Pesan Damai Dari Papua Untuk Tanah Maluku

Jayapura,Teraspapua.com – Menyikapi konflik yang terjadi di Kota Sorong, yakni antara masyarakat Maluku, Pelauw dan Kei pada hari Selasa (25/1) dini hari, dan juga peristiwa konflik di Pulau Haruku yakni antara Desa Kariu dan Dusun Ori Pelauw Kabupaten Maluku Tengah yang terjadi pada Rabu (26/1) pagi. Ikatan Keluarga Maluku (Ikemal) di Tanah Papua, mengambil sikap untuk meyampaikan pesan perdamayan.

Konflik Sorong

banner 325x300

Atas kejadian di Kota Sorong Ketua Ikatan Matasiri Pelauw di Tanah Papua, Balansong Latuconsina memohon maaf yang kepada Keluarga besar Kei di kota Sorong raya.

Kemudian, permohonan maaf kepada Masyarakat Adat Sorong raya, kerena dengan kejadian semua masyarakat adat disorong merasa terganggu, ujar Latuconsina dalam konfresi perss di Jayapura, Rabu (26/1).

Pada kesempatan itu, dirinya juga menghimbau kepada saudara-saudara Maningkamu yang ada di Kota Sorong, agar bisa menahan diri. Apa yang terjadi ini adalah musibah untuk kita lebih dekat dan berkipra di Sorong raya.

Kepada basudara Maluku yang ada di tanah Papua, mari kita selalu bergandeng tangan dengan moto kita yaitu “Potong dikuku rasa didaging, Ale rasa beta rasa”, tandasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Pemuda dan Pelajar Mahasiswa Kei Provinsi Papua, Soleman Ur, meyampaikan turut berduka cita kepada keluarga korban yang meninggal akibat kerusuhan yang terjadi beberapa waktu lalu.

Dirinya berharap, kejadian yang di Sorong Papua barat, tidak berimbas kemana-kemana. Untuk itu Soleman menghimbau kepada seluruh masyarakat Maluku yang ada ditanah Papua, mari kita sama-sama menjaga ketertiban dan kedamayan di tanah Papua khususnya di Kota Sorong.

Biarlah masalah yang terjadi, kita serahkan  sepenuhnya kepada pihak Kepolisian, baik itu Polda Papua barat maupun Polresta Sorong, segera menangkap dalang dari kejadian tersebut, pungkasnya.

Kinflik di Maluku Tengah, yakni di Pulau Haruku, Desa Kariu vs Dusun Ori Pelauw.

Atas kejadian tersebut, Ketua Masyarakat Pelauw di Tanah Papua Balansong Latuconsina, meyampaikan turut berduka cita kepada saudara kita di Kariu atas konflik yang terjadi, hingga mengakibatkan pembakaran bangunan rumah dari saudara kita di Desa Kariu.

Atas kejadian ini, lanjut Latuconsina, saya menghimbau kepada seluruh masyarakat Pelauw, yang ada di tanah Papua maupun di Maluku. Mari kita menjaga kebersamaan kita dengan Desa Kariu, karena dari dulu kita dan Desa Kariu seperti Pinang dibelah dua.

Kami menghimbau kepada masyarakat Kariu yang lagi mengungsi kami mohon maaf, dan kami berharap situasi ini cepat puli dan  secepatnya masyatakat Kariu bisa kembali ke kampung untuk membangun Kampung Kariu, tandasnya.

Sementara itu, Penasehat Persekutuan Masyarakat Kariu (Pemaka) Jayapura, Pdt Lieke Pattikawa M.Mis, mengatakan terkait kejadian pembakaran rumah-rumah warga masyarakat Kariu, saya menghimbau Kepada seluruh masyarakat Kariu dan Pela Gandong Booi, Aboru, dan Hualoy yang ada di tanah Papua, mari kita kooperatif menciptakan suasana kondusif di tanah Papua.

Dia juga meminta kepada masyarakat Kariu dan juga Pela Gandong yang ada ditanah Papua, jangan terprovokasi untuk melakukan aksi-aksi anarkis, yang mengakibatkan terjadinya pelanggaran HAM.

Pada kesempatan itu, Pattikawa juga mengimbau kepada semua masyarakat Kariu dan Pela gandong yang ada ditanah Papua, dan diseluruh nusantara. Supaya kita menerima permohonan maaf dari saudara kita Pelauw dan Basudara Dusun Ori, dan memberikan pengampunan serta membuka hati untuk berdamai dan menciptakan suasana persaudaraan yang lebih baik kedepan.

Sementara itu, masih ditempat yang sama, Ketua Ikemal Pusat di Tanah Papua Christian Sohilait menuturkan sehubungan denga peristiwa konflik yang berturut-turut terjadi baik di Sorong, antara masyarakat Kei dan Pelauw, maupun di Pulau Haruku Ambon, yakni konflik antara Dusun Ori Pelauw dan Desa Kariu.

Maka sebagai ketua Ikemal Pusat di Tanah Papua kami meyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak yang mengalami dampak dari kejadian di Sorong.

Pertikaian yang terjadi di Sorong, maupun di Pulau Haruku, saya berharap kita di tanah Papua maupun di Maluku tidak terprovokasi, mari kita serahkan semua masalah ini ke Kepolisian untuk menyelesaikan secara hukum positif, tegas Sohilait denga raut muka sedih atas kejadian yang terjadi.

Tak hanya itu, Sohilait mengatakan atas nama masyarakat Maluku menyampaikan permohonan maaf, kepada seluruh masyarakat Papua dan Papua barat yang telah memberikan ruang kepada yang ada ditanah ini untuk bekerja.

Dan dirinya pun menghimbau kepada seluruh Ikatan maupun ketua Kampung yang ada di tanah Papua, manapun masyarakat Maluku diseluruh nusantara, mari bersama-sama mengambil peran untuk menjaga situasi anak-anak muda kita supaya  situsi ini tetap aman dan kondusif.

Kembali Sohilait menegaskan, apabila ada hal-hal yang kita dengar mohon tidak diposting di media sosial entah itu berupa berita maupun foto, karena sangat mengganggu situasi keamanan dan ketertiban khususnya keluarga-keluarga yang sedang mengalami duka cita.

Mari kita berdoa kepada pihak Keamanan yang sedang bekerja dengan luar biasa, untuk mengambil langkah-langkah kongkrit untuk menyelesaikan masalah ini, baik di Sorong, maupun di Ambon pulau Haruku konflik antara Desa Kariu dan Dusun Ori Pelauw,” pungkasnya.

(Vmt)