Jayapura,Teraspapua.com – SMP Negeri 3 Jayapura menjadi salah satu sekolah terpilih oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, yang akan melaksanakan Program Sekolah Penggerak di Kota Jayapura, provinsi Papua.
Oleh karena itu, untuk menciptakan SDM yang akan menunjang suksesnya Program Sekolah Penggerak ini, SMP Negeri 3 Jayapura melaksanakan pelatihan kompetensi berupa In House Training (IHT) bagi para guru yang belum mengikuti pelatihan di tingkat nasional.
IHT dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Dr. Fachruddin Pasolo, M. Si yang ditandai dengan penabuhan tifa, Senin (9/8).
“Sekolah merupakan institusi yang melakukan perubahan sebagai agen transformasi dan reformasi dalam rangka menciptakan, mewujudkan insan – insan pendidikan yang cerdas agar mereka memiliki kualitas dalam kehidupan sehingga mampu untuk bersaing,” ujar Kadis Fachruddin Pasolo saat memberikan sambutan.
Sekolah penggerak lanjut Kadis, intinya bagaimana memberikan suatu nilai tambah di dalam pendidikan khusus yang terpusat bagi siswa secara holistik atau secara keseluruhan.
Kadis menjelaskan, sekolah menyiapkan SDM yang berkualitas karena guru-guru yang ada di sekolah adalah orang-orang yang punya profesi untuk melakukan pengajaran, mendidik, memberikan kemampuan keterampilan dan bisa memberikan nilai-nilai karakter akhlak dan moral.
Ditambahkan Fachrudin, sekolah penggerak menjadi program pemerintah melalui kementerian pendidikan dan kebudayaan Republik.
“SMP Negeri 3 menjadi sekolah yang ditunjuk sebagai sekolah penggerak harus mampu menjadi katalis, agen transformasi untuk sekolah-sekolah lain. Agar bisa meningkatkan pelayanan pendidikan yang berorientasi pada siswa,” harapnya.
Untuk itu kata Pasolo, kita harus mampu menciptakan peserta didik yang mempunyai kemampuan, daya pikir kritis, bisa berkomunikasi secara baik, berkolaborasi dan kreatif.
Untuk itu, dalam rangka mewujudkan sekolah penggerak, Fachrudidn Pasolo menegaskan, seorang kepala sekolah harus mampu dan tidak saja melaksanakan fungsi supervisor tapi harus menjadi seorang manajerial yang mampu merangkul, meningkatkan kolaborasi sinergitas, berkomunikasi dan juga harus menjadi mentor kepada para guru,” papar Pasolo.
Karena menurut Pasolo, tujuan pendidikan sekolah bergerak ini kita bisa menciptakan pengelolaan pendidikan yang secara holistik yang berpusat kepada anak-anak.
“Sehingga, mereka bukan saja menjadi objek tapi juga harus menjadi kontributor dan merupakan bagian referensi dalam bapak ibu melakukan transfer ilmu,” jelasnya,
Sementara itu, Kepsek SMP Negeri 3, Mudji Taba Yusuf, S.Pd.M.Pd berharap, peserta IHT selama 6 hari dapat mengikuti, memahami dan mengimplementasikan dalam proses pembelajaran bagi siswa – siswi kelas 7.
“Bapak Ibu yang mengikuti IHT ini yang terus belajar di kelas 7 dapat berkolaborasi dan implementasikan materi-materi yang berhubungan profil pelajar Pancasila,” kata Mudji.
Dia juga menjelaskan, dengan adanya IHT ini, bapak ibu guru dapat berkolaborasi sesama mata pelajarannya di kelas 7 agar mereka dapat berintegrasi, menciptakan, membuat modul yang akan dipakai untuk pembelajaran ke depan.
Diakuinya, setelah melaksanakan sekolah penggerak ada perubahan – perubahan terutama pembelajaran siswa kelas 7,” tukasnya.
Ketua panitia. Sofyan Lamadi.SPd.MPd.Gr dalam laporan mengatakan IHT sekolah penggerak di SMP Negeri 3 Jayapura diharapkan, peserta dapat merefleksikan nilai dan filosofi Ki Hajar Dewantara dengan perannya sebagai guru atau pendidik dan merumuskan strategi pembelajaran yang sesuai dengan nilai filosofi Ki Hajar Dewantara.
Selain itu, mengidentifikasi komponen kerangka kurikulum dan peranan pemangku kepentingan dari tingkat pusat sampai satuan pendidikan, dalam menciptakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
“Mengidentifikasi, rasional tujuan dan elemen capaian pembelajaran pada berbagai mata pelajaran dan peranan capaian pembelajaran sesuai dengan fase tingkat capaian peserta didik,” tuturnya.
Lanjut dikatakannya, untuk mengidentifikasi keterkaitan antara profil lulusan dengan visi dan misi sekolah program dan pembelajaran di kelas
Kemudian, menginvestigasi sumber daya dan tantangan wilayahnya, untuk merancang proyek penguasaan profil pelajar Pancasila pada satuan pendidikan.
Yang terpenting kata Sofyan, menguatkan TIK dalam bidang pendidikan dan pembelajaran, cara akses plafon digital, sumber daya sekolah guru dan rapor pendidikan.
“Untuk peserta IHT adalah guru atau pendidik SMP Negeri 3 Jayapura yang belum mengikuti pelatihan di tingkat nasional dan berasal dari kelas yang menjadi sasaran implementasi kurikulum sekolah penggerak tahun 2021,” tutupnya.
(Sei)