Jayapura, Teraspapua.com – Pemerintah kota Jayapura melaksanakan acara temu pisah Wali Kota dan Wakil Wali Kota bersama ASN, TP PKK, GOW dan DWP di gedung Sian Soor setempat, Rabu (18/5/2022).
Pada momen akhir jabatan ini Wali Kota Benhur Tomi Mano membeberkan lima program besar yang telah dilakukan dengan baik dan sempurna, di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, ekonomi dan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Silakan masyarakat menilai apa yang telah kami lakukan ini pasti ada keberhasilan pasti juga ada kegagalan.
“Di bidang kesehatan angka harapan hidup masyarakat kota Jayapura mencapai 70 tahun, kita bisa menekan angka kematian ibu dan anak melahirkan,” terangnya.
Pembangun Puskesmas tiga lantai, seperti Puskesmas Abepura, Imbi, Jayapura Utara dan Yoka dengan pelayanan 24 jam bagi masyarakat. Bahkan meraih akreditasi Puskesmas, walau belum mencapai paripurna.
Bahkan kata BTM, tiga penyakit terbaikkan kami lakukan dengan baik dan juga di masa pandemi covid-19 kita berada pada titik nol covid di kota Jayapura.
“Terima kasih kepada 13 Kepala Puskesmas yang ada di kota Jayapura,” ucap Benhur Tomi Mano.
Sementara di bidang pendidikan, BTM menyampaikan terima kasih kepada ketua PGRI, para dewan guru, staf tata usaha di semua jenjang pendidikan. TK, PAUD, SD dan SMP yang telah memberikan pelayanan pendidikan hinggah menjadi barometer pendidikan di tanah Papua.
“Saya bersama wakil wali kota telah membangun gedung PGRI yang begitu megah di jalan protokol Kotaraja, sertifikasi guru kami lakukan, anak-anak Port Numbay kami sekolahkan di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, bahkan di Amerika Serikat dengan IP 3 sampai 4,” tuturnya.
Untuk anak-anak asli maupun non Port Numbay kita sekolahkan mereka, dan kota Jayapura untuk melek huruf sudah mencapai 99,99%. kami mendorong sekolah berbasis IT sehingga kota Jayapura masuk urutan dua setelah Yogyakarta.
Selanjutnya, di bidang infrastruktur pembangunan jembatan Yotefa, jalan, jembatan, gedung-gedung yang mewah.
“Dalam bidang ekonomi kita memberikan bantuan – bantuan langsung kepada masyarakat UMK, KUR kita berikan, mama – mama penjual sayur, ikan asap dan pinang,” kata BTM.
Dan juga bagaimana kita melakukan tata kelola pemerintahan yang baik dalam pelayanan publik yang cepat, tepat, efisien, efektif dan transparan.
“Saya dan pak wakil ingin membahagiakan dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat yang cepat tepat dan murah,” jelas BTM.
Terima kasih juga BTM sampaikan kepada ibu-ibu kader Posyandu yang telah menjaga anak-anak balita, merawat mereka menjadi anak-anak yang cerdas, pandai menjadi harapan bangsa dan negara ini.
“Semua kebaikan-kebaikan yang kami lakukan. Itu semuanya karena kerja keras dari seluruh OPD dan dukungan dari seluruh masyarakat kota Jayapura,” lugasnya.
Dengan berakhirnya masa jabatan saya sebagai walikota Jayapura saya hari ini mohon diri bersama ketua tim penggerak PKK, saya mohon maaf atas segala kesalahan yang secara sengaja maupun tidak sengaja dalam hubungan pribadi maupun kedinasan.
Saya menyampaikan apresiasi dan rasa hormat, terima kasih yang setinggi – tingginya atas segala dukungan dan kerjasama terjalin selama ini.
Saudara-saudara telah membantu saya dalam bekerja keras, bekerja tuntas, bekerja cerdas dan bekerja dengan ikhlas.
Terima kasih BTM haturkan untuk OPD dan ASN, kamu hebat. Apa yang kami berdua letakkan, yang kurang bagus kamu perbaikinya dan yang sudah bagus ditingkatkan lagi lebih bagus ke depan.
“Jaga kota ini sebagai rumah, honai, istana kita bersama. Bagaimana saya menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama di kota Jayapura,” ujarnya.
Ada suka dan duka dalam kerja ini, membuat saya juga banyak belajar untuk kedepannya semakin lebih baik. Saya sangat senang dan berterima kasih bisa menjalankan tugas selama 10 tahun ini.
Semua itu karena kasih dan karunia dari pada Tuhan, bukan karena gagah dan kepintaran saya. Hikmat, talenta, pikiran yang cerdas diberikan oleh Tuhan bagi saya,” tutup pamong sejati itu.
BTM juga menuturkan, lima tahun pertama dirinya didampingi oleh seorang muslim yang intelektual, yaitu Nur Alam. “Kami melaksanakan tugas dengan baik bergandengan tangan selama 5 tahun sampai selesai,” sambungnya.
Kemudian lima tahun kedua diberikan juga seorang pendamping dari Sulawesi Selatan yang juga muslim seorang Insinyur bagi saya yaitu, Rustan Saru.
(tp-01)