Merauke, Teraspapua.com – Kelompok Wanita Tani (KWT) Aru Berdaya Sejahtera berhasil memanfaatkan lahan pekarangan dari konsep Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) Kementrian Pertanian melalui aspirasi anggota DPR RI, H. Sulaeman L. Hamzah.
Kedepan, KWT yang terletak di Jalan Arafura Buti, Kelurahan Samkai Merauke, Papua ini ingin mewujudkan kolaborasi program P2L dengan peternakan.
“Program P2L akan kami kolaborasikan bukan hanya tanam menanam. Paling tidak KWT akan difasilitasi program lainnya seperti yang sudah kami usulkan untuk mendapatkan program peternakan,” tutur Ketua KWT Aru Berdaya Sejahtera, Yulita Sirken kepada wartawan, Senin (30/8/21).
Menurutnya, sisa sayur mayur yang ditanam bisa digunakan untuk pakan ternak, pelet ikan dan lain-lain.
“Kami bisa ternak kambing, ayam atau tambak kecil seperti itu. Kami mampu (mengerjakannya, red),” ujar wanita berparas cantik berhijab yang juga pendamping orang asli Papua (OAP) berwirausaha di Merauke ini.
Yulita mengatakan, program strategis Kementan yang diturunkan melalui Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Papua dan Kabupaten Merauke itu telah mendorong 30 perempuan tani di KWT Aru Berdaya Sejahtera dalam mencukupi kebutuhan gizi keluarga yang mencakup karbohidrat, protein, mineral, dan lain-lain.
Selain itu kata dia, hasil olahan pekarangan yang sempit dibuat sekreatif mungkin dalam demplot, bedengan, rumah bibit, dan tanaman buah dalam pot (tambulapot).
“Itu sudah bisa dinikmati oleh anggota kelompok. Meskipun setiap anggota juga menanam di pekarangan masing-masing untuk kebutuhan keluarga dan tambahan pendapatan,” akuinya.
Jika nantinya, surplus akan dikomersilkan. Kami akan jadikan KWT yang lebih profesional dan diharapkan menjadi koperasi. Progran P2L ini muaranya beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA).
Baru-baru ini, KWT Aru Berdaya Sejahtera menggelar pameran mini hasil kebun antara lain, timun, selada, talas, singkong, pisang, tomat, pare, daun sup, kacang panjang, bayam, cabai, daun bawang, daun dan rempah-rempah seperti daun jeruk, daun salam serta banyak lagi.
Yulita mengakui, awalnya terkendala lahan sempit. Proses degradasi media tanah belum sempurna dengan pupuk sehingga tanaman sempat mati dua bulan menguning hingga stagnan.
“Alhamdulilah sekarang bisa dilihat tanaman mulai subur. Pekarangan anggota juga luas dengan aneka ragam tanaman,” bebernya.
Antusias seluruh anggota sangat tinggi dan aktif bekerja di rumah bibit maupun pekarangan masing-masing. Kucuran dana Rp75 juta itu sudah menghasilkan rumah bibit, peralatan anggota, bibit, pupuk hingga pelatihan bagi anggota.
Bahkan, untuk memaksimalkan hasil pekarangan, KWT yang juga terdiri dari warga pendatang dan OAP dilatih membuat Pupuk Organik Cair (POC) dari limbah rumah tangga. Mengingat dalam perawatan tanaman masih membutuhkan biaya sehingga meminimalisirkan pengeluaran.
KWT Aru Berdaya Sejahtera tak mau menikmati hasil keringat sendirian. Mereka pun menyisihkan pendapatannya dengan aksi berbagi kasih setiap hari jumat di minggu kedua dan keempat.
Berupa sayur mayur dan lauk pauk hasil sumbangan sukarela dari anggota KWT, antara lain bayam, kacang panjang, buncis, cabe, timun, daun sup, daun bawang sampai kol, tahu, telur, tempe, mie instan dan bakso ikan.
“Kegitan berbagi ini insyaallah akan menjadi agenda rutin,” demikian tandas Yulita. (Hidayatillah)