Gagal Menjaga Disiplin , Bisa Muncul Fase Kedua

Ketua Gugus Tugas,Ir.H.Rustan Saru.MM saat memimpin rapat di dampingi Ketua Pokja Pengamanan dan Penegakan Hukum,Kompol Heru Hidayanto,S.Sos, Kadis kesehatan yang juga Ketua Pokja Penanganan ,dr Ni Nyoman Sri Antari dan Kasat PP,Kompol Muchin Ningkeula

Jayapura,Teraspapua.com – Pemerintah kota Jayapura melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Penyebaran Covid-19 terus menghimbau kepada masyarakat untuk disiplin prokoler kesehatan.Karena jika tidak maka muncul fase kedua.

“Kita wanti-wanti dan hati-hati jangan sampai kita gagal dalam menjaga disiplin ,maka kemudian bisa muncul fase kedua penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dan banyak yang korban”terang Ketua Gugus Tugas,Ir.H.Rustan Saru.MM di gedung sian soor,usai rapat koordinasi penanganan Covid-19 ,pasca penutupan karantina pasien positif  di Hotel Said,Senin (24/8/2020).

banner 325x300banner 325x300

Rustan Saru juga mengatakan,Gugus Tugas masih terus melakukan pemantauan dan pengontrolan terhadap perkembangan Covid-19.Karena ada kasus yang muncul setiap hari.Begitu juga perilaku masyarakat terhadap protokoler kesehatan.

Pasalnya,Pemkot telah mengakhiri kontrak Hotel Sahid sebagai tempat isolasi pasien yang terpapar corona tanpa gejala.Sehingga mereka dikembalikan ke rumah masing-masing untuk isolasi mandiri.

“Jadi mereka diawasi secara mandiri oleh RT/ RW,Kelurahan dan Puskesmas.Perkembangan mereka dipantau setiap saat”kata Rustan.

Sementara lanjut Rustan Saru, aktifitas seperti di lokasi-lokasi wisata,mall dan pasar-pasar ,nampak masyarakat belum disiplin menerapkan prokol kesehatan.Ini sangat berbahaya karena berdampak pada peyebaran virus corona dan bisa berkembang lebih cepat.

Apalagi pemerintah sekarang ini telah mewanti-wanti untuk mempertahankan RO.Angka reproduksi kita di bawah 1.Supaya di September bisa menuju penerapan new normal pola hidup normal yang baru.

“Ini bisa kita lakukan ,kalau seluruh aktivitas menerapkan protokoler, menggunakan masker, jaga jarak sering cuci tangan”terangnya.

Lanjut dikatakan,saat ini vaksin masih dalam proses uji klinis.Diperkirakan awal Januari 2001 baru digunakan kalaupun tidak ada masalah,jadi dalam kurung waktu 4 bulan mulai September ,Oktober, November ,Desember  kita betul-betul disiplin ketat untuk mentaati protokoler kesehatan.

Untuk itu hari ini Gugus Tugas mengumpulkan seluruh kepala Puskesmas,Distrik dan Kepala Kelurahan untuk,memberikan edukasi dan data terkait jumlah yang sekarang ada di masyarakat .

“Jadi kita kumpulkan Kepala Kelurahan ,kepala Puskesmas,Kepala Distrik agar mereka bisa memantau langsung perkembangan kesehatan warga dan mematuhi protokoler kesehatan, mematuhi syarat-syarat teknis untuk isolasi mandiri”ujarnya.

Ditambahkan,Lurah dan Kapus sudah sepakat untuk saling monitor.Kita juga minta petugas kepolisian,Babinsa,Babinkamtibmas dalam rangka pengawasan ,agar mereka tidak bergeser dari tempat tinggal ke tempat lain”tandasnya.

Ditempat yang sama ,Ketua Pokja Pengamanan dan Penegakan Hukum,Kompol Heru Hidayanto,S.Sos mengatakan saat ini belum ada keputusan dari pemerintah kota terkait new normal atau tatanan kehidupan baru.

“Sekarang masih masa transisi.Namun kehidupan masyarakat di kota ini seolah-olah bukan  new normal tapi seakan-akan sudah normal”tandasnya.

Bahkan kata Kompol Heru, di tengah-tengah masyarakat baik di tempat-tempat keramaian seperti di tempat wisata pantai Hamadi Holtekamp banyak pengunjung yang tidak mentaati protokoler kesehatan. Tidak menggunakan masker ,tidak jaga jarak.

Sehingga ini harus menjadi perhatian kita semua, juga perhatian pemerintah dan stakeholder untuk bisa tangani hal ini sama-sama supaya masyarakat bisa menjaga diri dan orang lain sehingga tidak terpapar Covid-19 yang saat ini masih ada di sekitar kita.

Terbukti penambahan kasus Covid- 19 setiap hari pasti ada ,mudah-mudahan masyarakat bisa paham sehinggah Pemerintah juga tidak perlu untuk menghimbau setiap saat .Tapi mari ,kita sadar bahwa virus ini masih mengancam dan berada di sekitar kita”sambungnya.

“Kalau kita semua taak terhadap protokoler kesehatan mudah-mudahan virus segera berlalu dari kota Jayapura”terangnya.

Disarankan,harus ada penanganan khusus di tempat keramaian seperti di tempat-tempat wisata pantai pada hari-hari libur.Sehingga tidak terjadi kemacetan arus lalulintas.

Mudah-mudahan pemerintah daerah bersama pemilik hak ulayat,pemilik tempat wisata juga dari  Kepolisian dalam hal ini Polsek,Dinas terkait untuk sama-sama menangani ini agar masyarakat menjadi patuh. Kemudian lokasi rapi dan tidak macet”pungkasnya.

Sementara itu ,Kadis kesehatan yang juga Ketua Pokja Penanganan ,dr Ni Nyoman Sri Antari menjelaskan kita memang ada analisis untuk melihat.Misalkan di Keluraha ternyata imbas yang sembuh ,tapi karena masih ada suspect maka dia tidak serta merta hijau atau putih.

“Kita memang syukur, sampai sekarang di beberapa kampung belum ditemukan kasus Covid. Tapi di kampung-kampung demikian masyarakat tetap waspada”pintanya.

Lanjut Ni Nyoman ,ada Kelurahan yang memang termasuk zona kuning .Tapi 23 Kelurahan masih merah, kecuali Kelurahan Waimhorock yang zona kuning.

Kita berharap ,Kelurahan yang zona kuning jika dia renggang maka akan kembali merah ,tapi kalau tetap berusaha maka bisa hijau.

“Itu harapan kita, dan Kelurahan Waimhorock tetap kerja keras dan juga kelurahan lain harus bekerja keras untuk menghilangkan merahnya”dorongnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura ini juga menghimbau Kepada seluruh masyarakat kota Jayapura untuk tetap disiplin.

Kita mau ke tatanan hidup baru dan kita tetap pakai masker, cuci tangan pakai sabun,jaga jarak .Jadi kalau kita bandel maka penularan ini terjadi”pungkasnya.

(Ricko).