Jayapura, Teraspapua.com – Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano minta PDAM Jayapura dapat melibatkan tokoh masyarakat yang berpengaruh dan disegani untuk mebantu Pemerintah dalam menjaga kawasan dimana sumber air ada.
“Hari ini kita akan menanam pohon, Saya minta, PDAM dapat melibatkan saudara-saudara saya dari gunung yang tinggal di sekitar sumber air, supaya mereka bisa menjaga apa yang kita tanam hari ini,” kata Wali Kota saat menghadiri acara Gerakan Peduli Sumber Air di Kamwolker, Sabtu (20/03/2021).
Lanjut kata Wali Kota, mereka bisa menegur orang sekampung mereka yang merambah hutan dan membangun di sekitar tempat ini.
Benhur Tomi Mano minta rekrut mereka. Karena hari ini kita datang dan akan pulang, sementara mereka yang akan tinggal di tempat ini. Yang merupakan sumber air terbesar.
Nantinya kita akan merekrut 5 orang untuk membantu pemerintah yang tentu akan dilengkapi dengan fasilitas, sembari berjanji untuk mengontrol agar betul-betul melakukan tugas dengan baik untuk membantu pemerintah. Jika tidak kita akan memutus hubungan kerja dan melibatkan orang yang bisa.
“Saya minta, ada tokoh – tokoh masyarakat yang berpengaruh dan disegani di sekitar kamwolker ini untuk membantu pemerintah kota untuk menjaga gugusan cyclop dari kabupaten sampai Kota Jayapura,” ucapnya.
Ada yang membangun ataupun merambah hutan, mereka bisa menegur dengan cara dan bahasanya sendiri.
Benhur Tomi Mano, janji akan mengontrol tugas yang diberikan ini untuk membantu pemerintah atau tidak . Karena ini sumber air terbesar.
“Mari kita menjaga sumber air disini, karena merupakan sumber kehidupan kita. Mencuci, mandi dan minum,” cetusnya.
Ditambahkannya, Pemerintah Kota dan Kabupaten akan bersama bersinergi untuk menjaga kawasan hutan cyclop yang menjadi sumber air terbesar itu.
Dia juga membeberkan, ada air kemasan kota Jayapura ( NanWani) yang belum diproduksi karena harus dilengkapi izin dari Balai POM,” tandasnya.
Ditempat yang sama. Dirut PDAM Jayapura, Entis Sutisna juga mengatakan menjelang momen ini pihaknya telah membersohkan sumber air di pos 7 bersama komunitas remaja Kampung Sere.
“Sementara di kota Jayapura, pihaknya akan bekerjasama dengan tiga komunitas yaitu Gempita Kamwolker, Tuli Jayapura dan Rumah Bakau,” ungkapnya.
Menurut Entis, hal ini tentu dalam rangka memastikan ada peran serta aktif stakeholder dalam melihat apa yang terjadi di kota dan kabupaten Jayapura.
Dikatakannya, di tahun 2020 terjadi penurunan debit air. Akibat aktivitas tidak terkendali di sumber air, seperti penebangan, pengrusakan hutan yang ikut mempengaruhi debit air yang masuk di sumber air.
Pihaknya berharap, dengan adanya peran serta Pemerintah, tokoh adat, tokoh agama dan para komunitas yang peduli lingkungan untuk bersama menyadarkan kita semua betapa pentingnya merawat pegunungan cyclop sebagai sumber air utama,” pungkasnya.
(Let)