Jayapura,Teraspapua.com –Ditengah pandemi virus corona,yang melanda seanteru dunia termasuk kota Jayapura Papua mulai bulan maret sampai saat ini, tentu berpengaruh kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Jayapura.
Setelah dihitung ternyata Kota Jayapura kehilangan PAD sebesar RP100 Milyar untuk bulan Maret sampai Juni .
Kepala Badan Pendapan Daerah (bapenda) kota Jayapura,Robby K. Awi menjelaskan sejak diterimah SK Wali Kota Nomor.10 tahun 2020, tentang pengurangan dan pembebasan pajak dan retribusi daerah kepada seluruh wajib pajak.
Terhitung dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni tahun 2020.Selaku intansi teknis kami tetap menikuti keputusan Wali Kota.
“ Setelah kami hitung-hitung memang kami ada penerimaan pajak yang hilang kurang lebih hampir Rp100 milyar,untuk 4 bulan ,terdiri dari pajak daerah dan restribusi daerah “terang Robby,Senin (27/4/2020)
Oleh karena itu kami tetap laksanakan dan kami berpikir bahwa hal yang dilakukan oleh bapak Wali kota adalah hal yang positif untuk membantu dunia usaha, karena mereka juga mengalami dampak covid-19 .
Lanjut diharapkan, situasi ini bisa berakhir cepat sehingga dunia usaha juga bisa beraktifitas dan ada penerimaan juga untuk pemerintah daerah dan kami sangat merasakan itu.
‘ Jadi target PAD untuk 4 bulan ini pasti akan menurun, namun pelayanan di Badan Pendapatan Kota Jayapura tetap kami berikan kepada masyarakat “ungkapnya.
Lanjut Masuk jam kantor ( 08.00 WIT) sampai jam 12.00 WIT .Kami menjadwalkan itu, sehingga bapak /Ibu yang mau mengurus atau mau membayar PBB tetap dilayani .
Untuk pembayaran PBB juga dikatakan Robby , ada pengurungan 75% dan ada juga pembebasan dari bulan maret sampai dengan Desember.
Lebih jauh dijelaskan ada juga pembebasan BPHTB dan balik nama rumah.
Untuk PBB Jelas Awi, sudah dilakukan penetapan dan belum bisa distribusi karena situasi covid-19,tapi warga masyarakat kota yang ingin mengambil PBB bisa langsung ke Bapenda.
“ Kami harapkan situasi normal bulan juni dan kami akan bagi PBB”tandasnya.
Sementara itu Kepala BPKAD ,Adolf Siahay juga mengatakan,setelah kordinasi dengan kepala Bapenda ada pengurangan Rp100 Milyar dari pajak daerah dan retribusi daerah yang awalnya Rp200 Milyar.
“ Sehingga dengan berkurangnya PAD sebesar Rp100 Milyar itu pasti akan sangat mempengaruhi belanja daerah yang sudah di tetapkan dengan Perda”ujar Adolf.
Pada saat ini kita sedang melakukan penyesuaian belanja untuk bisa menutupi kekurangan pendapatan daerah.
Dirincikan Adolf Siahay, total kekurangan sebenarnya ada Rp221 Milyar dari transfer pusat ditambah dengan PAD berkurang 100 Milyar sehingga ada Rp221 Milyar harus disesuaikan ke belanja.
“Kita sedang melakukan penyesuaian-penyesuaian mulai dari perjalanan dinas luar daerah sampai ke belanja modal “ ungkapnya.
Lebih jauh dijelaskan, jika pandemic covid-19 masih mewabah sampai bulan Desember maka seluruh anggaran perjalanan dinas tidak bisa direalisasi
“ Karena kita sekarang dengan kekurangan pendapatan Rp221 Milyar ,otomatis belanja luar daerah itu harus di potong “ jelasnya.
(Ricko).