Bupati Mathius Awoitauw Bantua Korban Banjir dan Longsor Kota Jayapura Rp100 Juta

Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano di dampingi Wakil Wali Kota Jayapura, Rustan Saru selaku ketua Satgas saat menerima bantuan dana Rp100 Juta dari Bupati Kabupaten Jayapura, Mathius Awoitauw

Jayapura, Teraspapua.com – Peduli terhadap korban banjir dan tanah longsor di kota Jayapura, Bupati Kabupaten Jayapura, Mathius Awoitauw, berikan bantuan Rp100 Juta dan bahan makanan.

Penyerahan bantuan dilakukan di Posko Induk Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor Kota Jayapura, Gor Waringin, Jumat (14/1) dan diterima langsung oleh Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano di dampingi Wakil Wali Kota Jayapura, Rustan Saru selaku ketua Satgas.

“Kami hadir berbagi rasa, berbagi kasih dan membawa sedikit bantuan. Walau tidak seberapa, tapi ini merupakan bukti kepedulian terhadap apa yang dirasakan oleh masyarakat kota Jayapura,” kata Mathius Awoitauw.

Mathius mengakui, saat hujan deras mengguyur 2 wilayah ini, maka Pemerintah Kabupaten juga melakukan siaga karena naiknya air danau Sentani.

Bahkan, beberapa lokasi di Kabupaten Jayapura juga mengalami hal yang sama namun tidak dalam skala besar.

“Karena, itu apapun yang dialami bersama, kita harus saling mengunjungi dan menguatkan, dengan rasa seperti itulah kami hadir dan yakin bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita Karena apapun yang terjadi pasti ada dalam rencana Tuhan,” ujar Mathius.

Wali Kota Benhur Tomi mano juga mengatakan, curah hujan yang tinggi, kesadaran masyarakat masih rendah membuang sampah sembarangan dan penebangan hutan, maka terjadi musibah seperti ini.

“Saya dan Pak Bupati selaku anak Tabi, kita harus menjaga gugusan cyclop ini. Supaya tidak ada penebangan penebangan liar,” kata Benhur.

Sesama anak Tabi, kita harus menjaga cyclop yang cukup panjang dari Sentani sampai ke kota Jayapura, dan masih saja masyarakat kita yang membuka lahan dan menebang pohon.

Benhur membeberkan, seperti di perbatasan pasir 6 kawasan tersebut sudah gundul. Padahal, dulunya kayu suang bisa dipeluk oleh 2 – 3 orang, namun sekarang diganti dengan pohon – pohon kecil. yang tidak bisa lagi menahan air dan banjir.

“Yah, mungkin ini juga kita lemah dari sisi pengawasan. Maka untuk menyelamatkan cyclop ini, kita harus melibatkan TNI-POLRI, mungkin kita membangun pos – pos pengamanan tapi juga harus tegas,” kata Benhur.

Kita takutkan, banjir bandang melanda anak cucu kita ke depan,” imbuhnya.

Benhur juga membeberkan, daerah – daerah yang setiap tahun jika hujan 2 – 3 jam pasti terendam adalah kompleks perumahan Organda yang dibangun oleh developer. Padahal daerah itu adalah daerah penyangga air.

“Ini, kesalahan dari pemerintah untuk memberikan izin kepada Developer,” ungkap Benhur.

Kemudian lanjut Benhur, wilayah pasar Youtefa juga mengalami hal yang sama jika hujan 2 – 3 jam. Maka pemerintah kota memindahkan pasar di Kotaraja yang merupakan daerah bebas banjir. Memang ada sebagian orang yang tidak mau ikut Pemerintah yang masih tinggal di dalam pasar.

Selain itu, SMA 4 juga mengalami hal yang sama, itu juga merupakan daerah penyangga air dan setiap hujan pasti terendam air karena luapan dari kali Entrop.

Ditambahkan, update terakhir, air di Organda sudah surut tinggal 40 cm. Wali Kota Benhur menambahkan, pihaknya sementara membersihkan di kompleks Konya, belakang Hotel 777, Koramil Abepura sampai di kali Acai yang dibantu oleh Balai Sungai Wilayah Papua.

“Sementara beberapa titik longsor di kota Jayapura dibantu oleh Kementerian PUPR dan BNPB pusat,” tandasnya.

Atas bantuan ini, Wali Kota bersama pemerintah dan masyarakat menyampaikan terima kasih kepada Bupati Kabupaten Jayapura dan jajaran serta masyarakat yang telah meringankan beban pemerintah kota Jayapura dalam penanganan dampak banjir dan longsor di wilayah kota Jayapura.

Ditempat yang sama Ketua Satgas, Rustan Saru menjelaskan, bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi pada tanggal 6 – 7 Januari 2022 jam 08.30 Wit hingga 01.30 Wit, hampir 6 jam

“Ketika itu, maka banjir merendam 4 Distrik, Jayapura Utara ada 7 kelurahan, Jayapura Selatan 5 Kelurahan, Abepura 7 dan distrik Haram 2 kelurahan,” urai Rustan Saru.

Kelurahan yang banjir sangat parah yaitu di SMA 4 Kelurahan Entrop dan sekitarnya, kompleks perumahan organda Kelurahan Hedam dan pasar Youtefa Kelurahan Waimhorock

“Warga yang terdampak banjir, ada di 4 Distrik, dengan jumlah KK 6. 295, dan jumlah jiwa 19. 694, yang meninggal 8 orang,” rinci Rustan Saru.

Sementara jumlah pengungsi di Goor Trikora 25 KK- 107 jiwa, Diklat Sosial 23 KK – 75 jiwa, luka berat 5 orang dan luka ringan 10 orang.

Untuk itu Wali Kota menginstruksikan, untuk membuat posko tanggap darurat yaitu posko induk di GOR Waringin dan 3 posko pembantu seperti di kompleks perumahan Organda, pasar Yotefa dan di sekitar SMA 4,” pungkasnya.

(Let)