ribuan masyarakat di wilayah ini.  

Wali Kota Dr.Benhur Tomi Mano,MM dalam sambutan mengatakan, Sejarah telah mengkonfirmasi kepada kita bahwa kedatangan Injil di atas pulau Metu Deby , kampung Tobati Enggros ini merupakan karya Keagungan Tuhan yang maha dahsyat .

“ Bermula Firman itu tercerahkan di atas pulau Metu Deby Port Numbay,kemudian terang injil itu memancarkan cahaya kekudusannya ke seluruh pelosok tanah Tabi negeri matahari terbit “ujar BTM.

BTM menuturkan,perjalanan misi berita Firman ini memakan jarak tempuh yang sangat jauh, waktu yang cukup lama tenaga yang melelahkan biaya yang minim melibatkan bangsa-bangsa, suku – suku ras dan agama .

Perjalanan panjang itu menghabiskan waktu 58 tahun ,sejak Rasul Otto dan Geissler  berangkat dari Berlin berjalan kaki ke Belanda Rotterdam, karena menghemat biaya  “sambungnya.

Lanjut dikisahkan,pada tahun 1852 kedua zending ini berangkat dari Rotterdam menuju Tanah Papua melalui kerajaan Batavia dan kesultanan Ternate Tidore yang muslim.

Atas izin Sultan Tidore mengantarkan Otto dan Geissler dengan menggunakan perahu layar Sultan Nuku dari Tidore bulan Januari 1855 ,selama satu bulan lebih baru tiba di Pulau Mansinam,tanggal 5 Februari 1855 .

Kemudian ,perlahan cahaya itu hasa-hasa selama 55 tahun baru tiba menerang di di pulau Metu Deby,tepatnya tanggal 10 Maret 1910. Yang hari ini kita memperingatinya dalam usianya yang ke 110 tahun “ tuturnya lagi.

Lanjut dijelaskan Benhur ,bagaimana membangun tanah Tabi ke depan dengan konsep yang modern dan humanis, bahwa kawasan Ini adalah sebuah wilayah yang terbuka dan majemuk.

Tentunya tidak terhindar dari sentuhan kehidupan modernis, yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi dan derasnya regulasi politik dan pemerintahan daerah yang berubah begitu cepat.

Untuk itu ajak Wali kota BTM,kita harus perlu berkomitmen untuk memprogramkan membangun sumber daya manusia (SDM) generasi manusia Tabi ke depan,melalui pendidikan yang modern ditunjang dengan infrastruktur yang berkualitas tinggi membangun infrastruktur kesehatan yang modern.

Kemudian memperbaiki gizi anak-anak Tabi ,menekan angka mortalitas dan stunting ,memperbanyak lulusan  Doktor dan tenaga kesehatan anak Tabi biar mereka tinggal dan kerja di sini tidak kemana-mana “pintanya.

Tidak kalah penting lanjut Wali Kota,membangun infrastruktur ,utilitas perkotaan Kampung dan Desa serta memperdayakan masyarakat melalui penganggaran potensi ekonomi dan pariwisata di setiap kawasan Tabi.

Selain itu mari kita membangun Tabi dengan humanis .Injil telah mewartakan kepada kita bahwa kita hidup harus saling mengasihi, lemah lembut dan rendah hati ,hidup dalam kedamaian dan memperluas persahabatan yang hakiki tanpa melihat latar belakang identitas suku ras agama “paparnya.

Ditempat yang sama ,ketua BP AM di Sinode GKI di tanah Papua Pdt. Andrikus Mofu, M.Th dalam sambutannya mengatakan Injil adalah kekuatan dan otoritas Alla.

Tentu dalam melakukan perubahan untuk mengenal percaya dan  mengalami keselamatan, yang diberikan Allah melalui Yesus Kristus.

“ Hari ini ketika kita ada di pulau bersejarah , tentu mengingat peristiwa 110 tahun yang lalu ketika para hamba Tuhan menginjakkan kaki dan memberitakan Injil kekuatan Allah yang menyelamatkan itu “ujarnya.

Lewat momentum  perayaan ini ,hendak mengajak kita semua untuk melakukan tindakan-tindakan kebaikan. Untuk membangun secara bersama-sama supaya penataan kota,penataan karakter .

Kemudian hidup saling menghargai satu dengan yang lain, hidup saling mengasihi dalam usia ke 110 tahun ini “tukasnya.

Sementara itu Pdt.Fredy Toam,S.Th dalam khotbahnya mengatakan  Injil dibawa ke pulau Metu Deby tanah Tabi ,pertanda bahwa Tuhan memilih tempat ini dan tempat ini harus menjadi titik pertemuan dan berjumpa dengan Allah titik dimana terjadi keselamatan.

“ Ini yang menjadi nilai yang harus dimaknai bahwa keselamatan terjadi di sini dipancarkan dari sini dan menjadi tanggung jawab orang yang tinggal di kota ini “ujarnya.

Diktakan kita harus memperlihatkan kepada Tuhan, iman dalam bentuk tanggung jawab .Bahkan Tuhan sudah memberikan keselamatan cuma cuma  “pungkasnya.

(Ricko).