Jayapura, Teraspapua.com – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Jayapura melakukan inspeksi mendadak ( Sidak ) di 3 SPBU yang ada di Kota Jayapura. Seperti pantauan media ini, Sidak yang dipimpin langsung oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Jayapura, Dr. Frans Pekey, M, Si itu fokus di SPBU Entrop Distrik Jayapura Selatan, Senin (18/7/2022).
Kemudian SPBU Nelayan Hamadi Distrik Jayapura Selatan dan SPBU Nelayan Dok IV, Distrik Jayapura Utara. Melibatkan PT. Pertamina, Bank Indonesia, BPS dan Dinas Kelautan dan Perikanan.
“Hari ini Pemerintah Kota bersama mitra, baik dari PT. Pertamina, Bank Indonesia, BPS dan beberapa institusi yang tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Jayapura melakukan kunjungan ke SPBU Entrop, SPBU Nelayan Hamadi dan DOK IV dalam rangka mengecek masalah-masalah yang ada,” ujar Frans Pekey.
Frans Pekey mengatakan, ada beberapa hal yang terungkap dari kunjungan hari ini, selain akibat antrian panjang untuk megisi solar, tapi juga bagaimana distribusi BBM Nelayan, sehingga mempengaruhi kenaikan harga ikan di Kota Jayapura.
“Dari kunjungan tadi, terhadap pengelola di SPBU Entrop. Pertamina dan Bank Indonesia memberikan masukan-masukan yang sangat baik untuk dibenahi,” terang Frans Pekey.
Seperti masalah antrian panjang di SPBU Entrop, harus melakukan upaya maksimal untuk mengurai kemacetan, tentu dengan mengatur sistem jam pelayanan terutama solar antara pukul 15.00 sampai 20.00 dan 21.00 Wit.
Baik untuk kendaraan di kota Jayapura maupun yang keluar ke Wamena, Sarmi dan Kabupaten lain.
“Jadi bagaimana mengatur sistem pelayanan, hal itu kata Pj Wali Kota, sudah disampaikan oleh PT. Pertamina agar lebih tertip dalam pelayanan termasuk transaksi non tunai saat pengisian BBM,” ujarnya.
Nantinya, masyarakat tidak lagi membayar menggunakan uang cash namun hanya transaksi non tunai, guna mempercepat proses bagi setiap pengendara roda dua maupun roda empat.
Kami juga minta kepada PT Pertamina untuk mengurai kemacetan antara yang mengisi BBM di dalam maupun di luar kota. Mungkin untuk pengisian kendaraan dalam kota bisa diatur di SPBU yang ada sedangkan di luar kota pada SPBU lain.
“Pemerintah kota mengharapkan agar SPBU yang rencana akan dibangun di Holtekamp dikhususkan untuk melayani kendaraan dari luar kota Jayapura,” ucapnya.
Kemudian dikatakan, ketika melakukan sidak di SPBU nelayan baik Hamadi dan Dok IV ada beberapa persoalan yang terungkap..
“Menyangkut data dan juga operasional tidak selamanya stok BBM yang diberikan tidak cukup, tapi ada kemungkinan yang terjadi adalah kelangkaan karena sistem distribusi,” ujarnya lagi.
Menurut Frans Pekey, ada yang dilayani di luar data yang ada, bahkan di luar nelayan juga dilayani.
“Kami sudah sepakat dengan Pertamina dan para pengelola untuk mendorong dengan pembayaran secara digital untuk menertibkan bagaimana pelayanan BBM jenis Solar maupun Pertalite bagi nelayan,” kata Frans Pekey.
Pertamina sudah merancang itu, seraya berharap segera kita tertibkan baik dari data sistem pelayanan digitalisasi dan khusus untuk SPBU nelayanan Dok IV harus menggunakan dispenser karena selama ini hanya manual.
Semua ini dengan harapan, agar para nelayan bisa mendapat kebutuhan BBM dengan tertib sesuai dengan kuota yang disediakan. kemudian dia bisa melaut membawa ikan untuk dikonsumsi masyarakat kota Jayapura,” pungkasnya.
(red-tp)